Tarian pedang

24 3 0
                                    

  "untuk hari ini sudah cukup, kalian semua boleh pulang"
"ayo ayo pulang"ajak seorang murid bernama Yugi.

    Haris berjalan dengan perlahan menuju rumah, diperjalanan pulang dia bertemu seseorang yang sedang kebingungan.

    "apa kamu mencari seseorang ? siapa namamu ?"tanya Haris pada seorang wanita yang ditemuinya dia memakai jubah aneh yang menutupi hampir seluruh tubuhnya hanya sebagian wajah dan kaki yang tidak tertutup.

     "ya, tapi sepertinya kamu sibuk karena itu"ucapnya menunjuk  kebelakang Haris yang diikuti semua orang lari terbirit - birit seperti meliahat sesuatu yang mengerikan.
"monster......monster"teriak semua orang yang berlari ketakutan

    "ini gawat cepat kamu lari"ucap Haris sambil menjatuhkan tasnya ketanah, lalu mulai bergerak maju. Memakai topeng yang Olivia berikan kemarin Haris bergerak maju.

    "laba - laba raksasa pantas saja semuanya lari ketakutan, tapi bagaimana wanita itu tahu hewan ini akan muncul, untuk sekarang tidak penting aku harus menyelesaikannya"

    Kedua tangan Haris meraih benda di pinggangnya yaitu dua pedang yang bisa muncul kapan saja bila dibutuhkan, ditariknya perlahan kedua pedang itu lalu mencapkannya ditanah.
"elemen air : bayangan air"

    Haris bersama bayangannya menyerang bersama - sama, namun semuanya dibunuh dengan mudah, seperti semua usaha yang dilakukan Haris sia - sia saja.

    "percuma saja menyerang jika seranganmu bisa terbaca dengan mudah"ucap wanita berjubah tadi bergerak maju sambil mengeluarkan sebuah pedang pendek yang lalu memanjang seketika.

   "Apa yang kau lakukan cepat lari !"teriak Haris.
Wanita itu bergerak maju, dengan pedangnya dia menyerang dan mampu untuk menghindari serangan balasan monster itu, sementara Haris terpaku tidak bergerak sama sekali.

    "hya...."teriaknya dengan menusukkan pedang, pedang itu menembus tubuh dan membuat lubang yang cukup besar sehingga monster tersebut langsung mati dan menghilang.
"hebat bagaimana kamu melakukannya ?"puji Haris kagum

    "biasa saja tidak perlu dilebih - lebihkan, oh ya perkenalkan namaku Sarah Dea Putri"
"aku Haris salam kenal, rasanya aku kenal nama itu, apa kita pernah bertemu sebelumnya ?"

    "tentu saja"ucapnya sambil membuka tudung jubahnya
"Sarah ! aku tidak menyangka. bagaimana kabarmu ? ku tebak kamu pasti mencarikukan ?"ucap Haris terkejut.

    "enak saja, tapi memang itu kenyataannya, kamu benar - benar tidak berubah ya masih seperti yang dulu"
"kamu juga, oh ya kenapa kamu mencariku ?"
"apa kamu masih menyimpan jam tangan yang kuberikkan dulu ?"

    "ya, ada dirumah. memangnya kenapa ?" tanya Haris penasaran
"Ada yang harus kulakukan" Haris dan Sarah beranjak pergi menuju kediaman Haris, diperjalanan mereka hanya mengobrol tentang hal - hal yang ringan saja.

    Semua orang yang lewat menatap mereka penuh curiga tapi mereka berdua tidak menghiraukan dan terus berjalan sampai kerumah.
"aku pulang"
"oh Haris"jawab ibu dari ruang tamu. "siapa itu ris ?"

    "oh ibu lupa ya, ini Sarah tetangga kita dulu"
"Ah... ya ibu ingat kamu tambah cantik saja dengan rambut segitu, ayo kemari masuklah"ibu Haris mempersilahkan masuk, diruang tamu disediakan makanan kecil dan minuman. Haris turun dari kamarnya setelah berganti baju.

    "ini jamnya"ucap Haris mem-berikan jamnya.
"terima kasih"
Sarah memperhatikan detail jam tersebut seperti sedang mencari sesuatu.

    "Apa yang mau kamu lakukan dengan jamnya ?"
"ini dia, jika kamu perhatikan ada lubang sangat kecil di jam ini" Sarah mengambil sebuah jarum kecil lalu memasukkanya kelubang yang ditunjuknya, setelah masuk kaca penutup jam bergeser lalu keluar sedikit demi sedikit kristal putih dari jam tersebut.

    "hebat selama ini kukira itu hanya gambar, bagaimana kamu melakukan itu ?"
"rahasia, ini kukembalikkan"ucap Sarah memberikan jam itu kembali.
"kamu ini"

    "Oke, sekarang sudah selesai. Kalau begitu tante aku pulang dulu. Haris malam nanti kutunggu kau disana, sebaiknya kamu datang"
"nanti dulu, ini bawa kerumah. hati - hati di jalan"ujar ibu Haris memberikan bingkisan
"terima kasih tante, dah..."

    Malamnya sekitar jam 9 malam Haris tiba kedalam dimensi walau disebut malam tapi didalam dimensi tersebut masih siang karena tidak ada malam hari didalam dimensi tersebut. Dicarinya Sarah tapi tidak terlihat sama sekali.

Booomm....!
Ledakan terjadi diatas sebuah pulau yang mengapung di ikuti tumbangnya sebuah pohon besar, Haris segera pergi ketempat ledakan terjadi sesuai dugaannya Sarah yang melakukannya.

   "tumben sudah datang, biasanya kamu selalu terlambat"ejek Sarah
"enak saja, jadi kenapa kamu menungguku disini"
"suuut... ada yang datang"Dua orang tiba di bawah ternyata Radit dan Olivia

    "mereka hanya temanku"
"apa yang kau lakukan ris ? mata itu siapa dia ?"ucap Radit ketika tiba di pulau mengapung
"Ah... Ini pertama kalinya ya. Perkenalkan namanya Sarah, Sarah ini temanku Radit dan Olivia"ucap Haris memperkenalkan ketiganya
"salam kenal aku Olivia"ucap Via dengan senyuman.

    Mereka saling bercerita tentang diri mereka masing - masing, Radit dan Olivia akhirnya mengetahui bahwa Sarah adalah teman masa kecil Haris.

    "hey dit, mau tidak kamu berduel melawanku ? aku ingin tahu seberapa kuat aku sekarang"tantang Sarah percaya diri

    "baiklah ku terima"
"ris, sebaiknya kamu perhatikan"ucap Sarah kembali dengan nada mengejek.
"hei dit, sebaiknya kamu jangan meremehkannya"saran Haris.

    Mereka berdua sudah saling menatap Radit mengeluarkan senjata miliknya yang berbentuk pisau melengkung. Pisau itu sangat cocok untuk elemen angin, Sarah juga mengeluarkan pedang miliknya.

    "oh ya, kita bisa memakai apa saja yang kita punya oke"
Pertarungan sengit terjadi, Sarah terlihat lebih unggul walaupun hanya menggunakan pedang saja. beberapa serangan angin Radit berhasil dihindari, sepuluh menit kemudian Radit menyerah karena tubuhnya penuh dengan luka - luka sementara luka Sarah tidak terlalu banyak.

    "kamu hebat walaupun hanya dengan pedang"puji Via tersenyum pada Sarah
"Terima kasih. Kalau begitu aku pulang duluan aku sudah lelah"
"aku juga"ucap Radit setuju
Semuanya pulang meninggalkan dimensi yang indah itu. kembali ke tempat mereka masing - masing melakukan teleport sebelumnya.

*To be continued....

Gimana ramekan ! Oh ya untuk chapter selanjutnya aku kasih sedikit info klo pengguna kristal terakhir muncul dan kristal hitam mulai menyerang...

Penasarankan ! Tunggu kelanjutannya...

Salam...

The Magic Crystal[revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang