Keturunan terpilih

14 3 0
                                    

    Jam tiga sore Haris pamit kepada ibunya untuk menemui Radit yang sudah menunggu di danau.

    "aku pamit bu pergi ke danau"
"baiklah tapi pulangnya jangan terlalu sore"
"tentu saja"

    Haris berjalan dengan santai menuju danau, diperjalanan Haris melihat seseorang setelah lebih dekat lagi ternyata itu Olivia.

   "hi via, kau mau kemana ?"
"Oh... Haris aku mau pulang"jawabnya dengan nada suara lemah.
"Apa kamu sedang sakit ?"

    "tidak, aku baik – baik saja terima kasih sudah menghawatirkanku"

   "jawab saja yang sebenarnya kitakan berteman"ucap Haris sembari menepuk bahu via.
"aduh"

   "kenapa ? apa aku menyakitimu ?"tanya Haris kebingungan
"tidak, ini karena tubuhku memar - memar"
"siapa yang melakukanya ? akan ku balas dia"

    "untuk kekuatanmu saat ini ku rasa itu tidak mungkin"diiringi tawa kecil
"apa maksudmu ?"
"sudahlah lupakan saja, ngomong - ngomong kau mau kemana ?"

    "aku mau ke danau menemui Radit sekalian bertanya soal tulisan ini munkin dia tahu sesuatu"ucap Haris mengeluarkan secarik kertas dari sakunya.

   "boleh ku lihat ?"
"tentu ini"ucap Haris memberikan kertas itu.
"apa kau tahu sesuatu"
"tentu saja, ayo ikut aku"ucap via mengajak Haris pergi kearah danau

    "sebenarnya ada apa ?"tanya Haris tetapi tidak dijawab oleh via malah terus berlari kearah danau.

    Sesampainya disana via terlihat mencari - cari sesuatu lalu datanglah seseorang kearah mereka berdua.

   "hallo via, ris ! kemana saja kamu aku tunggu - tunggu"ucapnya kepada Haris
"ah… maaf tadi ada sesuatu yang harus ku selesaikan"

    "via apa yang sedang kamu cari ?"tanya Haris bingung
"erm… kemarilah letakkan tanganmu di kertas ini dan Radit kau pegang tangan Haris yang satu lagi"

    "untuk apa ?"tanya Radit yang sama - sama bingung.
"sudah lakukan saja"

    Setelah Haris meletakan tangannya keajaiban terjadi seketika cahaya yang sangat terang keluar dari kertas itu, Haris perlahan mulai membuka matanya setelah cahayanya mulai memudar dia terkejut karena berada ditempat yang asing kembali.

    "selamat datang para penyelamat dunia"
"apa kau berbicara pada kami ?"tanya Haris pada sesosok bayangan putih di hadapannya.

    Bayangan itu benar benar putih seluruhnya, tapi pada wajahnya tidak terdapat apapun hanya hidungnya saja
"tentu saja, kalian ini keturunan yang terpilih. Namamu Haris bukan ? ku berikan kristal ini padamu gunakanlah sebaik - baiknya jangan kau gunakan untuk kejahatan sebaliknya kau harus mengalahkan kejahatan dengan kekuatan kristal itu"

    "apa maksudmu ?"tanya Haris bingung dengan apa yang telah terjadi.
"nanti kau juga akan mengerti semua yang kau mimpikan memiliki hubungan, dan kau Radit kita akan bertemu lagi nanti"

    Haris dan Radit kembali ke tempat semula mereka kebingungan dengan apa yang terjadi, akhirnya Radit memutuskan untuk mengajak Haris pulang.

   "tunggu sebentar via kemana ?"
"aku tidak tahu, sudah ayo kita pulang nanti ibumu menyalahkanku lagi"
"baiklah, tapi apa yang ingin kamu bicarakan sebelumnya"
"Hmmm... Nanti lagi saja deh"

    Ketika Haris akan masuk kerumahnya terjadi sesuatu yang aneh, Haris merasakan getaran hebat pada kedua matanya yang menyebabkan rasa sakit ke sekujur tubuhnya.

   "aaa... mataku ! Mataku !"
"ris ada apa ? kenapa matamu ?"tanya Radit bingung sekaligus terkejut.
"aku tidak tahu, hah... aneh tiba - tiba hilang"

    "ris, itu matamu !"
"kenapa ? kenapa mataku ?"
"matamu berubah menjadi biru"ucap Radit takjub.

    "apa ? itu tidak mungkin"
"kalau kau tidak percaya cepat masuk lihatlah di cermin"
"baiklah"

    Dengan segera Haris masuk kerumah mencari -cari cermin tapi tidak berhasil ditemukan.

    "apa yang sedang kamu cari nak ?"
"ibu apa benar mataku berubah menjadi biru"
"kenapa bisa seperti itu ?"ibu sangat terkejut ternyata memang benar.

    "jadi benar ya"
"tenang ibu akan menelepon dokter mata, kamu tunggu saja di kamar"ucapnya menenangkan. Haris lalu masuk kedalam kamarnya, sekitar 15 menit kemudian pintu terbuka muncul ibu dan seorang dokter bersamanya.

   "coba buka matamu"ucapnya. Haris menurut saja karena dia juga tidak tahu apa yang terjadi.
"setelah saya periksa anak ibu baik baik saja"
"tapi matanya"ucap ibu khawatir dengan keadaan Haris.

   "saya mengerti, tapi dia tidak apa - apa saya juga tidak tahu apa penyebabnya"
"tapi anak saya akan baik - baik sajakan dok ?"
"tentu saja"
"kalau begitu terima kasih maaf kalau membuat anda repot"

    "tidak apa - apa itu sudah kewajiban saya. Oh ya, kalau saya menemukan penyebabnya nanti saya akan memberi tahu ibu"

    Ibu Haris dan dokter mata pergi meninggalkan kamar Haris. hari pertama masuk sekolah, Haris pergi berangkat sekolah menaiki sepeda setelah memarkinkanya di tempat yang disediakan lalu berjalan menuju ruang kelas disepanjang koridor semua orang melihat Haris dengan tatapan keheranan.
"ini pasti karena mataku berubah warna"gumam Haris dihatinya.

    Dari masuk hingga pulang sekolah Haris tak henti - hentinya ditanya teman - temannya mengenai matanya. Haris lega sekali karena sudah dirumah dan tidak ada orang yang menanyakan perihal matanya, baru saja Haris merebahkan tubuhnya di kasur Handphonenya berdering setelah dilihat ternyata itu dari Dio

    "ris aku menunggumu dibekas taman bermain bersama Radit tempat yang kumaksud ada di sebelah selatan 10 meter dari rumahku"

****

*To be continued...

Jangan lupa komen dan vote !
Salam....

The Magic Crystal[revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang