"The worst feeling is being forgotten by someone you'll never forget."
.....
Yoona mengerjapkan matanya ketika ia mulai menemukan kesadarannya. Matanya menyipit sejenak, berusaha membiasakan diri dengan cahaya lampu di atas langit-langit ruangan yang terasa begitu menyilaukan indra penglihatannya.
"Yoong.. kau sudah sadar?"
Suara Yuri yang terdengar tepat di sampingnya, membuat Yoona segera menoleh. Raut wajah cemas dari seorang Kwon Yuri-lah yang menjadi hal pertama yang tertangkap netranya saat ia benar-benar menemukan kesadarannya sekarang.
"Yuri Unnie." Yoona merasa suaranya tercekat, seperti tersangkut di tenggorokan, dan Yuri menyadari hal itu. Dengan cepat tangannya bergerak, meraih segelas air putih yang berada di atas nakas dan memberikannya pada Yoona.
"Minum dulu." Dengan cekatan pula ia membantu dongsaengnya itu untuk meneguk air putih itu. Yoona tak lagi bersuara. Ia hanya menuruti perintah Yuri.
"Unnie, di mana aku?" tanya Yoona kemudian sambil menatap wajah Yuri yang saat ini tengah menatapnya dengan sorot keruh. Yoona tidak tahu apa yang saat ini tengah berkecamuk di dalam kepala Unnienya itu, namun dari sorot mata Yuri ketika menatapnya saat ini, ia bisa merasakan sesuatu telah terjadi.
"Kau di rumah sakit," jawab Yuri singkat. Ia kembali meletakkan gelas yang isinya tinggal setengah itu di atas nakas. "kemarin malam Jihyun Unnie menemukanmu pingsan di atap gedung. Ia bersama Yujin Oppa yang membawamu ke mari."
"Mwo? Pingsan?"
Yoona tersentak. Kemarin malam? Pingsan? Wajahnya yang semula tenang terlihat memucat kembali. Ia menatap wajah Yuri yang juga tengah menatapnya. Memorinya mulai menyusun beberapa kejadian yang kemarin malam terjadi. Satu-satunya yang ia ingat saat ini hanyalah ia tengah berada di atas balkon kantor SM Entertainment bersama Choi Siwon sebelum kemudian ia jatuh tak sadarkan diri, dan tidak ingat apa pun lagi.
Choi Siwon...
Perih yang begitu menyengat terasa menusuk hatinya ketika ia teringat dengan percakapannya bersama namja itu. Semua kata yang Siwon lontarkan padanya, masih terekam dengan sempurna di kepalanya.
"Ne.. pingsan. Kau benar-benar membuat kami semua khawatir. Jangan pernah berani menghilang seperti itu lagi, arraseo? Kami semua panik mencarimu ke mana-mana."
Yoona menatap Yuri dengan tatapan sedih ketika mendengar kata-katanya itu. Benarkah semalam ia benar-benar di biarkan berada di atap gedung sendirian? Benarkah Choi Siwon sama sekali tidak berbalik dan menyelamatkannya, seperti yang dulu selalu ia lakukan?
Benarkah.. benarkah dirinya memang telah hilang sepenuhnya dari ingatan pria itu? Terhapus sepenuhnya, tanpa meninggalkan bekas sama sekali?
"Sekarang bagaimana perasaanmu? Bagian mana yang sakit? Apakah kau merasakan sesuatu? Jika iya katakan saja pada Unnie. Unnie akan memanggil suster agar segera datang untuk memeriksa kondisimu."
Yoona bisa merasakan tangannya tanpa sadar mencengkram kasur ketika ia merasakan nada cemas dari dalam suara Yuri serta tatapan matanya yang semakin sendu. Seperti ada perih dan rasa sakit tengah berenang di sana. Yoona meremas seprai tempat tidurnya itu sekali lagi, sebelum kemudian ia menunduk, memperhatikan selang infus yang menancap sempurna di tangan kiri.
"Unnie.. a-apakah kau s-sudah.. tahu?"
Yoona masih menundukkan kepalanya. Sama sekali tidak berani mengangkat wajahnya sedikit pun. Bisa ia lihat, cairan merah yang sangat kental tengah mengalir melalui selang infus yang tertancap langsung pada urat di tangannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories Of You
Фанфик[.] Sejak awal pertemuan mereka, Choi Siwon tahu untuk mendapatkan hati Im Yoona, ia benar-benar harus berusaha dengan keras. Bahkan meski keberadaannya hanya sebatas sahabat dan Oppa saja bagi Yoona, tidak pernah sekali pun ia menyesalinya. Namun...