Api Cemburu (Part 1)

42 2 0
                                    

Prank !!!!!

Semua barang di atas meja terhambur. Nafas Dandy memburu menahan amarah.

"Bapak tidak apa-apa?" asistennya menghampiri setelah mendengar keributan

"Keluarlah aku mau sendiri," ujar Dandy. Berangsur asistennya tersebut mengendurkan diri.

Dandy mengepalkan tinjunya. Dia tidak pernah menyangka kepergiannya kali ini benar-benar membuat hati Embun jatuh ke pria lain. Selama ini dia memang sengaja berada di sekitar Embun untuk dapat memikat gadis itu. Namun titah ayahnya untuk ke Jepang tak dapat di tolak. Meski banyak mata-mata yang mengawasi Embun namun mereka tak dapat mencegah gadis itu melakukan sesuatu.

Embun adalah gadis yang diincarnya bahkan sejak mereka duduk di bangku SMA. Embun kelas satu sedangkan Dandy kelas tiga. Entah kenapa Embun memiliki pesona tersendiri yang mampu membangkitkan hasrat untuk memilikinya. Padahal jika di lihat Embun masih kalah cantik dengan mentan-mantannya.

Hingga akhirnya kesempatan emas itu datang. Ayah Dandy, pengusaha yang memiliki banyak koneksi dengan pejabat itupun menawarkan sebuah perjodohan. Perjodohan politik yang dapat menguntungkan kedua belah pihak.

Ayah Embun yang pejabat, bisa mempermudah Ayah Dandy untuk mempercepat perizinan eksplorasi dan ekploitasi tambang batubaranya. Sebaliknya Ayah Embun telah banyak aliran dana yang diterimanya ketika pemilu yang lalu dan kinilah saatnya untuk membalas budi.

Dandy tahu sejak dulu Embun memang tidak tertarik padanya. Namun ia juga tahu selama ini tak ada pria yang tengah dekat dengannya. Maka dari itu kesempatan emas di depan matanya ini tak disia-siakannya.

Bahkan Dandy sengaja bolak-balik Jakarta-Kalimantan demi bisa terus mengawasi Embun. Dia juga menghadiahi banyak barang mewah untuk Embun namun selalu ditolaknya.

"Aku pengen hidup mandiri, pengen menikmati hidupku sebagai diriku sendiri Dan, jadi jangan lagi kamu kasih aku hadiah-hadiah seperti ini," kata Embun waktu itu. Gadis manis itu memang tidak matre seperti kebanyakan perempuan yang dikencani Dandy.

Dandy maklum dan menuruti semua permintaan Embun bahkan termasuk tidak menjemputnya dengan mobil mewah. Namun ketika dia tahu Embun ternyata sering pergi dengan lelaki lain selama dirinya tidak ada membuatnya marah dan cemburu.

"Aku tidak akan membiarkanmu lepas dari tanganku Embun, lihat saja siapa yang menang, dia atau aku." Dandy bergumam seraya meninju meja kerjanya. Kali ini asistennya tidak kembali datang karena tahu Dandy tidak mau diganggu.

Dandy mengeluarkan ponselnya, mencari nama yang sudah lama ia lupakan.

"Hai Fris"

"Hai Dandy, apa kabarmu? Kenapa kamu tak pernah menjawab telponku?" jawab gadis di ujung telpon marah.

"Aku nggak butuh omelanmu Fris, aku hanya butuh kamu."

"Oke, aku mau tapi ada syaratnya."

"Kamu mau bermain syarat denganku? Baiklah." Dandy tersenyum nakal.

"Ketemu dimana? Di tempat biasa?"

"Biar aku yang menjemputmu," ujar Dandy seraya memutuskan sambungan telepon.

Dia ingin bersenang-senang malam ini, melupakan sejenak api cemburu yang sedang membakar hatinya. Awalnya dia ingin mengabari Embun bahwa tugasnya di Jepang sudah selesai. Hari ini dia baru sampai dan rencanya akan segera menemui pujaan hatinya. Tapi tanggapan dingin Embun membuatnya marah, apalagi setelah berkali-kali dia tehubung dengan nada sibuk dari nomor Embun.

Maka setelah itu Dandy putuskan untuk bersenang-senang dahulu. Pikirannya masih runyam dan perlu penyegaran agar ia dapat membuat rencana yang akan membuat Embun terikat selama-lamanya pada dirinya.

Sebening EmbunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang