Satu Tahun berlalu sudah, tepat bulan Agustus Jungkook pergi ke tempat yang jauh. Ia meninggal karena gantung diri saat menjalani proses rehabilitasi. Karena Jungkook meninggalkan sebuah pucuk surat maka polisi menganggap kematian itu murni sebuah bunuh diri.
Akhir Agustus, seusai upacara pemakaman Taehyung kembali ke Seoul dan kembali pada aktivitas kuliahnya seperti biasa, tanpa seseorang yang selalu ia kagumi itu. Kadang-kadang ia berjalan – jalan sendirian di jembatan Sungai Han, ia menatap langit seolah berbicara pada langit untuk menyampaikan rasa rindunya. "Jungkook tidak ada lagi di Dunia ini, rasanya sungguh aneh" batin Taehyung. Ia masih belum bisa memahami kenyataan itu dan sulit untuk mempercayainya. Meskipun Taehyung mendengar jelas bunyi paku yang dibenamkan kedalam peti mati Jungkook, namun Taehyung masih tidak bisa beradaptasi dengan realita itu.
Terlalu jelas ingatan Taehyung tentang Jungkook. Ia masih ingat dengan baik malam dimana mereka tidur bersama di apartemen Jungkook. Bayang-bayang ketika Jungkook menggulum penisnya dengan lembut, rambut legamnya yang berkilau dibawah sinar bulan. Taehyung masih ingat kehangatan Jungkook, suaranya, serta tubuh kecil yang selalu mencari hangat pada pelukan Taehyung. Ia bisa mengingat semuanya dengan jelas seolah hal itu baru terjadi lima menit lalu. Dan ia merasa seolah Jungkook ada disampingnya, ia bisa menyentuhnya apabila mengulurkan tangan. Namun ketika waktu seakan menegaskan, Taehyung sadar tubuh itu sudah tidak ada dimanapun.
Selasa siang Taehyung melesat ke tempat pemakaman Jungkook. Ia selalu terkenang gerak-gerik Jungkook. Seakan hanya tubuh Jungkook yang pergi, namun jiwanya tinggal bersama Taehyung, hingga hari ini ia merasa begitu merindukan sosok manis dengan gigi kelinci itu. Walaupun jika diuraikan kenangan Taehyung dan Jungkook tak begitu banyak, serasa hanya sebentar saja, namun Taehyung dapat merasakan dalam dirinya penuh dengan kenangan tentang Jungkook, dan kenangan – kenangan itu secara bergiliran berusaha meloncat keluar dengan membuka celah sesempit apapun didalam diri Taehyung. Ia sama sekali tak berdaya menghentikan kemunculan kenangan yang selalu berujung rasa sakit baginya.
Taehyung memakirkan mobilnya dengan asal lalu turun dari mobil itu, ia membawa sebuket bunga kesukaan Jungkook, aroma segar bunga mawar itu mencuat tajam, angin meniup aromanya kearah sebuah makam dengan nisan bertuliskan Jeon Jungkook.
Taehyung sampai pada makam itu, ia meletakkan bunga tersebut lalu duduk sebentar disitu, membiarkan hatinya bercakap-cakap pada kehampaan perihal dirinya dan Jungkook. "Kenangan tentangmu bermunculan satu demi satu datang padaku seolah tombak disaat air pasang menyurut dan menghempas, semua itu menghanyutkanku ketempat yang asing. Dan ditempat asing itu aku hidup bersamamu. Kau berbincang-bincang denganku, berpelukan, aroma tubuh tercium begitu jelas. Kau berkata padaku, "Tidak apa-apa Taehyung, ini hanya kematian. Jangan dipikirkan." Mendengar suaramu membuat hatiku seolah terus bergejolak dan begitu memuncak. Ditempat seperti itu aku tidak merasakan kesedihan. Lalu kau berujar lagi "tenanglah bukankah aku ada disini?" Jungkook tersenyum tampak malu. Gerak-gerikmu yang begitu lembut membuat hatiku tenang dan terobati. Lalu aku mulai berpikir. Andai bisa seperti ini jika aku mati, maka tidak terlalu buruk. Lalu suara bisikanmu seolah mulai tenggelam dengan angin pantai, aku selalu mendengar samar suaramu yang berujar "Hanya aku yang pergi, namun cintaku harus tetap hidup. Tersenyumlah" Dari sela-sela bunyi ombak yang gelap kau berbicara lalu menghilang. Ombakpun surut, dan aku tertinggal sendirian di pasir pantai. Aku tanpa daya dan tak bisa kemanapun, kesedihan menjadi kegelapan yang pekat dan membungkusku." Taehyung mulai menunduk dalam Tangisnya. Pada saat seperti itulah Taehyung sering menangis sendirian.
"Ku mohon jangan menangis, aku pergi bukan untuk membuatmu bersedih, aku pergi untuk sesuatu yang sudah menjadi takdirku. Aku akan meminta pada yang kuasa agar dikehidupan selanjutnya, cintaku bisa hidup bersama untuk waktu yang lebih lama" Taehyung merasakan betul pelukan hangat itu, ia merasakan, ada jemari yang bagai angin menelusup masuk kedalam jaket hitamnya. Tak ada kedinginan, hanya kehangatan.
YOU ARE READING
Sorry "I'm A Monster" ✔️ ( MinYoon)
Fanfic"kau bukanlah monster tapi pria brengsek!, kau laki-laki brengsek Park Jimin!, kalian sama-sama brengsek, kau ataupun Hoseok" - Minyoongi Rank : #4 FUNFICTION [120119] . . Boyxboy BL