Part Thirteen

5 1 0
                                    

“A happy life start from harmonious family”

Anonnymous

###

Aku mengerjapkan mataku berkali-kali menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam kamar ini. Setelah aku rasa aku telah membuka lebar mataku langsung saja aku mengedarkan pandanganku ke segala arah mengingat dimana sekarang aku berada.

Ini bukan kamarku.

Kata itu lah yang muncul pertama kali saat aku membuka mataku , aku masih menerka-nerka tempat apa ini. Ruangannya sangat elegan warna cat yang mendominasi adalah biru muda dan putih, tidak banyak furniture di tempat ini dan aku bisa menebak kalau ini adalah kamar khas lelaki.

Lelaki.

Astagaaa... alarm otakku berbunyi saat aku menyadari di mana sekarang aku berada. Tanpa aba-aba aku langsung memposisikan diriku duduk dan...

Cklekk

Suara pintu terbuka terdengar suara langkah kaki yang mulai mendekatiku dan..

“ oh hai putri tidur kau sudah bangun rupanya baru saja aku akan memanggil tujuh kurcaci dan bergegas menciummu.” Ucap seseorang yang tadi melangkah, dia laki-laiki, dan dia ... Leon.

“ Kau ini apa-apaan” kataku sambil melempar bantal ke arahnya. “ apa aku berada di kamarmu?” lanjutku

Aku dengar dia hanya terkekeh sebelum menjawab pertanyaan ku. “ Well.. sayangnya begitu Nona. Semalam kau pingsan di tengah jalan dan lebih parahnya lagi aku lah satu-satunya orang yang berada di sana pada saat itu.” Ucapnya mendramatisir.

Aku berdecik sebal mendengar kata-katanya. Memangnya dia pikir aku ini orang gila

“ Tadinya aku ingin mengantarmu kerumahmu tapi saat aku melihat keadaanmu aku urungkan niatku, apa aku benar membawamu kesini?” tanyanya hati-hati, aku yakin sebenarnya dia penasaran dengan apa yang terjadi padaku.

“ hmm.. ya kau benar, maaf telah merepotkan, aku ada sedikit masalah dengan orang tua ku.” Ucapku sendu

“ sudah lah Lupakan. Oh ya ini aku membawakan Bubur untukmu.” Katanya sambil menyodorkan nampan yang berisi semangkuk bubur dan segelas air putih.

“ Terima kasih. Oh ya dimana Orang tua mu aku ingin bersalaman dengan mereka dan berterimakasih telah memberiku tumpangan.” Kataku sambil melahap makanannya, jujur aku sangat lapar haha.

“ Ohh.. mereka baru saja berangkat kerja. Akan aku sampaikan salam mu nanti.” Jawabnya

“ ah begitu. Baiklah jangan lupa sampaikan salamku okay..”  kataku sambil memberikan senyum padanya.

Kami mengahabiskan waktu sambil mengobrol. Ini adalah obrolan terpanjang kami setelah seian lama berkenalan. Topik yang di bahaspun bervariasi dari mulai hal-hal konyol sampai pada akhirnya aku menceritakan tentang kejadian tadi malam dia hanya memberikan respon selayaknya teman biasa.

Setelah puas mengobrol akhirnya dia memutuskan untuk mnegntarku pulang awalnya aku tidak mau malah aku berpikir untuk kabur saja namun dia tetap memasaku untuk pulang.

“ ayolahh Melli lu harus berani.” Bujuknya

“ Aduhh Leon udah berapa kali sih gua bilang mereka tuh gak mempan, gua kurang berani apa coba bertahan diperlakukan begitu dengan mereka yang ada gua gila disana.” Kataku masih dalam mempertahankan egoku.

“ Mel denger ya. Sekuat apa pun lu untuk lari dari kenyataan tetap saja fakta tidak bisa di tutupi. Gini ya sekarang lu pulang, dan kalau mereka tidak menerima lu abaikan aja seperti biasa selesaikan.”

“ aduhh Leonkuhh sayang anak siapa sih lu??? Eh nenek gayung juga bisa kali kalau cuman disuruh gitu doang. Masalahnya ini pake hati gua ulangin ya H.A.T.I gua masih punya hati dan otak buat nerima keadaan men.” Ucapku kesal dengan usulnya yang menurutku adalah alasan klise.

“ yaa gua tau. Mel satu-satu jalan itu ya berubah. Berubah jadi apa yang mereka mau, gua tau lu itu pinter, lu juga sanggup buat dandan cantik seperti gadis-gadis yang lainnya. Cuman lu terlalu takut. Takut buat menjadi diri lu dahulu.”

Degg.  Aku membatu mendengar kata-katanya. Apa itu benar? Apa aku terlalu takut untuk menjadi diriku sendiri? Bukan tanpa alasan aku seperti ini. Aku hanya terlalu lelah untuk terus jadi bahan perhatian meskipun tidak ada bedanya tapi yang sekarang diperhatikan karena kelemahan. Dan aku tidak mau ada yang terluka lagi.

“ am i wrong? helooww Melii are you there?” katanya sambil mejentikan jarinya di wajahku.

“ ehh curutt, kok lu bengong sih gua ngomong panjang kali lebar bagi dua capek tau.” Katanya jengah karena aku tak kunjung meresponya.

Aku hanya menghela nafas pelan dan mengangguk.

“ lahh lu kesambet setan apaan coy? Gua ngomong diem, gua tanya lu ngangguk-ngangguk.” Ucapnya sambil mencubit pipiku.

“ ihh.. leonn lepas. Sakit tau. Iya gua mau pulang.” Jawabku cepat dan ketus. Biar saja habis dia menyebalkan.

“ hah? Nah gitu dong dari tadi kek . ayo cepet gua anter.” Ucapnya bersemangat sambil berjalan keluar kamar.

Kenapa dia yang bersemangat bener-bener aneh tuh anak.

🔚🌹🔜

Some Vote please

Unexpected MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang