Muncul cahaya terang di balik awan pagi ini, seolah mengingatkan kita bahwa ketika musim dingin, Matahari bersembunyi di balik awan hitam. Yoongi membuka pelan matanya, lalu mengusap kedua bola mata kecil itu, dan beranjak turun dari tempat tidur, sambil menatap bingung sekitaran kamar. "ini sepertinya bukan kamarku" gumam Yoongi. ia mengacak-acak kasar rambut hitam legamnya, dan berlalu ke kamar mandi.
Sesampai dikamar mandi mata Yoongi terperangah melihat tubuhnya yang hanya memakai singlet berwarna putih. "Asataga! Bukankah tadi siang aku memakai sweater hitam?" Yoongi menatap bingung bayangannya yang berada dalam kaca kamar mandi.
Yoongi kembali keluar ke kamar dan memastikan pemilik kamar tersebut. Kamar dengan tembok bercat abu, tempat tidur dengan warna hitam gelap. Tak banyak hiasan hanya ada sebuah lukisan gerhana bulan. Terlihat anak bulan yang seolah ingin mengcover bulan, lukisan yang dapat menampakkan kesedihan. "Aku tahu melupakan Hoseok itu sulit" Alis Yoongi mengerut bingung, Ingatannya masih kacau balau. "aku ingin di jemput Hoseok, turunkan aku!" Yoongi tahu suara barusan dalam ingatannya itu suaranya sendiri. " Ahhhh. Sial" pekik Yoongi.
"aku mabuk semalam.Sialan, ini pasti kamar Jimin." Yoongi mendesis kesal.
Pakaian yang dipakai Yoongi semalam, sudah bersih dan rapi terlipat di atas meja samping tempat tidur. Segera Yoongi mengganti pakaiannya dan berlalu keluar kamar.
"hyung, kau mau kemana? Sarapan dulu" ujar Taehyung yang melihat Yoongi sedang menuruni anak tangga dengan langkah terbirit.
"ahh, nanti saja pas dirumah."
"hmm" Taehyung mengangguk iya.
"ohh iyaaa, Jimin kemana?"
"tidak tahu, aku tak melihatnya sejak bangun tadi pagi"
"Ya sudah. Aku pergi dulu yaaa. Sampaikan makasihku pada Jimin"
"ohh iyaaa..."ucap Taehyung seolah teringat sesuatu. Ia kemudian melanjutkan lagi " apakah besok kau sudah bisa mengabariku soal terapi?" tanya Taenyung.
"aku pikir bisa. Kalo begitu aku pergi dulu"
"okee. Bye"
.
.
.
Taksi yang ditumpangi Yoongi melaju dengan kecepatan standar, laju yang seolah mengikuti kecepatan angin mengalun. Yoongi menatap keluar jendela mobil, matanya bergerak mengikuti serbuk salju bertebaran ditiup angin dingin, ia mengeluarkan tangannya, merasakan dingin udara yang menyentuh kulit telapak tangannya, yaa bagai angin pantai waktu bersama Hoseok.
"Aku tahu kau tak menyukaiku, aku tahu kau tak mencintaiku" Perkataan Jimin dengan suara getar itu menggema ditelinga Yoongi seolah angin membawanya.
"astaga apa yang kulakukan pada Jimin?"Batin Yoongi, kedua belah bibirnya meloloskan lenguhan. Pikirannya mulai mengingat kejadian malam itu, mulai dari dia yang menelpon Jimin, hingga memaki Jimin, lalu memenuhi pakaian serta mobil Jimin dengan muntahannya.
Segera tanpa basa-basi Yoongi meraih ponselnya mencoba menghubungi Jimin, kali ini entah apa?, itu yang terpikirkan oleh Yoongi. "ia harus meminta maaf dan menjelaskan kesalahanya". Beberapa kali Yoongi menelpon namun nomor Jimin tidak aktif. Merasa tetap gelisah, Yoongi-pun menelpon Ayahnya untuk meminta nomor telpon kantor Jimin, setelah Ayahnya memberikan nomor, Yoongi langsung menghubungi kantor Jimin, dan seorang sekretaris menjawab panggilan itu. Ia mengatakan bahwa Jimin hari ini mengkonfirmasi tak masuk kantor dan belum ada kabar selain itu.
Yoongi terdiam ia teringat betul bisikan Jimin semalam saat ia tertidur dengan kesadaran yang seolah masih mengintari awan pikiran. "Haruskah aku pergi?, Haruskah aku melepaskanmu, membiarkanmu berjalan kemana hatimu menginginkannya."
YOU ARE READING
Sorry "I'm A Monster" ✔️ ( MinYoon)
Fanfiction"kau bukanlah monster tapi pria brengsek!, kau laki-laki brengsek Park Jimin!, kalian sama-sama brengsek, kau ataupun Hoseok" - Minyoongi Rank : #4 FUNFICTION [120119] . . Boyxboy BL