Taehyung👻 00

8.5K 322 40
                                    

"NUNIM!!!"

"NUNIM!!!!!!"

"JI EUN NUNIM!!!"

"LEE JI EUN NUNIM!!!"

Teriakan yang menggelegar dari arah koridor itu semakin lama semakin nyaring terdengar. Gemanya hingga membuat gadis cantik berbadan mungil yang sedang tidur dengan kaki naik ke atas meja itu terbangun. Dia menggeliat mencoba terlelap lagi, namun tak bisa. Suara keras yang terus meneriakkan namanya itu benar-benar menganggu.

"Berisik," racau gadis bernama Lee Ji Eun itu dengan mata terpejam.

Semua orang yang mendengar Ji Eun meracau langsung memberhentikan aktivitasnya. Kilat mata mereka seketika berubah menjadi setajam elang. Siapa yang berani mengganggu tidur ketua?! Ketua yang sangat mereka hormati, hargai, segani, dan mereka junjung tinggi lebih dari apa pun jadi terbangun dari tidurnya. Jangankan menyentuh sehelai rambutnya, hanya mengganggunya tidur saja dapat dipastikan nyawamu melayang!

Tak lama seorang pemuda menampakkan dirinya di ambang pintu kelas. Dia tampak menunduk dengan tangan bertumpu pada lutut sambil mengatur napasnya yang tersengal-sengal.

"Hya! ¹Mwo haneun geoya?!" ucap Cha Eun Woo, tangan kanan Ji Eun, sangar pada pemuda itu.

"Oh? Dia Cho Hyun Shik, anggota baru kita."

"Anggota baru? ²Jugeullae?! Lo berani-beraninya ganggu ketua!" ucap Eun Woo.

"Mi-mianhamnida. Hosh! Itu... Jungkook hyung... hosh! da-dalam bahaya," jelas Hyun Sik sedikit terbata-bata karena napasnya yang masih belum teratur.

Eun Woo mengernyitkan dahinya, "Jungkook? Jeon Jungkook?"

Hyun Sik menganggukkan kepalanya, "Tadi... hosh! Aku liat dia dibawa anak SMA Shindongshin."

"Shindongshin? Brengsek, mereka mulai lagi. Lo liat ga mereka membawanya kemana?" tanya Eun Woo.

"Tidak, tapi kurasa Jungkook hyung dibawa ke markas mereka," ucap Hyun Sik.

Semua yang mendengarnya menjadi geram. Ini sudah kesekian kalinya dia mengusik mereka. Ji Eun yang asalnya acuh tak acuh dan hanya memejamkan matanya langsung bangkit dari duduknya. Sesuatu yang panas tiba-tiba saja menjalar dari dalam dadanya.

"Dimana tempatnya?" tanya Ji Eun dingin, dia berusaha keras agar amarahnya tak menggelora.

"Di bangunan tak terpakai daerah Ssangmun-dong, nunim," jelas Hyun Sik.

"Bersiaplah. Kita ke sana sekarang juga."

"Ne, nunim!"

🍁🍁🍁

Di sinilah mereka sekarang, berdiri berhadap-hadapan dengan puluhan murid SMA Shindongshin. Angin musim gugur yang dingin di kala sore hari berhembus mencoba merelai mereka, namun nihil mereka terlanjur tersulut api kemarahan. Berani menyentuh Jungkook yang merupakan anggota kesayangan Ji Eun adalah kesalahan besar. Meski Ji Eun perempuan dan semua anggotanya laki-laki, tetapi mereka semua sangat menghormati Ji Eun. Apa pun yang Ji Eun sukai dan benci semua anggotanya ikut merasakan hal yang sama. Itulah arti solidaritas bagi mereka.

"Lihatlah siapa ini? Bukankah dewi Sungji yang terkenal itu?" ucap Choi Dong Hoon, ketua SMA Shindongshin, yang berdiri paling depan di antara pasukannya.

"Mana Jungkook?" tanya Ji Eun tanpa berbasa-basi.

"Seperti yang mereka bilang, lo cantik," ucap
Dong Hoon tak mengacuhkan Ji Eun. Dia tak sadar bahwa Ji Eun saat ini sedang menahan amarahnya.

"Dimana Jungkook?"

Dong Hoon menyeringai, "Jungkook? Siapa dia?"

"Jangan bercanda! Gue tadi liat kalian membawanya!" terjang Hyun Sik kesal.

Ji Eun melirik Hyun Sik sekilas dari ekor matanya, "Anggota gue bilang lo membawanya."

"Sebentar. Jungkook? Ah... Maksudmu si pecundang yang lemah itu?"

Dong Hoon menggeser tubuhnya, begitu pun seluruh anggotanya ikut bergeser hingga tampaklah Jungkook di belakang sana tengah terduduk di tanah dengan luka lebam di seluruh wajahnya.
Napas Ji Eun menggebu-gebu, kedua tangannya terkepal kuat. Dia tidak yakin bisa menahan amarahnya lagi. Berani sekali mereka menyentuh anggota kesayangannya yang lemah itu. Tak akan dibiarkan! Tamatlah riwayat kalian!

Ji Eun melirik sedikit ke arah Eun Woo yang berdiri tepat di sampingnya. Eun Woo seakan mengerti hanya dengan lirikan sang ketua pun langsung memberi aba-aba kepada seluruh anggotanya untuk maju. Tawuran antara SMA Sungji dan SMA Shindongshin pun tak terhindarkan. Semua saling adu pukul, ada yang dengan tangan kosong ada pula yang menggunakan balok kayu. Sementara Ji Eun dan Eun Woo tidak turun tangan dan hanya memperhatikan dari kejauhan.

Tak sampai sepuluh menit SMA Shindongshin berhasil dikalahkan. Mereka semua tergeletak tak berdaya di atas tanah, termasuk Dong Hoon. Dari jumlah orang saja sudah kalah, berani-beraninya mengganggu seekor singa betina yang sedang terlelap. Ji Eun menyeringai lalu berjalan perlahan mendekati Dong Hoon yang kini telungkup mencium tanah, ia sudah tak berdaya lagi.

Ji Eun berjongkok lalu mengangkat dagu Dong Hoon agar menatap matanya. "Sekali lagi lo sentuh anggota gue, liat aja ini ga akan berhenti hanya sampai di sini." Dong Hoon yang sudah babak belur tak bisa berbuat apa-apa, hanya untuk membuka mulut pun tak bisa.

Ji Eun melepas dagu Dong Hoon dengan kasar lalu berdiri. "Tangan mana?" tanyanya singkat, tenang, dingin, dan tajam.

Dong Hoon diam, dia menangis dalam ketidakberdayaannya.

"Tangan mana yang lo gunakan saat menghabisi Jungkook?"

"Jawab!" Eun Woo yang siap sedia selalu di samping Ji Eun langsung menendang tubuh Dong Hoon hingga ia mengerang kesakitan.

"Gue tanya sekali lagi. Tangan mana yang lo gunakan saat menghabisi Jungkook?" ulang Ji Eun.

Dong Hoon yang sudah benar-benar tak berdaya mengangkat tangan kanannya lemah. Ji Eun tersenyum miring, sambil menghisap batang rokoknya yang tinggal setengah dia dengan santainya...

"AKKKHHHHH!!!!!!!!!!!"

...menginjak tangan Dong Hoon.

[2 Oktober 2017]

My Perfect Happy VirusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang