High Quality Jomblo (Part 3)

96 10 2
                                    


"Fer kamu dimana?" Rio panik, sudah jam sebelas malam keponakannya belum pulang juga. Selama ini Ferdi tidak pernah keluar hingga selarut ini.

"Ferdi di kantor polisi Om."

"Hah! Di kantor polisi? Ngapain kamu narkoba? Mencuri?"

"Enggak Om, Om kesini dulu deh biar Ferdi jelaskan."

Agak tergesa-gesa Rio menuju kantor polisi. Dia cemas sesuatu terjadi pada Ferdi. Setahu dia Ferdi adalah anak baik-baik, tidak pernah terlibat narkoba maupun tawuran. Ferdi juga anak penurut pada orang tua walaupun kadang agak usil dan nakal.

"Om!" Ferdi menyambut Rio dengan gembira. Sementara raut cemas belum hilang dari muka Rio

"Om!" Ferdi menyambut Rio dengan gembira. Sementara raut cemas belum hilang dari muka Rio.

"Ada apa ini sebenarnya?" Tanya Rio heran melihat beberapa anak disitu. Mereka berlima yang ternyata adalah teman sekolah Ferdi.

"Maaf Pak, bisa bicara sebentar." Kata salah seorang polisi kepada Rio.

Polisi itu menjelaskan bahwa Ferdi dan teman-temannya

"Ada apa ini sebenarnya?" Tanya Rio heran melihat beberapa anak disitu. Mereka berlima yang ternyata adalah teman sekolah Ferdi.

"Maaf Pak, bisa bicara sebentar." Kata salah seorang polisi kepada Rio.

Polisi itu menjelaskan bahwa Ferdi dan teman-temannya terjaring razia gabungan. Mereka sebenarnya tidak 'bermasalah' hanya saja anak-anak itu memalsukan plat nomor mobil yang mereka tumpangi.

"Mobil ini harusnya berplat merah tapi ternyata telah diganti menjadi plat hitam. Untuk itu terpaksa mobilnya kami amankan, dan anak-anak itu berhubung mereka juga masih di bawah umur maka mereka juga kami amankan disini. Kami sudah menyuruh anak-anak itu menghubungi orang tua mereka masing-masing tapi nampaknya tidak ada yang berani."

"Baiklah Pak, saya akan coba membujuk anak-anak itu untuk menghubungi orang tuanya."

Rio mendatangi anak-anak itu. Mengatakan pada mereka bahwa tidak menghubungi orang tua mereka akan mengakibatkan dampak yang jauh lebih buruk. Anak-anak itu memang ketakutan, tapi Rio kembali mengatakan bahwa orang tua mereka tak akan marah, barulah anak-anak itu mau menghubungi orang tuanya.

Pukul satu dinihari urusan itu baru selesai. Mobil bisa diambil keesokan harinya setelah membayar sanksi bukti pelanggaran. Ternyata salah satu teman Ferdi adalah anak pejabat. Dia meminjam mobil orang tuanya tanpa izin. Masih untung si pengemudi memiliki SIM, jika tidak mungkin sanksinya lebih berat.

"Makanya Fer kalau nggak dikasih izin jangan maksa minjem." Nasehat Rio.

"Kan bukan Ferdi Om...." Kilah Ferdi.

"Ya pokoknya kalau ada temanmu yang kayak gitu harus kamu kasih tahu lah....Ini kalau Mamamu tahu bisa panjang urusannya."

"Jadi gimana dong Om?" Ferd mulai ketakutan. Membayangkan Mamanya marah besar dan kemudian Papanya juga turut memarahinya.

"Bilang saja kamu nginep di rumah Om."

Rio membawa Ferdi ke apartemennya tanpa menyadari ada pria misterius yang membuntutinya sejak tadi. Pria itu terus mengawasi hingga Rio dan Ferdi masuk ke dalam lift.

"Ternyata penyuka brondong dia." Gumam pria itu. Dia juga sudah mengumpulkan foto-foto sejak Rio di kantor polisi tadi.

Pria itu tersenyum penuh kemenangan.

Sebening EmbunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang