Membaca FF ini dapat menyebabkan napas sesak, kepala sakit, mata sembab dan gangguan tidur dan konsentrasi. Disarankan untuk membaca setelah isya atau kalau perlu bacalah setelah lewat tengah malam. Dan tentu saja, jangan lupa tissue harus selalu dibawa serta.
Apa yang terjadi dalam FF ini murni hasil imajinasiku saja. Dan tentunya ini tidak nyata. Jika ada yang menilai jalan cerita FF ini terlalu berlebihan atau tidak sesuai dengan harapan, aku minta maaf. Aku sudah menyiapkan kejutan yang akan kalian temukan seiring dengan berakhirnya chapter ini.
Semoga kalian menyukai akhir dari cerita ini. Selamat membaca. ^^)
.
Cahaya matahari pagi yang masuk lewat celah jendela terasa menyinari wajah Yoona, membuatnya terbangun dari tidurnya. Bahkan sebelum ia benar-benar membuka mata, Yoona bisa merasakan sepasang tangan yang sangat ia hafal tengah memeluk tubuhnya.
"Selamat pagi."
Suara itu terdengar begitu merdu dan begitu dekat. Yoona meggerakkan wajahnya dan tampak terkejut saat melihat keberadaan Siwon yang kini berbaring di atas tempat tidurnya, masih dalam posisi memeluk tubuhnya.
"Oppa, mengapa kau bisa berada di sini?"
"Whaeyo? Memangnya tidak boleh?"
"A-anni, geunyang—" Kata-kata Yoona seolah menggantung di udara karena di saat bersamaan Siwon mendaratkan sebuah kecupan manis di pipinya. Yoona bisa merasakan panas mulai menghinggapi wajahnya sekarang.
Terdengar tawa geli dari bibir Siwon.
"Wajahmu memerah, Yoona ya.."
Tangan Siwon kini bergerak mengelus pipinya. Yoona kembali mengerjapkan matanya sambil menggigiti ujung bibirnya.
"Oppa... bagaimana jika ada yang melihat kita?"
"Lalu kenapa? Biarkan saja. Wajahmu saat tertidur tadi benar-benar menggemaskan, Yoona ya... membuat Oppa tak tahan untuk tidak memelukmu."
Siwon mengusap wajah Yoona lagi. Sebelah tangannya yang bebas masih melingkari tubuh Yoona dengan gerakan posesif.
"T-tapi—"
Cup.
Siwon membungkam mulut Yoona itu dengan sebuah kecupan. Mata Yoona melebar. Ia tidak menduga bahwa Siwon akan menciumnya seperti itu.
"Tidak ada tapi. Apakah kau tidak suka berada dalam pelukan Oppa, hum?"
Yoona terdiam. Gadis itu tampak menundukkan wajahnya. Tindakan Siwon pagi ini sungguh tidak pernah ia duga sebelumnya, dan tentu saja membuatnya merasa semakin sedih. Karena setiap kelembutan, kasih sayang, dan perhatian yang Siwon tunjukkan kepadanya, selalu diiringi dengan suara yang berdengung di dalam kepalanya, yang selalu mengingatkan dirinya betapa singkat waktu yang ia miliki di dunia untuk bisa ia habiskan bersama namja di sampingnya ini.
"Anni... aku menyukainya."
Namun, kali ini Yoona memilih egois. Ia mengabaikan suara di dalam kepalanya itu, dan mengikuti apa yang hatinya minta. Yoona menggerakkan tubuhnya ke arah kanan, dan melingkarkan tangan kirinya yang masih terlihat terhubung dengan selang infus itu, di pinggang Siwon.
Yoona balas memeluk tubuh namja itu.
Bisa ia rasakan tubuh Siwon menegang selama beberapa detik, sebelum kemudian normal kembali.
"Bagaimana perasaanmu pagi ini? Sudah lebih baik?"
Siwon menatap wajah Yoona yang menempel di pinggangnya itu. Tidak terlalu terlihat karena tertutupi oleh rambut panjangnya. Kembali Siwon menggerakkan tangannya, menyingkirkan rambut yang menutupi wajah bidadarinya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories Of You
أدب الهواة[.] Sejak awal pertemuan mereka, Choi Siwon tahu untuk mendapatkan hati Im Yoona, ia benar-benar harus berusaha dengan keras. Bahkan meski keberadaannya hanya sebatas sahabat dan Oppa saja bagi Yoona, tidak pernah sekali pun ia menyesalinya. Namun...