Keesokan harinya Yoongi pergi kerumah sakit dimana Seokjin bekerja, disana ia melengkapi beberapa prosedur untuk pendaftaran terapi, selanjutnya itu ia menemui Seokjin, mereka berdua bercakap-cakap hal-hal ringan sambil tertawa, sembari Seokjin melakukan terapi ringan agar pikiran Yoongi bisa sedikit rileks.
"ohh iyaa.. ngomong-ngomong apakah kau memberitahu Jimin soal terapi ini?"
"ummm.. tidak.. aku pikir tidak perlu"
"baiklah"
"begini, sebelum kita melakukan terapi fokus, aku ingin mengatakan padamu, bahwa hal yang menyebabkanmu untuk sulit mengingatnya adalah kamu masih belum bisa memisahkan kejadian itu dari masa sekarang. Kamu selalu merasa kejadian itu nyata sedang terjadi. Ingat kejadian itu cuma masalalu, tidak akan bisa mempengaruhi kehidupanmu saat ini"
"aku paham. Aku akan mencobanya"
"cobalah untuk fokus pada Jimin. Aku akan mengarahkanmu pada Jimin dalam kejadian itu. kematian Hoseok adalah variable lain yang mempengaruhi ingatanmu"
"aku mengerti"
"baiklah. Kita mulai"
_
"Yoongissi"
Panggilan seseorang yang seolah memanggil membangunkannya. Yoongi membuka matanya pelan-pelan ketika mendengar suara itu. ia mengerjapkan beberapa kali matanya, cahaya yang menyerang tepat dimatanya serasa begitu menyengat penglihatan. Ia melihat sekelilingnya yang terasa berbeda namun tak asing.
Yoongi segera menganalisa sekitar, ia memandangi sudut-sudut ruangan itu, lalu ia menemukan sosok laki-laki dengan kaos putih lengan panjang dan celana panjang putih polos, berjalan kearahnya. "Hoseok?" gumam Yoongi pelan sekedar memastikan sosok itu.
"sadarlah, itu bukan Hoseok! itu Jimin." Yoongi mendengar sebuah suara yang membimbingnya bagai suara hati disuatu tempat kejauhan.
"Jiminssi" panggil Yoongi. sosok laki-laki itu berjalan melewati Yoongi seolah tak mengenal Yoongi. dengan bertelanjang kaki Yoongi bangun dari dudukannya dan berjalan mengikuti laki-laki itu.
"Jiminssi" panggil Yoongi lagi, namun tak ada respon dari laki-laki itu. Yoongi merasa dirinya dan laki-laki itu terpisah bagai ada selaput tipis yang membatasi mereka berdua.
Yoongi berdiri dibelakang pria itu dan ikut memandangi apa yang sedang diamati pria itu. "Bukankah itu Hoseok?" gumam Yoongi lagi. Seakan terjadi loncatan waktu. Yoongi tersadar bahwa saat ini dirinya berada didalam perpustakaan 2 tahun yang lalu. Perpustakaan tempat dimana ia bertemu Jungkook, serta hari dimana Hoseok menghampirinya dan menggenggam erat tangannya.
Disana ia menyaksikan Jungkook yang tak lama pergi meninggalkan dirinya dan Hoseok. Senyuman lebar Hoseok terjadi diperpusatkaan itu, genggaman Hoseok yang seolah menggetarkan bagian tertentu dalam hati Yoongi. Air mata itu tak sadar menetes begitu saja, meyaksikan kebahagiaan masalalu yang terasa bagai kenyataan.
Disisi lain Jimin, laki-laki yang dikuti Yoongi itu, seakan berdiri disuatu sisi dengan pandangan lurus kearah Hoseok dan Yoongi. Pandangannya begitu dingin dan tegas, Yoongi yang berdiri memandanginya bahkan merasa tatapan sedalam itu dapat menelanjanginya.
Yoongi mengamati semua kejadian bagai teleportasi. Setelah beberapa menit laki-laki itu tiba-tiba berbalik dan berjalan meninggalkan perpustakaan. Hatinya yang dingin itu seakan menghembus masuk dalam tubuh Yoongi, dan air mata hangat yang tak sadar menetes dari bola mata Jimin, begitu hangat menyentuh bayang permukaan kulit.
"Langkah Jimin seakan terus membimbingku pada kenanganku bersama Hoseok, ada apa ini?" batin Yoongi seakan menyeruak kesal. Entah apa yang terjadi padanya ia terus mengikuit kemana Jimin pergi, dan setiap langkah Jimin selalu berakhir dengan kenangan Yoongi bersama Hoseok. "Apakah mungkin Jimin juga salah satu dari kenanganku saat bersama Hoseok?"-Yoongi.
YOU ARE READING
Sorry "I'm A Monster" ✔️ ( MinYoon)
Fanfic"kau bukanlah monster tapi pria brengsek!, kau laki-laki brengsek Park Jimin!, kalian sama-sama brengsek, kau ataupun Hoseok" - Minyoongi Rank : #4 FUNFICTION [120119] . . Boyxboy BL