Surprise!!!

23 1 0
                                    

Setelah selesai mandi, aku segera bersiap untuk pergi. "Mungkin Rumi masih sibuk, sehingga ia lupa untuk memberiku kabar. Apa lebih baik ku telpon saja?"

Aku mencoba mencari nomor telepon Rumi didalam kontak diponselku.

Setelah ku temukan, dengan cepat ku tekan layar sentuh itu untuk mencoba menghubunginya, dan tersambung.

Namun, Rumi tidak mengangkat panggilan dariku. Aku pun memutuskan untuk mengiriminya sebuah pesan.

To : My Husband♥

Rumi, ku rasa kamu masih sangat sibuk. Apa aku harus pergi sendiri? Ku tunggu balasan dari mu hingga 10 menit, jika tidak. Aku anggap kamu setuju.

Aku menunggunya, masih menunggunya. Menunggu kabar darinya. Dan berharap semoga ia cepat datang.

10 menit berlalu, ku putuskan untuk pergi sekarang. Ku ambil kotak hadiah pemberian Rumi dikamar. Saat ku lihat, ternyata perjalanannya menggunakan kereta, tapi dimana tiket milik Rumi? Apa dia membawanya? Ataukah hilang? Ah sudahlah tak usah terlalu dipikirkan, toh Rumi pun masih sibuk dicafe.

***

Saat berada didalam kereta, aku terduduk sendirian. Menatap pemandangan diluar sana. Namun, tiba-tiba mataku tertuju pada sebuah pemandangan yang lebih indah; pemandangan sebuah keluarga kecil yang harmonis, terdiri dari suami istri dan dua anaknya.

"Apakah aku akan seperti mereka? Memiliki beberapa anak dari Rumi?" pikirku.

Ku pasang earphone untuk mendengarkan beberapa lagu yang ku suka, dan mencoba memejamkan mata. Berharap untuk segera sampai ditempat tujuan.

***

"Hoam"

Ku coba membukakan mataku setelah energiku terisi penuh. Ku lihat sekeliling, ternyata sebentar lagi aku sampai ditempat pemberhentian. Aku pun segera bersiap membawa bawaan dan memperhatikan sekitar takut ada barang bawaan ku yang tertinggal.

Setelah sampai, aku harus menggunakan kendaraan umum untuk menuju tempat tujuan. Saat ku lihat di agenda, ternyata penginapan yang Rumi pesan tidak terlalu jauh.

🏃🏃🏃

"Permisi" ucapku.

"Selamat datang dipenginapan kami, ada yang bisa  dibantu?"

"Oh ya, saya Raisa, bisa antarkan saya ke kamar yang telah Rumi Buck pesan?"

"Baik, sebentar. Saya akan check terlebih dahulu, Rumi Buck ya?" tanyanya, akupun mengangguk.

"Rumi Buck, kamar nomor 303. Rekan saya yang akan mengantar dan juga membawakan bawaannya mbak ya"

Tidak lama dari itu seorang pria membawakan bawaan ku sekaligus mengantarku menuju kamar nomor 303.

Ternyata, kamar dengan nomor 303 itu berada dilatai 2 penginapan disini. Syukurlah tidak terlalu jauh, karena aku ingin segera berbaring ditempat tidur. Lelah sekali rasanya.

"Silahkan"

"Terimakasih"

Niatku untuk segera berbaring ditempat tidur, setelah pria itu pergi dengan segera ku batalkan. Kenapa? Karena aku sangat terkejut ketika melihat isi ruangan yang telah didekor sedemikian rupa. Ah Rumi, kamu selalu berhasil membuatku jatuh cinta, lagi dan lagi. Ini sungguh sangatlah luar biasa, karena saat masuk sudah ku lihat meja makan yang penuh dengan makanan, ntahlah sejak kapan makanan itu ada. Lalu, tidak hanya sampai disitu saja ditempat tidur yang ditutup selimut berwarna putih dituliskan "Happy Birthday Raisa" lengkap dengan bunga-bunga mawar merah yang ditaburkan disampingnya. Aku sungguh sangat terharu melihat semua ini, sehingga dengan tidak sadar aku berucap.

"Rumi!!!! Kamu dimana?"

"I'm here Darling"

"Loh, itu kan suara Rumi?" pikirku. Tanpa bergeming lagi, ku balikan badan ku yang masih menghadap tempat tidur.

Dan ternyata, benar saja itu adalah Rumi. Akupun berlari menujunya dengan segera. Lalu, memeluknya tentu.

We Are Just...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang