Yoongi berlarian ketika kasur dikeluarkan dari ambulance. Bersama beberapa perawat, ia menggiringi Hoseok yang pucat dan berlumur darah. Mereka menuju UGD.
Yoongi menggenggam jemari Hoseok erat-erat, cincin dan kertas surat yang digenggam Yoongi kini juga telah terkena noda darah dari tubuh Hoseok. genggaman yang terasa begitu dingin, sangat dingin.
"Hoseok, kau dengar aku?" suara Yoongi bergetar menyesuaikan dengan deruh nafas ketakutannya.
"Yoongi hyung, maafkan aku..."
"Tidak !," tatapan Yoongi tajam, ia memilih mode marahnya " aku tidak akan memaafkanmu, bangun dan minta maaf dengan baik. Paham?"
Saat ini Hoseok merasa sedang menertawai wajah Yoongi, tapi ia sendiri tak bisa mendengar suaranya, atau tawa susulan. Hoseok hanya merasa begitu lelah dan ingin tidur. Ia menutup matanya perlahan sambil membayangkan ciuman di pinggir pantai yang perlahan sirna, angin pantai seolah menerpa dingin tubuhnya membawa pergi jiwa yang masih ingin tinggal.
Saranghae Min Yoongi
-
Bip, bip, bip, bip.
Selang oksigen terpasang pada hidung Hoseok, selang infuspun terpasang pada tangan yang pucat dan berlumur darah. Yoongi berdiri memandanginya dalam bisu, ia meremat jemarinya takut.
"pippp....pip...." kedipan mesin jantung berbunyi panjang, garis detak jantung pada monitor kini terpampang jelas bukan sebuah gelombang melainkan garis lurus horizontal.
Nafas Yoongi serasa ingin berhenti, ia belum siap, sungguh belum siap jika harus kehilangan Hoseok. ia bahkan belum menyatakan perasaannya pada Hoseok. Namun kemungkinan terburuk itu terus menderas dirinya hingga ia merasa hari ini adalah hari yang paling menakutkan.
Selang beberapa menit saat Dokter selesai melakukan Pompa Jantung dengan Defibrilator, Hoseok tidak menunjukkan perkembangan. Tangannya terkulai lemas, wajahnya mengaku seolah mengisyaratkan jiwanya tak lagi disini. Mungkin ia hanya diizinkan jatuh cinta namun tak memiliki. Ia mendengar jelas tangis Yoongi yang pecah diruang itu, ia bahkan dapat merasakan detak jantung Yoongi yang bergetar begitu takut.
"Maafkan aku Yoongi hyung, jangan bersedih, aku tak mau cinta ini hadir hanya untuk menyakiti. Aku mencintaimu" bisikan yang menggema ditelinga Yoongi, ia mendengarnya namun suara itu perlahan menipis mengikuti kadar oksigen disekitarnya yang juga menipis. Semuanya terlalu buruk jika disusun menjadi mimpi dan terlalu menyakitkan jika harus menjadi kenangan.
.
.
.
"Maaf harus memberikan kabar menyedihkan ini, kami telah berusaha sebaik mungkin namun korban tak terselamatkan. Saya sebagai Dokter mengabarkan kematian Pasien Jung Hoseok, meninggal pukul 21.00 karena Kecelakaan yang mengakibatkan pendaharan dikepalanya, serta kebocoran dibagian jantung."
"tidak, dia tidak mungkin pergi secepat ini"pekik Taehyung, air mata itu mengalir dari matanya. Sosok hyung yang selalu tersenyum, bercanda dengannya kini tak lagi disisinya.
"Hyung! Bangunlah! katamu kau ingin mengatakan perasaanmu pada Yoongi hyung secara langsung. Tak apa bangunlah sekarang, lihatlah Yoongi hyung membawa surat dan cincin yang kau berikan" ujar Taehyung, mengguncang tubuh Hoseok yang tak lagi bernyawa.
Sedangkan Namjoon juga merasakan kesedihan yang sama, bahkan ia ingin mengenalkan calon pedamping hidupnya pada Hoseok namun kini Hoseok tak lagi bersama mereka.
"Taehyung hentikan. Hoseok sudah tak lagi disini, "ujar Namjoon mencoba menenangkan Taehyung. Begitu banyak yang ingin mereka lakukan bersama Hoseok namun waktu kematian seolah merenggut semuanya.
YOU ARE READING
Sorry "I'm A Monster" ✔️ ( MinYoon)
Fanfiction"kau bukanlah monster tapi pria brengsek!, kau laki-laki brengsek Park Jimin!, kalian sama-sama brengsek, kau ataupun Hoseok" - Minyoongi Rank : #4 FUNFICTION [120119] . . Boyxboy BL