..."Seseorang yang memberimu kebahagiaan yang kau pikir tidak akan mengenal kata akhir,
Akan selalu menjadi alasan atas rasa sedihmu yang mungkin juga tidak akan pernah berakhir."......
Hongkong, 7 November 2013
....
Begitu banyak hal yang dapat aku ingat tentang dirimu
Setiap saat, setiap detik yang berlalu, aku mengingatnya.Pertengkaran kecil yang mengawali pertemuan kita,
Atau saat-saat sulit yang sudah kita bagi bersama,Aku mengingat itu semua.
.
"Yoona ya.. tenanglah.. tenang."
Tangan Kim Jihyun tampak mengelus punggung yeoja yang berada di dalam pelukannya ini dengan gerakan sabar. Manager SNSD itu menggigit bibirnya. Pasti sakit sekali rasanya, jika seseorang yang memiliki arti penting di dalam hidup tidak lagi mengenali siapa diri kita. Jihyun bisa merasakan seberapa banyak rasa sakit itu harus Yoona rasakan sekarang.
"D-dia melupakanku," isak tangis Yoona menusuk gendang telinganya. "dia tidak mengenaliku. Dia.. S-Siwon Oppa.. dia melupakanku, Unnie."
Yoona mencengkram kuat ujung baju Jihyun, dan semakin menumpahkan air matanya. Kim Jihyun menarik napas berat. Ia pun mulai merasakan matanya mendadak terasa perih dan panas juga. Karena yang saat ini bisa ia lihat Yoona benar-benar tertekan. Seolah ia baru saja kehilangan sesuatu yang berharga atau seperti seisi dunia telah pergi meninggalkannya. Semua itu dapat terlihat jelas dari sorot matanya dan juga getar dalam nada suaranya.
Dua manager Super Junior yang lain hanya bisa berdiri di samping kursi yang Jihyun dan Yoona tempati dalam diam. Mata mereka pun tampak memerah ketika melihat Yoona menangis sehebat itu. Manager Prince mendesah, merasa sangat bersalah karena jika saja dia tidak pergi meninggalkan Siwon seorang diri di ruangan itu kemarin, mungkin saja kejadian semacam ini tidak akan terjadi. Pria itu menatap ke arah pintu ruang rawat Choi Siwon yang masih tertutup. Dokter tengah memeriksa kondisi namja itu dengan intensif sekarang pasca namja itu sadar dari pingsannya.
"Apakah benturan itu benar-benar menyebabkan ia kehilangan fungsi ingatannya? Dia bahkan tidak dapat mengenali Yoona. Apakah ia juga tidak akan bisa mengenali kita?" Tanya Kim Jin Soo dengan suara rendah, agar Yoona tidak mendengarnya. Ia tampak gusar sekarang. Pria itu meremas tangannya sambil menatap wajah Kim Jung Hoon.
Manager Prince menggeleng pelan dengan gerakan tangan mengusap wajahnya."Mollaseo. Jika pun benar begitu, aku harap itu tidak akan berlangsung lama."
Kim Jin Soo mengangguk. Dalam hati ia mengamini.
"Lalu bagaimana? Apakah pelakunya sudah tertangkap?" Pria itu menatap ke arah manager Prince lagi. Jung Hoon menggeleng.
"Dia berhasil kabur. Dan kita kehilangan jejaknya. Namun, sepertinya ia sangat mengetahui jadwal Siwon di Hongkong. Geum Dongwan hyeongnim mengatakan jika pelakunya sepertinya adalah orang yang dekat dengan kita."Jin Soo mengerjapkan matanya beberapa kali, dengan memasang wajah terkejutnya.
"M-maksudmu, hyeong?"
"Pelaku ini tentu orang yang sama dengan yang sudah memberikan racun arsenic pada minuman Yoona-ssi beberapa waktu yang lalu." Manager Prince mengusap wajahnya lagi. "meskipun Dongwan hyeong belum bisa memastikan namun orang itu, entah siapapun dia dan di mana kini ia berada, adalah staf di kantor kita sendiri.." Jung Hoon menatap wajah Jin Soo lebih lekat.
"Ia berada sangat dekat dengan kita. Berada di agency yang sama. Jadi mulai dari sekarang, kita harus lebih berhati-hati dan tidak lagi memberikan kepercayaan dengan mudah pada orang lain, meskipun orang itu adalah staf perusahaan kita sendiri."
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories Of You
Fanfiction[.] Sejak awal pertemuan mereka, Choi Siwon tahu untuk mendapatkan hati Im Yoona, ia benar-benar harus berusaha dengan keras. Bahkan meski keberadaannya hanya sebatas sahabat dan Oppa saja bagi Yoona, tidak pernah sekali pun ia menyesalinya. Namun...