Awal musim dingin, 2003..
Seorang namja terlihat tengah duduk tenang di atas sepedanya sambil mendengarkan musik yang mengalun dari earphone yang ia kenakan. Di tangannya sebuah ponsel berwarna putih tengah ia genggam.
Namja itu begitu asyik menikmati lagu yang sedang ia dengarkan itu sehingga ia tidak menyadari bahwa sejak tadi ada sepasang mata yang terus saja menatapnya sambil tersenyum.
"Hey, apa yang kau lakukan di sini?"
Daesung Han, pria jangkung dengan wajah tirus namun terlihat bersahabat itu menepuk pundaknya pelan, membuat namja itu segera mendongak dan sedikit terkejut saat melihat ada seorang pria dewasa yang kini tengah menatap serius ke arahnya.
"Ahh? J-jweseonghaeyo. Saya tidak bermaksud apa-apa. S-saya hanya.. m-menunggu sahabat saya yang sedang mengikuti audisi di dalam." Jawabnya dengan nada terbata.
"Ah, geurae?" Daesung menatap dirinya dari ujung kaki hingga ke ujung kepala. Mengapa ada namja se-perfect ini, namun dirinya tak memilih untuk mencoba mengikuti audisi juga?
"Tidakkah kau ingin mengikuti audisi juga?" tawar Daesung, masih sambil mengamati tubuh dan wajah namja di depannya. Ia bisa menebak, namja ini bukan berasal dari kalangan biasa-biasa saja. Hal itu bisa terlihat dengan begitu jelas dari cara namja itu berbicara dan juga dari sikapnya. Terlebih wajahnya yang sangat tampan di usianya yang masih belia.
"A-audisi? M-maksud anda, mengikuti audisi yang sedang berlangsung di dalam?"
Daesung hampir saja meledakkan tawanya melihat wajah polos namja di hadapannya ini.
"Benar. Cobalah. Apa kau tahu, wajahmu itu memiliki aura bintang. Dan kurasa, kau hanya perlu belajar lebih giat untuk bisa menjadi bintang yang sesungguhnya di kemudian hari. Masuklah, dan cobalah peruntunganmu. Eoh?"
Namja itu terlihat berpikir, terlihat ragu-ragu apakah ia benar-benar harus masuk dan menerima tawaran pria di hadapannya ini, atau menolaknya dengan halus dan tetap berdiam di sini menunggu Kim Jung Hyun, chingu-nya, selesai mengikuti audisi.
"Hey, mengapa kau diam saja? Masuklah. Ini, aku memberimu ini. Perlihatkan ini agar kau bisa masuk lebih dulu ke dalam ruang audisi."
Daesung Han memberinya sebuah ID card berwarna biru. Dengan ragu-ragu namja itu menerimanya.
"Sekarang masuklah. Ppali."
Entah kenapa, hatinya kini mulai tergerak untuk segera masuk kedalam dan mengikuti audisi itu. ID card biru tadi ia genggam erat-erat.
Daesung Han tersenyum menatap punggung namja yang sudah berlalu masuk ke dalam halaman besar agency besar itu sambil mengayuh sepedanya. Pria itu meronggoh saku celananya, lalu mulai menghubungi seseorang.
...
"Next."
Suara pria yang terdengar dari dalam ruangan itu membuat dirinya sedikit terlonjak. Seorang pria lainnya yang berdiri di depan pintu menatap ke arahnya, memberinya isyarat untuk mendekat.
"Apakah kau peserta Starlight Casting System yang direkomendasikan oleh Daesung Han?"
"Ne?"
Namja itu terlihat sedikit tak mengerti dengan ucapan pria di hadapannya ini.
"Apa kau memiliki sebuah ID card biru?" Tanya pria itu lagi, mencoba untuk bersabar.
"Ah.." ia akhirnya mengerti dengan maksud pria di depannya ini. "ne, saya memilikinya. Seseorang memberikan kepada saya beberapa jam yang lalu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories Of You
Fanfiction[.] Sejak awal pertemuan mereka, Choi Siwon tahu untuk mendapatkan hati Im Yoona, ia benar-benar harus berusaha dengan keras. Bahkan meski keberadaannya hanya sebatas sahabat dan Oppa saja bagi Yoona, tidak pernah sekali pun ia menyesalinya. Namun...