Part 14

1K 101 63
                                    

Yoongi berdiri di balkon kamarnya, sejenak ia memejamkan mata, merasakan angin musim semi yang perlahan mulai berhembus lembut. "Musim dingin akan mengingatkan ku pada kehangatanmu dan musim semi akan mengingatkanku pada senyummu, kini aku dapat merasakan cintamu yang merasuki dengan perlahan, ia menggetarkan hati ini dengan dentuman lembut, layaknya kelopak bunga yang jatuh secara perlahan namun pasti mencapai tanah. Begitulah cintamu yang kurasakan, bergerak dengan perlahan dan menyatakan kepastian. Perlahan kau menanggalkan semua kenangan dan hanya tersisa tentangmu, aku tak tahu bagaimana kau melakukannya, ini seperti sihir. Kau adalah penicilium, ku mohon selamatkan aku dari luka kenangan ini, sentuhlah aku dengan caramu" Yoongi mengatupkan kedua matanya, angin musim yang berhembus seolah membawa sentuhan Jimin padanya.

Saat sedang asyik menikmati udara malam di balkon, ponsel Yoongi tiba-tiba berbunyi kencang, mengisyaratkan panggilan penting. Yoongi dengan wajah sedikit kesal, menjawab ponselnya. "Astaga, siapa yaa manusia brengsek yang mengganggu dimalam indah ini?" Yoongi menghembuskan nafas kasar, dan meraih ponselnya, sejenak ia menatap layar ponsel yang tertera nama Kim Taehyung disana. "ohh iyaaa.. aku lupa! Aku hari ini ada janji untuk bertemu Taehyung" gumam Yoongi, kesadarannya seakan baru pulih sempurna saat ini.

"Hallo?"

"Hyung, kau dimana? bisakah kita bertemu hari ini?"

"ohh iyaa Taehyung. Aku hampir lupa ada janji denganmu, Kita bertemu ditempat biasa yaa, aku akan bersiap-siap"

"baiklah hyung. Aku akan mengajak Namjoon-hyung juga"

"okey, kalo begitu aku tutup telponnya"

"iya hyung" jawab Taehyung diikuti panggilan yang terputus.

.

.

.

Yoongi membuka perlahan pintu café, lalu mengedarkan pandangannya kedalam café, mencari Taehyung. Sekitar lima detik matanya menyusur sudut-sudut café, akhirnya mata kecil itu menangkap sosok seorang pria dengan senyum kotak yang tengah melambaikan tangan padanya.

"Tak salah lagi, itu pasti Taehyung"gumam Yoongi sembari berjalan kearah sudut café bagian kiri. Disana terlihat bukan hanya Taehyung, melainkan ada Namjoon dan juga seorang sosok pria dengan senyuman manis disamping Namjoon.

Yoongi semakin memicingkan matanya mencoba menebak sosok pria manis disamping Namjoon "Orang itu sepertinya tak asing" gumam Yoongi.

"Hallo" ucap Yoongi memberi selamat, saat langkahnya mencapai meja makan mereka.

"Ohh Hyung, kenalkan ini.."

"Seokjin" potong Yoongi.

"Yak Min Yoongi" balas sosok pria manis itu, yang tak lain Seokjin sahabat Yoongi

"Kalian saling kenal?" tanya Namjoon, menukar pandangannya antara Yoongi dan Seokjin

"Kami adalah sahabat dekat, tapi kami tidak bertemu lagi semenjak aku menikah denganmu. Kita satu kampus, tapi beda jurusan. Dia ahli beda dan aku ahli psikologi"

"Setelah Seokjin-hyung wisuda dan menikah, kita tak pernah bertemu lagi" ujar Yoongi menambahkan.

"wahhh, dunia rupanya sempit yaaa" sambung Taehyung yang diikuti tawa yang pecah di café itu.

"Seokjin ini istriku, hyung." kata Namjoon sekali lagi memperkenalkan Seokjin.

"selamat yaaa buat kalian berdua, maaf waktu itu aku tak bisa datang"

"tak apa Yoongi, aku bisa mengerti. Taehyung dan Namjoon sudah menceritakan tentangmu padaku, terkait traumamu itu" jelas Seokjin.

"baiklah, kalo begitu, aku siap melakukan terapi. Bagaimana? Setuju?" ujar Yoongi sembari melempar pandangannya pada Namjoon dan Taehyung secara bergantian.

Sorry "I'm A Monster" ✔️ ( MinYoon) Where stories live. Discover now