Rumi Pov~
Aku bangun dari tidurku. Tapi, dimana aku? Kenapa banyak alat yang menempel pada tubuhku?
Saatku perhatikan sekeliling, kurasa aku berada dirumah sakit. Aku melihat ada seorang perawat yang sedang memperhatikan ku.
"Suster, saya dimana?"
"Anda di UGD Tuan. Anda mengalami kecelakaan"
"Kecelakaan?" batin ku.
"Kecelakaan apa?"
"Kecelakaan tunggal, saya tidak tahu persis kronologinya Tuan"
"Syukurlah Tuan sudah sadar, saya akan panggilkan keluarga Tuan Rumi. Ditunggu sebentar ya" ucapnya seraya pergi meninggalkan ku. Ia akan memanggil seseorang yang ia sebut keluarga. Tapi, siapa keluargaku? Siapa aku?Ku tunggu kedatangan perawat itu kembali untuk menanyakan semua tentangku. Ku pejamkan mata untuk mencoba mengingat sesuatu. Apakah mungkin aku tidak mengingat apa-apa? Apakah aku amnesia?
*KRAKKKK* suara pintu berbunyi pertanda seseorang tengah membukanya. Aku mendengar ada sebuah roda yang masuk. Entah itu peralatan atau apa. Aku tidak ingin melihatnya sebelum aku mengingat siapa aku sebenarnya. Tapi, suasana menjadi hening dan aku tidak bisa mengingat apapun.
Ku coba membukakan kedua mataku. Lalu menatapnya. Menatap ia yang duduk disampingku.
"Rumi sayang" panggilnya. Rumi? Apakah itu namaku? Aku menatapnya kosong. Aku tidak tahu siapa dia. Kemudian dia bertanya lagi.
"Kamu sudah sadar?"
"Iya" jawabku seraya tersenyum kepadanya. Ia menangis sejadi-jadinya. Sehingga air matanya membasahi tangan ku. Ia memelukku dan masih menangis. Aku mencoba mengingatnya, tapi aku tidak bisa. Apa harus ku sentuh terlebih dahulu supaya bisa mengingatnya? Ah, mungkin iya dan mungkin juga tidak. Kucoba menyentuhnya. Mengelus-elus kepalanya. Karena aku merasa sangat terharu melihatnya menangis untukku. Ku beranikan diri untuk bertanya kepadanya.
"Kamu siapa?" Dia terperanjat. Aku terkejut. Sesaat dia bertatapan dengan perawat itu lalu berkata.
"Suster, ini kenapa? Kenapa suamiku tidak mengenali aku?" tanyanya. Suami? Aku suaminya? Sejak kapan?
Author Pov~
Aku sangat terkejut mendengar pertanyaan dari Rumi. Ia tidak mengenaliku. Apa benar dia Rumi? Apa dia orang lain? Kenapa Rumi tidak mengenaliku? Apa dia amnesia?
"Suster ini kenapa? Kenapa suamiku tidak mengenali aku?" tanyaku khawatir. Perawat dan Rumi pun begitu.
"Tunggu sebentar Tuan, Nyonya. Saya akan memberitahu dokter terlebih dahulu supaya dia memeriksa keadaan Tuan Rumi" perawat tersebut pergi meninggalkan kami berdua. Aku rasa, aku sedang bersama orang lain saat ini. Bukan Rumi yang dulu ku kenal. Dia dingin. Dia tidak mengenaliku. Lantas bagaimana dengan nasib calon anak-anakku? Apakah ia melupakannya juga?
Perawat kembali bersama dokter. Lalu ia membawaku untuk mundur sedikit, supaya dokter bisa memeriksa keadaan Rumi.
Setelah itu, dokter menghela nafasnya. Ia menunduk sejenak, lalu berbalik ke arah ku.
"Nyonya, apakah Anda istri dari Tuan Rumi?"
"Ya dokter"
"Sepertinya Tuan Rumi mengalami amnesia akibat benturan keras. Tapi, saya belum tahu pasti, apakah amnesianya ini permanen ataukah sementara"
"Ya Tuhan" aku menangis kembali. Aku tidak sanggup Tuhan.
"Harus ada pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikannya Nyonya. Maka dari itu saya menyarankan agar Tuan Rumi dirawat disini untuk beberapa hari"

KAMU SEDANG MEMBACA
We Are Just...
RomanceKetika kita memilih untuk hidup bersama seseorang, berarti kita harus menerima semua hal tentangnya. Betul bukan? Mencintai tidak terhenti pada dirinya saja, melainkan pada kehidupannya juga, risiko bersamanya dan juga masa lalunya. Mencintai itu l...