Taehyung👻 12

1.9K 241 23
                                    

Semilir angin dingin berhasil menarik kesadaran Ji Eun dari kegelapan yang melenakan. Dibukanya mata perlahan, mengerjapkannya berkali-kali sebelum akhirnya membulat sempurna. Hal pertama yang ia lihat adalah hamparan langit hitam dengan bulan menggantung indah di atas sana berserta prajuritnya yang berkerlapan. Ah, rupanya hari telah malam.

Sebentar, ini dimana?

Seingatnya tadi langit masih bersinar lembayung. Dengan kerutan menghiasi dahi, Ji Eun mengedarkan pandangannya. Deretan pertokoan yang sudah tutup, jalanan yang sepi, serta cahaya remang dari lampu-lampu jalan; semuanya tampak tak asing. Ji Eun bangkit dari posisi tidurnya, dan kini ia mengerti mengapa punggungnya terasa nyeri. Dia ternyata telentang di atas jalan; benar-benar di atas kerasnya aspal tanpa bantalan apa pun. Sungguh membingungkan, ini dimana? Kenapa ia bisa tidur di jalan? Dan ke mana perginya Taehyung? Jangan-jangan Taehyung dan semuanya pergi meninggalkannya begitu saja, membiarkannya terbaring di jalanan. Tega sekali mereka jika benar begitu.

"Malam, dewi Sungji!"

Ji Eun spontan mengikuti sumber suara. Tak jauh dari tempatnya duduk, tampak sekumpulan murid berseragam dengan balok kayu bahkan ada beberapa di antaranya yang mengacungkan pisau lipat di tangan mereka, tengah menatapnya dengan pandangan menantang. Tidak, lebih tepatnya menatap pada dirinya yang lain. Oke, ini gila. Mungkin karena benturan di belakang kepalanya sangat keras, atau entah apa alasannya, yang jelas ia melihat sosok dirinya yang lain tengah berdiri tak jauh dari tempatnya. Jika dilihat dari logo SMA Sungji di baju seragamnya, itu sosoknya beberapa bulan lalu bahkan lebih, yang jelas sebelum ia pindah sekolah. Tunggu! Ji Eun rasa ia mengerti. Meski terdengar gila dan tak masuk akal, tapi sepertinya ia terlempar ke saat setahun lalu di mana kejadian itu terjadi; kejadian di mana ia bertemu dengan penyelamatnya yang bertato barcode.

"Siapa kalian?" ucap Ji Eun- bukan, maksudnya sosok Ji Eun yang setahun lalu-dingin dan tajam.

Ji Eun yang asli hanya bisa terduduk di aspal. Otaknya masih berusaha mencerna tentang apa yang sekarang sedang terjadi. Dia tak mungkin gila, kan? Atau dia sedang bermimpi? Tapi pemandangan kejadian tahun lalu ini begitu nyata untuk dikatakan mimpi. Ji Eun mengucek-ngucek matanya, namun pemandangan di depannya tak juga menghilang, itu artinya dia pun tak sedang berhalusinasi sekarang. Ji Eun berdiri, berjalan dengan langkah limbung, mendekati sosoknya yang lain itu lalu menyentuhnya, namun tangannya menembus, hingga membuatnya nyaris terjatuh. Tak hanya itu, sepertinya bahkan tak ada yang bisa melihatnya. Lucu, sungguh menggelikan. SEBENARNYA APA YANG SEKARANG SEDANG TERJADI?!

Bruk!

"Hey~ mau ke mana? Dewi Sungji kita yang cantik dan berkuasa, jangan pikir bisa kabur."

Suara ini? Ji Eun memalingkan wajahnya, begitu pun sosoknya setahun lalu itu saat tanpa sengaja menabrak orang di belakangnya. Orang itu adalah Choi Dong Hoon. Kalian ingat? Ketua geng SMA Shindongshin yang menghajar Jungkook habis-habisan saat cerita ini bermula? Benar, dia si berengsek itu. Dengan muka penuh memar dia muncul dengan gagahnya.

"Pengecut," semprot sosok Ji Eun setahun lalu pada Dong Hoon. Matanya menatap tajam sambil diam-diam mencari celah. Di depannya sekitar lima belas orang berjaga, sementara di belakangnya ada sekitar lima orang dengan Dong Hoon yang berdiri memimpin.

Dong Hoon menyeringai-sebuah seringain paling menjijikkan yang pernah Ji Eun lihat. "Terserah lo mau bilang apa. Yang jelas malam ini kita selesaikan urusan kita." Dong Hoon diam sejenak, memegangi balutan kasa yang membungkus dua jari di tangan kanannya.

Sosok Ji Eun setahun lalu tersenyum miring, di kedalaman matanya tersimpan rasa takut, namun dengan sempurna ia sembunyikan. "Harusnya gue gak cuma patahin jari lo waktu itu."

Dong Hoon mengangkat sebelah alisnya congkak, kemudian dia menunjuk sosok lain Ji Eun menggunakan dagunya; sebuah kode yang langsung dimengerti semua pasukan yang dibawanya. Sedetik kemudian pertarungan satu lawan belasan orang pun terjadi. Dengan tangan kosong sosok lain Ji Eun menebas belasan orang itu. Merebut paksa sebuah balok kayu yang besar dan kokoh lalu menggunakannya sebagai senjata. Sesekali ia pun berusaha menghindari bogem mentah yang terus Dong Hoon layangkan. Ji Eun memang hanya perempuan, namun kekuatannya tak main-main. Jadi jangan heran kenapa gadis mungil sepertinya bisa dipilih sebagai ketua saat berada di SMA Sungji.

Brak! Sraakk!

Ji Eun asli sontak saja memejamkan matanya saat sosoknya yang lain terhempas ke belakang, menyusuri jalanan aspal kelabu, dan menembus tubuh Ji Eun yang sedang berdiri mematung.

Ah, kenangan setahun lalu yang semakin lama semakin terlupakan, kini Ji Eun mulai mengingatnya kembali. Kalau tidak salah sesaat lagi penyelamatnya itu akan datang. Wah, rasanya tegang bercampur senang kala mengingat ini kembali.

Sosok lain Ji Eun yang sukses jatuh ke atas kerasnya aspal tampak bangkit, namun belum sempurna ia menegakkan tubuhnya tiba-tiba Dong Hoon melompat ke atas tubuhnya, mendorong lehernya kembali menyapu aspal. Tanpa rasa iba sedikit pun Dong Hoon mulai mencekik Ji Eun. Dan sebentar lagi ... inilah saat yang paling ditunggu.

"HYAAA!!!"

Seorang pemuda yang telah lama Ji Eun cari tiba-tiba datang dan langsung menendang keras Dong Hoon hingga membuatnya menyingkir dari atas tubuh sosok lain Ji Eun. Lalu dengan mudahnya ia melumpuhkan semua musuh yang tersisa-lumpuh hingga benar-benar tak berdaya lagi. Hanya butuh beberapa menit untuknya membereskan itu, meski lawannya ada yang membawa pisau lipat tetap saja mereka tak bisa berkutik.

Pemuda itu merapikan sekilas pakaiannya, membenarkan hoodie yang menutupi kepalanya, dan berdiri cukup lama sebelum akhirnya mengulurkan tangan pada Ji Eun-tepatnya Ji Eun setahun lalu. Dia membantunya untuk duduk. Sungguh baik sekali, tepat di saat itulah Ji Eun tanpa sengaja melihat tato barcode di sela jarinya. "Gwenchana?" ucapnya penuh perhatian.

Sosok lain Ji Eun tak menjawab, matanya menatap lurus ke sebuah titik dengan pandangan kosong.

"Lain kali jangan berjalan sendirian di malam hari. Berbahaya," tambah pemuda itu singkat, dia pun berlalu pergi begitu saja.

Dia luar biasa, bukan? Benar-benar pemuda yang berkarisma.

Sosok lain Ji Eun dengan susah payah bangkit sambil memegangi lehernya yang baru saja dicekik. "Jamkkanman!"

Teriakan lemahnya terkalahkan oleh lantunan lagu Helena dari My Chemical Romance yang tiba-tiba mengalun indah memecah keningan. Pemuda yang sudah berjalan beberapa langkah itu merogoh saku sweaternya, mengambil benda berbentuk segi empat itu, lalu mengangkat panggilan telepon yang masuk.

"Halo? Iya, gue lagi otw. Lagi di jalan sebentar lagi nyampe," ucapnya.

"Jamkkanman!"

Pemuda dengan ponsel yang masih menempel di telinganya itu memalingkan wajahnya dan tepat di waktu yang bersamaan cahaya rembulan menyorot wajahnya.

Ji Eun menahan napas, kaget bukan main. Dia sadar pemuda yang telah menolongnya itu....

Ji Eun terbangun dari tidur panjangnya. Dia merasa tubuhnya seperti baru saja dibanting. Kesadarannya yang baru seberapa, sudah merasakan nyeri di sekujur tubuhnya, terutama di bagian belakang kepalanya. Akan tetapi, sekarang bukan itu yang terpenting. Rasa senang di dalam dada mampu melenyapkan nyeri di tubuhnya.

Ternyata orang yang selama ini Ji Eun cari ada di dekatnya, dia merasa bodoh karena tak menyadarinya sejak awal. Siapa yang menyangka itu dia? Awalnya dia sempat menduga bahwa penyelamatnya itu Taehyung, tapi setelah "menyaksikan" kembali kejadian satu tahun lalu, dia jadi sadar bahwa orang itu tak lain adalah Kim Seok Jin.

Bersambung...

----------------------------------

Jamkkanman = tunggu sebentar!

[22 Desember 2017]

My Perfect Happy VirusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang