Matahari kembali merekah, Jungkook membuka matanya pelan lalu mengusap perlahan. Ia menatap sisi sampingnya sudah tak ada Taehyung disitu. "aku tak akan meminta lebih, mungkin saat ini aku sedikit memiliki keberanian. Sekuat apapun bersembunyi dan sejauh apapun berlari menjauhi kenyataan itu, hasilnya akan tetap sama, kita harus tetap menghadapinya" pikir Jungkook, ia bangun dari tidurnya lalu membuka jendela kamar, dekat sofa jendela kamarnya ada jaket Taehyung yang tertinggal.
"Apakah kau sengaja meninggalkan ini, agar kita bertemu lagi?" gumam Jungkook, ia mengambil jaket itu lalu merasakan aroma parfum Taehyung yang tertinggal disana.
Saat hendak menggantung jaket itu didalam lemari pakaian, Jungkook menemukan sebuah note kecil pada Jaket Taehyung. "Semua yang kumiliki dalam hidupku dan segala sesuatu yang akan kau miliki nantinya, aku akan bertanggung bersamamu. Maafkan aku yang terlalu lama mengabaikanmu, maafkan yang belum sempurna dalam menunjukkan perasaanku sehingga saat itu kau kehilangan keyakinan akan cintamu. Mulai saat ini aku akan bersamamu Jeon Jungkook" Jungkook meremas erat kertas itu, ia memejamkan matanya perlahan seakan mengumpulkan keyakinannya. "Aku akan bertanggung jawab atas kesalahanku" gumam Jungkook pelan.
Disisi lain Taehyung sedang dalam perjalanan untuk pulang kerumah, ia tahu bahwa ia perlu berbicara dengan hyungnya Park Jimin. " aku bukan adikmu yang akan terus mempermasalahkanmu hyung, kau seharusnya mengatakan yang sebenarnya padaku, kau seharusnya menjelaskannya padaku, walaupun itu akan menyakitiku. Jangan melindungiku lagi hyung, biarkan aku bertanggung jawab akan masalahku sendiri" Taehyung terus bermonolog pada dirinya sepanjang perjalanan.
Sesampai dirumah ia membuka pintu dengan kasar, mencari sosok hyung-nya Park Jimin.
"hyung," panggil Taehyung sembari mengetuk pintu kamar Jimin, karena tak mendapat jawaban Taehyung bertanya pada pembantu yang bekerja dirumahnya, pembantu itu mengatakan bahwa Jimin telah pergi pagi-pagi sekali.
Ck. Sial.
Tak lama kemudian ponsel Taehyung berdering, ia segera mengeluarkan ponselnya yang berdering itu dari saku celananya.
"Taehyung, apa yang sebenarnya terjadi? Sekarang media digemparkan dengan Jimin yang menyerahkan diri ke kantor polisi atas tuduhan percobaan pembunuhan Jung Hoseok setahun lalu" Kata Namjoon tanpa basa-basi.
"Apa?!" Taehyung terperangah akan apa yang ia dengar barusan, segera taehyung berjalan keruang TV dan mencari berita tentang hyung-nya Park Jimin.
"Park Jimin, bajingan itu benar-benar" umpat Taehyung.
Namjoon terdiam menunggu lanjutan.
"Hyung, aku harus menelpon Park Jimin sekarang"
"baiklah, kabari aku jika kau butuh bantuan" Kata Namjoon diikuti panggilan yang terputus.
Beberapa kali Taehyung mencoba menelpon Jimin, namun ia tak kunjung mendapat jawaban. "CK.Sial" Taehyung berdecak kesal. "Kenapa dia bisa dengan begitu bodoh melakukan hal itu?"
Taehyung-pun menelpon Yoongi, "mungkin saja Jimin-hyung sudah menelpon Yoongi" pikir Taehyung.
-
Telpon Yoongi berdering beberapa kali, Yoongi tahu itu panggilan dari Taehyung, jadi ia enggan untuk mengangkatnya, namun panggilan tersebut seakan berdering terus semakin kencang, memberi isyarat bahwa itu adalah panggilan penting. Yoongi akhirnya menjawab panggilan Taehyung.
"Hyung, apa kau mendapat kabar tentang Jimin?" tanya Taehyung tanpa basa-basi.
"aku sungguh tak mau mendengar tentang Jimin, mungkin saja dia pergi kesuatu tempat untuk menenangkan diri"
YOU ARE READING
Sorry "I'm A Monster" ✔️ ( MinYoon)
Fanfiction"kau bukanlah monster tapi pria brengsek!, kau laki-laki brengsek Park Jimin!, kalian sama-sama brengsek, kau ataupun Hoseok" - Minyoongi Rank : #4 FUNFICTION [120119] . . Boyxboy BL