Di part ini akan terselip banyak sekali kilas balik yang memang harus diletakkan di sini untuk menjelaskan apa saja yang sudah terjadi.
Semoga kalian semua mau lebih bersabar lagi membacanya yaa ^9^
Busan, November 2004,
Seorang remaja berusia tujuh belas tahunan terlihat sedang melangkah cepat di sebuah koridor putih. Langkah kakinya bergema keras seirama dengan detak jantungnya. Koridor itu berakhir dengan sebuah ruangan yang dipenuhi oleh kaca.
Di dalam ruangan itu, tampak terlihat seorang pria terbaring tidak sadarkan diri dengan wajah pucat. Terdapat kabel-kabel yang tersambung pada kardiogram yang terlihat memenuhi dadanya, beserta selang yang dimasukkan ke dalam mulutnya.
"Hyeong.."
Tangannya bergerak menyentuh permukaan kaca tebal yang membatasi keberadaan dirinya sekarang dengan pria yang berada di dalam ruangan. Air matanya menetes jatuh. Bahkan meskipun peralatan penompang kehidupan menutupi hampir seluruh wajah pria itu, namun dia masih bisa mengenalinya dengan sangat jelas.
"Hyeong, Irreona."
Sebutir air mata kembali jatuh di wajahnya. Matanya berkabut menatap sosok pria yang terbaring lemah di dalam ruangan ICU. Pria itu adalah satu-satunya yang dia miliki di dunia ini. Dia sangat menyayanginya.
"Hyeong, Jebal..." bibirnya bergetar. Sekujur tubuhnya juga kini gemetar saat menyaksikan satu-satunya penyangga dalam hidupnya itu terbaring tidak sadarkan diri tepat di hadapannya.
"Jebal, irreona."
...
Here I am playing with those memories again
And just when I thought time had set me free
Those thoughts of you keep taunting me -Here I am - Air Supply
.....
Siwon memandangi wajah tenang Yoona yang masih terlihat lelap dalam tidurnya sambil sesekali menghela napas. Dipandanginya setiap lekuk wajah yeoja yang sangat ia cintai ini. Pakaian yang melekat di tubuhnya memang tak lagi basah namun Siwon seolah merasa dingin di sekujur tubuhnya. Dingin yang begitu menyiksa dan hanya dengan melihat mata Yoona terbuka saja yang bisa menghangatkannya.
Personil tertampan di Super Junior itu menatap sendu wajah cantik Yoona yang terlihat sangat lelah. Siwon mendesah ketika ia merasakan matanya memanas. Ia tahu tidak seharusnya ia bertindak seolah-olah ia telah melupakan Yoona. Namun, itu semua memang harus ia lakukan.
"Mianhae, Yoong," Siwon menggenggam tangan Yoona lalu mendekatkannya ke bibirnya. Dengan penuh perasaan Siwon mengecup tangan gadis yang ia cintai itu. Tatapan matanya masih terkunci pada wajah Yoona.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories Of You
Fanfiction[.] Sejak awal pertemuan mereka, Choi Siwon tahu untuk mendapatkan hati Im Yoona, ia benar-benar harus berusaha dengan keras. Bahkan meski keberadaannya hanya sebatas sahabat dan Oppa saja bagi Yoona, tidak pernah sekali pun ia menyesalinya. Namun...