Epilog

2K 132 15
                                    

Jimin menggenggam erat tangan Yoongi, sedangkan Yoongi terus melepas tatapannya. Hampir setiap selang dua detik ia akan menatap Jimin. mereka berjalan bersama memasuki Nami Island. Mereka berdua duduk disalah satu bangku bercat putih, bangku tersebut mengarah kea rah danau yang kini memantulkan cahaya matahari secara menyeluruh, pada titik tertentu terlihat cahaya kemerah-merahan.

Yoongi semakin mengeratkan tangan Jimin, seolah untuk memastikan bahwa Jimin benar-benar hadir.

Kurun waktu Setahun lebih genggaman Yoongi tetap sama. Seakan semua waktu mulai terhitung dalam pikiran Jimin mulai dari saat pertama kali ia memandang Yoongi di SMA. Segala pemandangan yang dilihatnya, segala kata yang tertahan sebagai penyesalan, segala perasaan yang memuncak, semuanya menyatu seperti membuat tiang besar dihati Jimin, tiang yang sumbunya berputar bagai jentera tembikar. Jimin diam seribu bahasa mengamati pemandangan didepannya.

Yoongi juga membisu. Tanpa bertukar kata, mereka berdua saling menggenggam tangan di bangku taman yang amat dingin. Mereka menyaksikan pergantian musim bersama.

Kurang lebih 15 menit telah berlalu begitu saja dengan begitu sunyi. Hanya terdengar pantulan tetesan air, dan angin dingin bertiup.

"Min Yoongi" bisik Jimin ke telinga Yoongi. Suaranya tak tinggi dan tak rendah. "Bukalah matamu"

Yoongi membuka matanya. Dan waktu terasa mengalir kembali seperti biasa.

"Krystal es itu benar-benar tampak" kata Yoongi

"Sebenarnya ini hampir sama dengan yang kita lihat di pulau kecil tadi. Ada air dan ada matahari, kemudian krystal es mulai berjatuhan." Mata Jimin melirik Yoongi disampingnya.

"bodoh. Sekarang bukan tentang hal yang dilihat sama atau tidak, namun sekarang yang terjadi adalah kau menepati janjimu. Aku hampir mati jika berpikir ini semua tak akan mungkin terjadi" jelas Yoongi. Pandangannya mengahadap lurus kehampaan udara seakan mengamati krystal es yang mulai berjatuhan perlahan.

"kau masih hebat dalam menceramahi yaaa? Aku pikir kau bisa berubah," tutur Jimin, semakin mengeratkan genggamannya pada Yoongi.

"aku bukan power ranger yang bisa berubah," balas Yoongi datar

"bukan itu maksudku Min Yoongi" Jimin mengelus dadanya pelan sambil menghembuskan nafas pelan.

"ohh.. sifatku?"

"hmm" Jimin mengangguk

"aku sudah begini sejak lahir. Kenapa? Kau tak suka?"

"aku mencintaimu apa adanya, dari ujung rambut sampai kaki" jawab Jimin cepat.

"kau pikir aku percaya?"

"kau masih tak percaya? Katakan aku akan membuktikan cintaku" Jimin menggebu, ia bangun dari dudukannya dan berdiri dihadapan Yoongi.

"tidak perlu" jawab Yoongi singkat

"apa dengan ciuman bisa menjadi bukti?"

"aku akan membunuh Park Jimin"

"benarkah?"

'CUPP..' sebuah kecupan singkat mendarat dikening Yoongi.

"Yak!" Yoongi bangkit berdiri dan mengejar Jimin yang telah berlari meninggalkannya sehabis mengecupnya dengan begitu singkat.

-

Yoongi sampai pada daerah tengah Nami Island, disitu terlihat banyak pohon pinus yang membeku, berjejer rapi. Ia tak mendapati Jimin. Yoongi menghentikan langkahnya dan memperhatikan sekitarnya secara seksama dan tak ada sosok Jimin.

Sorry "I'm A Monster" ✔️ ( MinYoon) Where stories live. Discover now