Kejadian hari ini benar-benar menguras energiku, mataku yang sembab menjadi sorotan menarik bagi anak-anak lain, aku sungguh tidak peduli lagi. Alhasih aku dengan berat hati mengikuti kegiatan sekolah sampai bel pulang berbunyi.
Disinilah aku berada di tempat dimana seharusnya aku merasakan kehadiran orang-orang yang menyayangiku, merangkul hangat saat aku mendapat cobaan. Tapi sepertinya itu adalah mimpi yang belum mungkin terwujud atau tak akan terwujud.
Ya, aku sedang berada di rumah yang bagaikan neraka bagiku. Aku sedang duduk di kursi ruang tamu dengan mama yang sedang memarahiku habis-habisan karena berita yang mengatakan aku tidak masuk kelas pertama di tambah kebohongan yang mengatakan aku telah melukai Novillia. Yang benar saja.
Aku tidak mendengarkan semua ucapan mama karena aku merasa sejauh apapun, seberat, dan sejujur apapun dia tidak akan mendengarkan penjelasanku ataupun kata-kataku. Aku hanya memasang wajah datar dengan tatapan kosong.
Selesai mama memarahiku aku langsung menuju kamar dan menenggelamkan tubuhku di tumpukan bantal sambil menutup mataku. Aku tau ini belum selesai karena nanti malam pasti Papa kembali menghajarku.
Makan malam..
Semula suasana masih damai tentram sampai Papa datang dengan wajah mengeras yang seperti sedang menahan amarah. Aku hanya menghela nafas panjang sambil menyiapkan diriku baik-baik.
Plakk
“ Dasar anak tidak tau diri, apa kau sekarang telah menjadi seorang preman hah? Apa yang salah dengan kami, kami tidak mendidikmu untuk menjadi seperti itu. Apa yang kau lakukan dengan teman mu Novillia kenapa kau melukai nya hah? Jawab!!” Bentak Papa dengan nada sedikit berteriak.
Aku meringis sakit sambil memegang pipiku dan sepertinya sudut bibirku terluka karena aku merasakan rasa anyir darah akibat tamparan papa. Semuanya terlonjak kaget melihat perilaku papa padaku.
“ Aku tidak pernah memukul bahkan menyentuh Novillia Pa” Belaku lemah, aku merasa kepalaku sangat sakit sekali.
“ kalau kau tidak pernah memukulnya lalu bagaimana dia bilang bahwa kau telah melukai wajahnya, tadi orangtuanya menelpon papa bahwa kau yang menyebabkan wajah anaknya terluka. Apa kau berani berbohong dengan Papa.” Sepertinya papa benar-benar marah besar. Dan sialan kau bitch.
“ Apa aku harus mengatakan kebohongan supaya kalian mempercayaiku?”. Ucapku tak kalah sengit.
“ kauu!!!! Benar-benar anak kurang ajar!! Sini kau .” ucap papa sambil menarik tanganku menuju pintu rumah, aku hanya bisa meronta minta dilepaskan.
“ aww.. papa lepas, tanganku sakit.” Kataku sambil meronta dan mengucapkan kalimat permohonan lain, pandanganku buram akibat air mata yang entah sudah turun sejak kapan.
“ Malam ini kau tidur diluar dan jangan harap kau bisa makan malam ini.” Ucap papa sambil menutup pintu dengan kencang.
Aku hanya bisa menangis sambil mengetuk-ngetuk pintu rumah namun sepertinya usahaku sia-sia akhirnya aku hanya bisa duduk sambil memeluk kedua lututku dan membenamkan wajahku diantara lekukan tanganku.
Saat sudah merasa tenang aku berjalan meninggalkan rumahku dengan tatapan kosong. Saat di tengah jalan aku merasakan kepalaku kembali sakit sampai aku merasakan darah segar keluar dari hidungku dan tiba-tiba semuanya terasa gelap.
Hal terakhir yang ku lihat adalah Leon.
###
Di lain tempat
“ Tuan saya mendapat informasi bahwa nona muda Pingsan.” Ucap seseorang
“ APAA!!, Bagaimana bisa? Apa penyebabnya?”
“ Saya mendapat informasi bahwa ayah dari nona muda menyuruhnya untuk tidur diluar, sepertinya mereka sedang bertengkar, lalu nona muda berjalan meninggalkan rumah sambil menangis, sampai di tengah jalan nona muda memegang kepalanya yang nampaknya sedang kesakitan dan tiba-tiba hidungnya mengeluarkan darah dan pingsan, sekarang dia berada di salah satu rumah temannya dan temannya itulah yang menolongnya.” Ucap pria paruh baya yang merupakan orang kepercayaan tuannya itu.
“ siapa orangnya?” tanya pria itu dingin namun menyelidik.
“ Leovillo fernandez.” Ucap pria paruh baya itu sambil menundukan kepalanya.
“ keterlaluuannn..” geramnya. “ terus awasi mereka aku tidak mau kalau kalian sampai kehilangan jejak, kalau sampai itu terjadi ucapkan selamat tinggal pada keluargamu.” Ucap pria misterius itu dengan kejam.
“ keluar lah..”
Setelah orang kepercayaannya itu meninggalkan ruangan itu dia kembali mengeram dan mengacak rambutnya frustasi sambil berkata..
“ bertahanlah sayang aku akan datang.”
🔚🌹🔜
VOMENT PLEASE 😢
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected Mine
Teen FictionYang lalu biarlah berlalu kan sekarang lo tinggalnya dimasa sekarang bukan di masa lalu. - Alvino Tapi bagi gua masa lalu itu adalah kunci hidup gua buat bertahan hidup sampai detik berikutnya. - Camellia Dulu dan sekarang apa bedanya? Sama-sama gak...