Part Five

24 2 0
                                    

I Wanna be your Favorite “Hello” and your hardest “goodbye”.
                           
                                 ~•~

Pagi ini tidak seperti pagi biasanya karena untuk pertama kalinya aku sangat antusias untuk sekolah sampai-sampai aku melewatkan sarapanku hanya untuk tiba disekolah lebih pagi dan kalian pasti tau apa itu alasannya, yapsss.. Jullian.

Hahaa mungkin ini sudah biasa kalian alami atau kalian lihat, tapi yang jelas perasaan ini adalah yang pertama kalinya untukku ya mungkin aku sedang jatuh cinta haha..

Aku melewati koridor sekolah dengan senyum lebar menghiasi pipiku dan sedikit mengangkat kepalaku orang-orang yang ada di koridor pun menatapku heran mereka memandangku dengan tatapan yang berbeda-beda ada yang kebingunan dan ada yang meremehkan juga, karena biasanya aku akan berjalan menunduk dan memasang ekspresi ketakutan. Aku tak ambil pusing semua tatapan itu karena aku sudah mempunyai satu kekuatan baru untuk menghadapi mereka semua meski, sedikit tidak yakin sih tapi tak apalah yang penting aku bisa segera bebas dengan pergumulanku selama ini.

Everybody can change, right.

Sesampainya di pertengahan kelas ku dengan kelas dia aku memperlambat jalanku dan mengedarkan pandanganku ke segala arah mungkin akan terlihat seperti sedang mencari seseorang.

“ Lagi nyari siapa?”

Mendengar suara yang sepertinya aku kenal aku segera membalikan badanku

Deg. Mampus

“hah.. eh lian.. eng..gakk kok gak nyari siapa-siapa cuman liat-liat aja hehe.” Jawabku yang sepenuhnya berbohong.

“masa sih, bukannya nyariin gua?.”

Bbllussh

sudah ku pastikan pipiku memerah karena menahan malu. Tapi BTW nih orang pede juga yaa..

“ hahaha pede banget sih kamu.”

“ kalo beneran juga gak papa kok hehe, oh ya lu gak bisa ya ngomong pake bahasa informal?.”

Akun hanya mengerutkan keningku tanda tak paham dengan maksud ucapannya dan nampaknya dia mengerti dengan perubahan raut wajahku.

“hhmm maksud gua lu gak usah ngomong Aku-Kamu kesannya kita kayak orang pacaran aja.. lu bisa ngubah jadi Lo-Gua biar enak didenger jadi gak ada yang salah paham.”

jleeb

“ohh.. iya nanti aku.. eh gua coba hehe.” Jawabku sekenanya.

“ hmm.. sorry buat kemaren gua pulang duluan. Oh ya gua duluan yaa.” Ucapnya mengakhiri pembicaraan singkat kami dan dia pergi tanpa sempat aku menjawabnya.

Entah mengapa perkataannya tadi sedikit menohok hatiku, memang benar apa yang dia katakan, sudahlahh aku harus tau diri tidak mungkin aku bersanding dengannya. Aku ini ngomong apa sih.

.

Suasana kelas masih sangat sepi hanya sebagian siswa saja yang baru datang, jadi kuputuskan untuk melanjutkan membaca novel kesayanganku sambil menunggu bel berbunyi.

Kruyukk kruyyukk.

o..oww sepertinya perutku baru saja menggelar mini konser.  oh yaa aku baru ingat kalau aku belum sarapan sama sekali minum air saja tidak sempat. Jadi kuputuskan untuk ke kantin siapa tau ada yang sudah buka dan aku bisa membeli sesuatu untuk mengganjal perutku ini.

Sesampainya di kantin aku mengedarkan pandanganku ke segala penjuru kantin untuk melihat-lihat jenis makanan yang sekiranya dapat ku beli. Namun aku merasakan seseorang menepuk bahuku.

“ haii lu bukannya cewe yang di minimarket minggu lalu ya?.” Tanyanya, dan aku memandangnya sambil mengingat-ingat wajahnya dan yapss aku ingat cowok tampan ini yang memberikanku segelas kopi hangat.

“ ohh iyaa haii.. “ jawabku agak grogi ralat sangaat grogi.

“ gak nyangka ya kalo kita satu sekolah haha, lo kelas berapa?.”

“ hmm.. iyaa.. kelas XI.” Jawabku singkat

“ ohh.. kalo gua kelas XII dan nama gua Alvino panggil aja Vino, siapa nama lo?.” Tanyanya

“ Namaku Camellia panggilannya Mia kak.” Jawabku sambil tersenyum.

“ kalo gitu gua manggil lu Camel aja ya biar beda hehe.” Ucapnya dan jangan lupakan tentang cengirannya itu.

“ jangan camel kak nanti artinya beda lagi.” camel=unta

“ maksud lu Unta, biarin aja kan gua bilang biar beda dari yang lain dan biar lu mudah inget gua.” Katanya.

Kayak nyolot yaa nama-nama aku kenapa jadi dia yang ngatur. Dan sepertinya aku ragu kalo dia waras, mukanya menipu broo. Bener ya yang di katakan dont judge by the cover, inilah buktinya tampangnya alim and ganteng tapi kelakuannya selengean.

“ hmm. Iya iya terserah kakak aja.” Jawabku akhirnya karena aku malas untuk berdebat dengannya apa lagi karena sepertinya dia tipe orang yang tidak suka dibantah.

“ hahaaa gitu dong karena percuma aja lo nolak soalnya gua akan tetep manggil lu dengan sebutan itu.” Jawabnya dengan seringai jahil.” Dan gua gak suka dibantah.” Bisiknya yang tanpa kusadari dia sudah memajukan badannya namun setelah mengatakan hal itu dia kembali menjaga jarak,dan tersenyum dengan senyum yang sulit kuartikan.

Aku hanya diam membatu dan menatapnya. Tak lama dia pergi sambil menepuk bahuku dan segera berlalu.

Dan aku memutuskan untuk kembali ke kelas karena nafsu makanku lenyap seketika. Orang tadi benar-benar membuatku sedikit takut, dari ucapanya seperti ada mengandung maksud tertentu dan yang ku takuti adalah jangan-jangan dia menyiapkan sesuatu untuk membullyku ohh tidakk aku harus menghindarinya.

Mengingat tidak ada orang yang menyukaiku kecual Lian. Yahh inget dia lagi kan.
                     
                              ~•~

Jam sekolah pun telah usai, tidak ada kejadian yang berarti untuk hari ini selain kejadian dengan dua cowok yang sukses membuat moodku hari ini berantakan.

Untung saja si ratu bully tidak menampakan batang hidungnya hari ini. Kalo tidak sudah ku pastikan aku pulang dengan keadaan yang tidak .. ahh sudah lah aku malas untuk membayangkannya.

Oh ya aku pulang menggunakan angkutan umum jadi sekarang aku sedang berdiri di Halte depan sekolah. Tidak banyak anak yang menggunakan angkutan umum ke sekolah hanya ada beberapa orang. Rata-rata yang lain menggunakan kendaraan sendiri atau di antar jemput.

Saat aku sedang asik memperhatikan siswa-siswi yang sedang berlalu lalang, aku melihat Jullia keluar dari gerbang sekolah dan nampaknya dia sedang berbincang-bincang dengan temannya dia keluar dengan mengendarai sebuah sepeda motor gede munkin jenis CBR entahlah aku tidak begitu tau dengan merek-merek motor.

Namun saat aku sedang memandanginyaa ada sebuah mobil yang berhenti tapat di depan halte awalnya aku berdecak kesal karena mobil ini menghalangi pandanganku, namun saat aku tau siapa yang ada di dalamnya aku bertambah kesal sekaligus terkejut.

                               •••

Tbc..

Unexpected MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang