If you said Nothing, there is Something
###
Karena kejadian semalam membuatku susah tidur alhasil aku jadi kesiangan.
Dan saat ini aku berada di tengah lapangan sedang hormat di depan tiang bendera sampai batas yang ditentukan.
What a bad day.
“ Tegak gerak.” Ucap pak santo selaku guru piket hari ini. “ sekarang kalian balik ke kelas masing-masing dan jangan diulangi lagi. Mengerti?” lanjutnya.
“ iya pak.” Ucap ku di barengi oleh anak- anak yang lain. Ada sekitar lima orang anak yang terlambat termasuk aku jadi aku cukup sedikit lega lantaran bukan aku saja yang kena hukuman hehe.
Aku langsung melangkahkan kaki ke arah kelasku namun baru beberapa ada seseorang yang menepuk bahuku.
“ telat, hmm?” ucap seseorang. Aku langsung membalikan badanku
“ hah? Ehhh i..yaa yan.” Dan ternyata itu jullian. Malllluuuuu
“ emang lu habis ngapain aja tadi sampe terlambat sekolah.?”
“ semalam aku tidur larut malam jadi kesiangan deh bangunnya.”
“ohh gitu, lain kali pasang alarm biar gak kesiangan lagi. Udah ya gua balik ke kelas duluan.”
“ iya yan thanks infonya.”
Aku merasakan wajahku memerah entah apa penyebanya. Apa karena perhatiannya atau karena malu ketauan terlambat. Arghh kenapa aku jadi gak jelas begini sudahlah lebih baik aku segera masuk ke kelas sebelum dimarahin bu Nia.
Saat ini aku sedang berada di perpustakaan sekolah di jam istirahat kenapa aku milih perpustakaan dibandingkan ke kantin ya kalian pasti sudah tau alasannya. Yapss karena perpustakaan adalah tempat yang tak terjamah oleh para hattersku haha.
Aku melanjutkan membaca novel yang sudah kubawa sambil sesekali memakan roti bekalku. Aku membaca tapi pikiranku melayang entah kemana memikirkan banyak hal termasuk tentang surat itu. Sampai-sampai aku tak menyadari ada seseorang disampingku.
“ heeii” ucap sesarang sambil menepuk bahuku
Aku langsung tersadar dari lamunanku dan melihat orang yang menyapaku
“ ohh.. haii” ucapku
“ Dari tadi gua ngeliatin lo bengong terus ada apa? Lagi ada masalah?” tanyanya
“hmm masa sih? enggak kok.”
“ hmm gak papa kalo lu gak mau cerita oh ya btw gua carra.” (kara)
“ haii carra. Aku Mia” jawabku
Akhirnya kamipun saling mengobrol menurut ku dia sangat asik dan aku baru mengetahui bahwa dia siswa baru disini pantesan saja dia mendekatiku mungkin karena dia tidak tau siapa aku di sekolah ini haha.
Saat bel masuk berbunyi aku dan Cara langsung kembali kekelas masing-masing karena takut kena marah guru kalo aku sampai telat masuk kelas lagi..
***
Jujur saja selama seharian ini perasaanku sungguh tidak tenang. Aku merasakan ada seseorang yang tengah mengawasiku tapi saat aku mengedarkan pandanganku ke segala arah aku tak menemukan orang yang mencurigakan. Jujur aku sangat takut hari ini apa lagi insiden semalam itu.
Brukk
Aduhhh... aku merasakan bahwa aku telah menabrak seseorang. Benar saja saat aku menonggakan kepalaku aku baru saja menabrak kak Vino. Ckk kenapa gua harus nabrak nih orang sih kayak gak ada yan lain aja udah setengah mati aku berharap supaya hari ini aku tidak bertemu dengannya ehh malah nabrak orangnya. Nasibb.
“ kamu kok jalan sambil melamun sih, untung yang ditabrak gua coba kalo orang lain udah di amuk masa lu.” Katanya setelah aku menegakan kepalaku.
maaf kak tadi aku gak sengaja dan lagi gak mikirin apa-apa kok.” Tukasku
“ berarti tadi pikiran lagi kosong dong? Untung aja lu nabrak gua jadi lu gak kesambet.” Katanya dengan senyum jahil dibibirnya.
‘Udah musibah untung lagi.’ Ucap batinku kessal dengan kata-katanya.
Anyway kenapa gua malah blg 'gk mikirin apa apa ya kan dia gak nanya'.“ pulangkan? Ya udah ayoo gua anter dari pada nanti lu nabrak lagi.” Lanjutnya dan tentu saja aku menolaknya.
“ gak us..”
“ itu bukan pertanyaan tapi perintah!” katanya memotong ucapanku dan langsung menarik tanganku untuk menuju parkiran mobil. Iss udah motong ucapan orang lain main asal tarik-tarikan lagi dikira gua patung apa.
Dan disinilah aku di dalam mobil bersama dengan tuan ditactor alias Alvino. Dan tidak ada percakapan serius di dalam mobil kami hanya diam satu sama lain sibuk dengan pikiran masing.
Disisi lain Aku berkutat dengan pemikiranku tentang kejadian-kejadian belakangan hari ini termasuk tentang teror itu." camel.."
"..."
"woyy mel.. "
"..."
"ehh ontaa.."
"..."
“ CAMEEllIIAAA” ucap Vino setengah membentak.
Aku langung terkejut dan tersadar dari lamunanku
“ hah.. eh iyyaa kak kenapa” ucapku terga..gu
“ lu tuh kenapa sih dari tadi ngelamun aja, terus raut muka lu juga kayak terbeban banget kalo ada masalah cerita jangan dipendam sendiri. Lo bisa kok cerita ke gua tentang masalah lu tenang aja gua gak ember kok di jamin 100%.” Ucapnya panjang dengan cengiran khasnya.
“ enggak kok gak ada apa-apa”
“ pasti ada”
“enggak”
“ ayolahh”
“ enggak ada kak aku baik-baik aja.”
“huhh.. dasar cewe selalu berpikir sanggup menghadapi semua masalah, tapi nyatanya gk bisa dan akhirnya cuman bisa nangis ,ya udah kalo lu emang gak mau cerita. Tapi inget gua selalu ada buat lu.” Kata-katanya mengingatkanku pada seseorang.
Aku hanya berdehem menanggapi omonganya. Tapi kata-kata dia sadis juga yaa.
'Gimana mau cerita kalo masalahnya itu diri lu sendiri kak'. Dewi batinku berkata.
➰
Tbc..
Gaje. I know
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected Mine
Teen FictionYang lalu biarlah berlalu kan sekarang lo tinggalnya dimasa sekarang bukan di masa lalu. - Alvino Tapi bagi gua masa lalu itu adalah kunci hidup gua buat bertahan hidup sampai detik berikutnya. - Camellia Dulu dan sekarang apa bedanya? Sama-sama gak...