31. a story in the past

1.3K 85 58
                                    

Ketika seseorang memilih untuk menjadi pendiam atau periang. Keduanya sama-sama memiliki sebuah alasan kuat untuk itu.

-VMJ-
.
.
.

Setiap manusia mempunyai caranya masing-masing untuk mendapatkan sebuah kebahagiaan dalam hidupnya. Mencapai suatu keinginan dalam hatinya. Mereka yakin dengan yang mereka dapatkan dari sang pencipta adalah yang terbaik untuk kehidupan mereka, walau kadang memang tidak semua manusia bisa bersyukur atas apa yang telah didapatkannya.

Definisi bahagia bagi setiap orang berbeda-beda. Ada yang bahagia saat melihat orang yang disayanginya selalu tersenyum, dan ada yang bahagia ketika mimpinya dapat terwujud. Ya, sesimple itu.

Minggu adalah hari yang sangat tepat untuk bermalas-malasan di balik hangatnya selimut. Mengabaikan hangatnya sang surya yang mulai menyelinap dari celah-celah jendela. Namun itu hanya sejenak, ketika suara gedoran pintu menghancurkan semua ketenangan itu.

"Keyla cepat bangun! Keyla kita harus kerumah sakit sekarang!" Mendengar kata rumah sakit, Keyla langsung menyibakkan selimutnya dan membuka pintu cepat.

"Siapa yang sakit?" Rio menarik napas sejenak sebelum menghembuskan nya gusar.

"Tadi, Mama dapet telpon dari rumah sakit ..."

"Siapa yang sakit?" Keyla memotong ucapan Rio cepat.

"Papa." Ucapnya pelan, bahkan sangat pelan.

Keyla diam. Dia mematung di tempatnya. Otaknya berputar ke kejadian beberapa tahun lalu, tepatnya ketika dia baru saja  memasuki bangku sekolah menengah pertama. Kejadian yang masih sangat membekas di hatinya. Kejadian yang tidak akan pernah dia lupakan. Teriakan yang selalu terngiang di telinganya.

Membuat malam-malam nya waktu itu sangat menyedihkan. Tangisan yang selalu dia pendam sendiri di kamarnya.

"Aku masih ngantuk." Keyla bersiap menutup pintunya kembali ketika Rio menahan pintu itu dengan tangannya.

"Dia kangen sama kamu Key. Dia mau ketemu kamu." Rio menatap Keyla lamat-lamat. Matanya memerah, Keyla melihat ketakutan di mata itu. Tapi, takut untuk apa?

"Untuk yang terakhir kalinya." Suaranya bergetar.

Keyla menggigit bibirnya sendiri. Tidak! Dia tidak boleh luluh begitu saja, setelah kejadian semua itu. Kejadian yang benar-benar merubah segalanya dalam hidupnya.

"Kapan-kapan aja. Aku nggak bisa." Keyla mendorong pintu kamarnya. Namun lagi-lagi Rio menahan kuat pintu itu.

"Key! Sekali ini aja. Sampai kapan kamu mau kayak gini terus?"

Keyla menggelengkan kepalanya, lalu tersenyum miris. "Jangan tanya aku sampai kapan. Dulu! Dia sendiri yang mutusin untuk nggak anggap aku sebagai anak lagi kak. Kakak inget kan, aku waktu itu emang masih kecil, dan belum mengerti apa-apa. Tapi sekarang aku udah ngerti semuanya. Aku ngerti ketika dia bilang saat itu aku bukan anak dia lagi. Dia udah nyakitin Mama. dia selingkuh dibelakang Mama. Dia sendiri yang mutusin hubungan darah dengan kita kak. Dan apa kakak inget, dia bilang di depan semua orang. Di depan keluarga Mama, di depan teman-temanku kak. Anak mana yang hatinya nggak sakit, saat nggak di anggap sama papanya sendiri. Dia lebih milih pergi gitu aja, dan ngelepas tanggung jawabnya. Bahkan dia nggak pantas disebut papa."

Virus Merah Jambu | √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang