Part 12

526 38 4
                                    

Sorry for typo:)

Seseorang sedang memandang remeh laki-laki yang kini berada dihadapannya.
"Gue cuma minta satu dari lo." ucapnya dengan senyum miringnya.
"Gue udah bilang, kalo itu bukan salah gue." ucap laki-laki dihadapannya

"Gue gak akan pernah maafin lo sebelum lo mati." ucapnya dengan nada yang meninggi dan penuh penekanan.
"Udah Ga mendingan kita pergi ngapain juga ngeladenin orang kayak gini." ucap seseorang disebelah laki-laki tersebut dia adalah Ari dan laki-laki itu adalah Arga, dihadapannya adalah Daffa seseorang yang sangat membencinya.

"Gue gak akan lepasin lo, dan lo lebih baik diem aja." ucap Daffa sambil menunjuk Arga dan Ari secara bergantian.
"Lo yang seharusnya diem sampah." ucap Abi yang sedari tadi hanya diam menahan emosinya yang sudah meluap-luap.

Bugh

Satu tonjokan tepat mengenai wajah Abi yang menyebabkan ujung bibirnya sobek dan mengeluarkan darah. Ketika Abi ingin membalas, Arga sudah terlebih dahulu memukul wajah Daffa dengan emosi yang memuncak.
Dan disitulah terdapat perkelahian yang tidak seimbang karena teman Daffa sangat banyak dibandingkan Arga yang hanya dengan Ari dan Abi.

"Gue udah bilang kalo gue gak salah."

Bugh

"Gue gak peduli lo yang salah atau siapapun."

Bugh

Perkelahian mereka terhenti karena ada Pak Yanto yang melihat mereka. Mereka lari menghindar dari kejaran Pak Yanto karena kalau mereka semua tertangkap, habislah mereka yang akan dibawa di ruang BK.

Arga dan kedua sahabatnya segera menuju ke parkiran untuk mengambil motor mereka dan melesat pergi dari area sekolah.

Mereka menuju  rumah pohon untuk membersihkan muka mereka yang babak belur karena adu tonjok tadi.

"Gila! sebenernya apasih mau Daffa?" tanya Abi sembari membersihkan luka yang ada diwajahnya dengan sesekali meringis.
"Lagian itu kan bukan salah Arga." sanggah Ari yang duduk disebelah Abi.
"Bunuh gue." ucap Arga secara tiba-tiba.
"Hahh bunuh lo!!" jawab Ari dan Abi secara bersamaan.
"Dia cuma mau bunuh gue." ucapnya lagi dengan tatapan lurusnya menatap kosong kedepan.

*
Dilain tempat Daffa beserta teman-temannya sedang membersihkan luka mereka yang terkena pukulan Arga dkk, dia membersihkan lukanya dengan seulas senyum meremehkan.

"Kita tunggu tanggal mainnya." gumamnya dengan pelan yang masih bisa didengar oleh teman-temannya sedangkan yang lain hanya ikut tersenyum miring meremehkan.

"Jadi kapan kita mulainya Daf?" tanya Raffi.

"Kita harus apa Daf?"
"Tenang aja, gue udah punya cara supaya dia hilang dari dunia ini." jelas Daffa dengan seulas senyum miringnya.

"Kita tunggu tugas dari lo." seru Roni.


*
Dilain tempat, Vania sedang berbaring di tempat tidurnya sambil menatap langit langit kamarnya

"Apa gue bisa ngerubah Arga kayak diminta temen temen?"

Vania mulai berpikir untuk membatalkan janjinya dulu dan berniat untuk tidak mengganggu Arga lagi tapi didalam hatinya, ia mulai mencintai ahh ralat belum sampai mencintai atau lebih tepatnya menyukainya.

Apa yang harus ia lakukan?
Apakah ia harus berhenti atau melanjutkan misinya?

Maafkan ya kalo pendek kan katanya pengen
cepet-cepet
Hehe😂😁

MencintaimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang