39(B). Mau dibawa kemana

626 66 79
                                    

Kita selalu dihadapkan oleh dua pilihan.
Dan selalu dipaksa untuk memilih salah satunya.

-VMJ-
.
.
.

"Alex, aku bisa jelasin." Keyla berjalan mendekat, dia meraih tangan Alex namun segera ditepis oleh laki-laki itu.

"Sori kalau aku ganggu. Lanjutin aja." Dengan cepat Alex berbalik meninggalkan Keyla yang mematung Di tempatnya.

Hatinya pias ketika Alex mengacuhkannya. Keyla telah menghancurkan kepercayaan laki-laki itu, walau pada kenyataannya tidak seperti apa yang di lihat Alex. Laki-laki itu salah paham.

Keyla tersadar dari lamunan nya ketika dirinya mendengar deru motor milik Alex. Tanpa membuang waktu Keyla berlari sebelum Alex menjalankannya motornya meninggalkan pekarangan rumah. Keyla merentangkan kedua tangannya sambil memejamkan matanya, menghalangi motor Alex yang siap pergi.

Di tempatnya, Alex menghela napas sambil terus menahan gemuruh dalam dadanya. Sungguh. Yang dia butuhkan saat ini adalah pergi, Alex tidak mau jika dia terus berada di sini dia malah akan menyakiti Keyla.

Dan menyakiti perempuan yang berharga baginya adalah hal paling dia hindari.

Alex membuka helmnya lalu menatap Keyla yang masih memejamkan matanya. "Keyla,"

"Apa? Kamu jangan pergi dulu. Dengar penjelasan aku dulu Lex, jangan main ambil kesimpulan sendiri kalau nantinya justru bikin kita semakin jauh."

Alex terdiam beberapa saat sebelum mematikan mesin motornya, dia turun dan menghampiri Keyla yang masih berdiri menghadang jalannya.

"Tadi itu nggak seperti yang kamu lihat kok." Ucap Keyla saat Alex tepat berada di depannya. Keyla menelan salivanya susah payah ketika mendongakkan kepalanya untuk menatap Alex yang juga sedang menatapnya dingin.

"Minggir!"

Keyla baru saja akan membuka mulutnya lagi ketika Alex menarik lengannya menuju ke dalam rumah lagi.

"Alex, kita harus bicara!" Keyla terus meronta, mencoba melepaskan tangannya dari cekalan Alex yang cukup kuat. "Alex, sakit." Lirih Keyla ketika cekalan tangan itu semakin kuat, dan Keyla yakin pasti akan membekas.

Alex melepaskan cekalannya ketika mereka sudah di pintu masuk, dia memutar tubuh Keyla dan mendorong bahunya pelan untuk masuk ke dalam rumah. Tidak memberikan kesempatan pada perempuan yang tengah menahan rasa sakit di tangannya juga hatinya.

Sungguh, luka hatinya yang tadi saja masih belum sembuh karena laki-laki itu dan kini Alex memberikan luka pada fisiknya juga.

"Lepas!" Keyla memberontak lalu berbalik menatap nyalang Alex. "Dasar cowok semuanya sama! Nggak pernah mau mengerti dan cuma mau di mengerti. Kamu selalu minta aku percaya sama kamu tapi kamu sendiri nggak pernah percaya sama aku 'kan?" Keyla mengangkat tangannya ketika Alex baru saja ingin bicara.

"Asal kamu tau Lex, satu jam yang lalu Zetta datang ke sini cuma mau jelek-jelekin kamu di depan aku. Dan kamu tau apa jawaban aku? Aku nggak peduli. Aku nggak peduli apapun masalalu kamu kayak gimana dan sama siapa. Aku nggak peduli seberapa buruk kamu, atau kelakuan kamu yang dulu. Bahkan aku berusaha nggak percaya sama semua ucapan dia, termasuk tentang kamu yang pernah tidur sama dia!" Ucapan Keyla begitu menggebu-gebu, dia menhan air matanya yang menggenang di pelupuk matanya.

Virus Merah Jambu | √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang