Embun (Part 1)

71 9 0
                                    

Gadis itu berjalan memasuki sebuah ruangan besar, membawa setumpuk map dan menyerahkannya kepada seorang laki-laki, bosnya.

"Ini Pak laporan yang Bapak minta." Kata gadis itu.

"Oke terima kasih. Oya presentasi yang saya minta persiapkan pecan lalu sudah siap?"

"Sudah Pak. Filenya sudah saya copy kan ke komputer dan saya share di drive agar Bapak bisa mempelajarinya melalui android Bapak."

"Aduuuhhh kamu print aja deh. Saya masih enakan baca hardcopynya daripada baca lewat hape atau komputer."

"Baik Pak." Gadis itu beranjak hendak mengerjakan apa yang diperintahkan atasannya, namun baru beberapa langkah.

"Tunggu Mbun." Yang dipanggil menghentikan langkahnya dan berpaling.

"Ya Pak."

"Tolong perbaiki komputer saya, daritadi tidak terhubung ke jaringan."

"Baik Pak."

Embun segera mengutak-atik komputer bosnya. Tak berapa lama.

"Sudah bisa Pak."

"Oke terima kasih."

Embun berlalu. Gadis itu sebenarnya gadis yang sederhana, namun ia cukup menarik. Dia juga pandai dalam berbagai hal, mulai dari bermain piano, melukis, berenang, IT, dan juga ahli dalam ilmu matematika ilmu kesukaannya sejak di bangku sekolah dasar.

Embun baru saja duduk di kursinya, bosnya sudah datang kembali.

"Ada apa Pak?"

"Saya lupa sesuatu, kartu nama kolega saya. Kamu lihat nggak Mbun? Rasanya baru kemarin saya taruh sini."

Embun tersenyum, tiga bulan bekerja sudah membuatnya cukup mengenal bahwa bosnya Erlan adalah seorang yang pelupa. Itu makanya setiap Erlan meninggalkan sesuatu baik di mejanya atau dimanapun Embun melihat dia akan menyimpannya.

"Yang ini Pak? atas nama Amir Mozadi?"

"Ya ya itu dia, terima kasih ya." Erlan berlalu.

"Sama-sama Pak." Jawab Embun sambil melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda. Itu sering terjadi kalau Erlan sudah memanggilnya ke ruangan. Bosnya yang satu itu memang unik, kadang bisa setengah harian mengajaknya berdiskusi. Tapi Embun tidak keberatan dengan semua itu.

Tiba-tiba layar di komputernya menunjukkan ada sebuah chat baru. O o kemarin Erlan login akun emailnya menggunaka komputernya. Dan sekarang ada seseorang yang mengajak bosnya chatting. Embun bingung, haruskah dia ke ruangan bosnya lagi? 

Sebening EmbunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang