Munculnya pria bertopeng

23 4 0
                                    

*menurut readers Haris gimana?

    Hari ke-6 di bulan april, hari ini semua murid melakukan tes tentang pertarungan bela diri mengenai gaya bertarung, bertahan, dan cara menyerang.

    "baiklah hari ini kalian bapak tes, yang pertama memulainya Haris dan Dio kalian yang pertama kali "panggil Pak Sudrajat, mereka berdua mulai dengan memasang kuda-kuda mereka.

    Pertarungan sangat seru terjadi antara keduanya saling pukul dan saling tahan terjadi Haris yang tidak ingin kalah dari teman baiknya terus melawan, namun Haris harus mengakui kekalahannya dari temannya itu karena Dio sudah berhasil mengunci pergerakannya dengan berada diatas Haris yang tergeletak di tanah dengan tangan kanan dikepalkan siap memukul wajah Haris.

    "sudah cukup pemenangnya Dio"cegah Pak Sudrajat menghentikan pertarungan agar tidak berlarut - larut.

    Haris pergi untuk beristirahat di pikirannya masih terpikir pertarungan tadi bagaimana Dio bertarung sangat hebat, yang masih terpikirkan dibenaknya hanyalah tinggal pukulan terakhir yang terlanjur dihentikan oleh pak guru karena tatapan mata yang ditunjukkan oleh Dio berbeda dari biasanya.

    "tatapannya padaku begitu dingin tidak itu lebih seperti dipenuhi oleh dendam dan amarah yang sangat besar tapi pada siapa dia tujukan"gumam Haris didalam hatinya.

    "woi..."ucap Radit ditengah lamunnan Haris.
"aduh kamu ini !"
"ada apa ? apa yang kamu pikirkan ?"tanya Radit cemas kepada temannya itu.
"tidak, tidak ada apa - apa"ucap Haris sedikit memalingkan wajahnya menyembunyikan apa yang dipikirkannya.

    Radit hanya tersenyum melihatnya, karena sudah berteman cukup lama dia sudah tahu perilaku temannya itu ketika menyembunyikan sesuatu.

****

Membasuh wajahnya dengan air untuk membersihkan keringatnya, Dio menatap lurus pada bayangan dirinya sendiri di cermin.

    "ada apa ? hmm... kau terlihat murung"
"kau ? apa yang mau kau lakukan tadi padanya ?"tanya Dio pada bayangan dirinya sendiri dicermin, seakan hidup bayangan itu menjawab.

    "tidak ada, aku hanya akan memukulnya saja lagi pula aku sedikit terbawa suasana"

    "bohong ! kau bisa melakukan sesuka hatimu padaku tapi jangan lakukan apapun pada orang - orang terdekatku. Itu perjanjian kita bukan ?"

    "sudah kubilang aku hanya terbawa suasana"
"benarkah ?"
Dio langsung memegang kepalanya seolah terkena rasa sakit yang kuat.

    "kau tidurlah, kali ini giliranku. aku dan kau kita ini satu bukan ? aku tidak melakukan apapun tapi kau yang melakukannya aku hanya meminjam tubuhmu saja"

    Dio keluar dari toilet siswa lalu berjalan kearah kelasnya dan menghilang diantara murid - murid yang berlalu - lalang.

    Sementara itu, Haris kembali ke kelas karena jam pelajaran olahraga telah habis. ketika dia sedang berjalan dikoridor kelas terdengar suara ledakan yang keras dari arah kelas IX-F, kelas dimana Haris dan yang lainnya menempati.

    Semua orang berlari melihat apa yang terjadi di dalam kelas tersebut. Semuanya terkejut karena seluruh meja dan kursi telah hancur berkeping - keping tapi anehnya seluruh bagian tembok di ruang kelas tersebut tidak ada yang retak sama sekali padahal ledakkan tadi cukup keras.

    Kepala sekolah langsung menghubungi kepolisian untuk memeriksa kejadian yang sebenarnya.

   "pak, bagaimana apa ledakan itu berasal dari bom ?" tanya kepala sekolah

The Magic Crystal[revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang