Lampu blitz menyala tanda sesi pemotretan Alena sedang berlangsung, Alena tampak sangat memukau terlihat seperti seorang dewi seolah seperti menghipnotis seluruh orang dalam studio dan membuat Aron si fotografer muda dan handal berdecak kagum dan menghujani Alena dengan banyak pujian selama sesi pemotretan.
" Ya, bagus seperi itu Alena" Aron membidik lensa kameranya. Sementara Alena terus bergaya.
"Wow.. coba lihat ini hasilnya" Aron menujukan hasil bidikan fotonya pada Alena.
"Kau sungguh luar biasa" Aron tersenyum menggoda.
Aron mengerlingkan satu matanya kearah Alena yang masih berdiri di sampingnya mengamati hasil foto "Kau tau, kau sangat cantik Alena"
"Terima Kasih Aron, kau juga fotografer handal" Alena tersenyum memuja.
"Oke kita break dulu! nanti kita mulai lagi tepat pukul satu dengan model lainnya" Aron berseru kepada seluruh crewnya.
"Alena bisa kita makan bersama?" Aron mulai melancarkan sebuah pendekatan, baginya bukan hal yang sulit menaklukan wanita karna ia memiliki fisik yang baik dan wajah yang tampan bahkan terkadang Aron tidak perlu bekerja keras untuk menaklukan wanita karna kebanyakan wanita itu sendiri yang datang kedalam pelukan Aron. Tapi tidak dengan Alena dia gadis yang sulit ditaklukan.
"Maaf Aron aku tidak bisa, hari ini aku ada acara makan siang dengan ayah-ibuku karna kakek hari ini datang dari Belanda" Alena segera berkemas dan berpamitan dengan para crew yang ada.
*****
Dua jam perjalanana akhirnya Alena tiba di villa milik keluargannya yang bergaya klasik jawa rumah joglo dengan banyak ornamen ukiran kayu jati dan sedikit sentuhan interor klasik belanda. Sudah sangat lama ia tidak ke tempat itu terakhir kalinya ia kesana saat usianya masih lima tahun waktu kakeknya merayakan ulang tahun yang ke enam puluh tahun. Alena menyusuri ruangan tamu dan mengenang masa-masa itu, ia bermain dengan beberapa saudara sepupunya yang sebaya dan beberapa anak dari rekan bisnis kakeknya saat itu ada seorang anak laki-laki gendut yang usianya kira-kira sepuluh tahun lebih tua dari Alena berlari menghampirinya dan mendaratkan ciuman dibibirnya sekilas sebelum ia dan orang tuanya berpamitan pulang dan membuat Alena menangis sangat keras namun seisi ruangan itu justru tertawa hangat melihat tingkah mereka berdua.
"Nona, sudah di tunggu sama keluarga di dalam" Lamunanya terhilang saat seorang asisten rumah tangga mempersilahkannya masuk ke taman belakang.
"Kakek..!" Alena berlari memeluk kakeknya yang masih tampak gagah walau sudah tua.
"Ohhh... Cucuku" Kakek mencium kening Alena.
"Kakek masih terlihat gagah" Alena memuji tulus.
"Alena kau tampak terlihat kurus, kau harus menjaga kesehatan"
"Aku memang arus menjaga berat badan, karna pekerjaanku adalah model"
" Sudah tinggalkan pekerjaan itu dan fokus ke kuliahmu, Alena" Sang kakek mengingatkan.
"Kuliahku berjalan lancar" Alena berusaha menenangkan Kakeknya.
" Aku sudah memperingatkan ayahmu berkali-kali untuk tidak mengijinkan mu bekerja"
"Memang awalnya aku berkerja untuk membantu perekonomian keluarga tapi sekarang perusahaan ayah sudah kembali stabil dan aku hanya melakukannya sebagai hobi saja" Alena terseyum pada kakeknya.
"Ayo kita kesana " Kakek mengandeng Alena menyusuri taman menuju rumah joglo yang ukuranya lebih kecil.
"Kau sudah datang sayang" Sapa Ibu dari Alena.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA DATANG KARNA TERBIASA
Romantizm21+ bijak dalam mengambil keputusannyaaa Tulisan pertama saya.... Maaf kalo gak bagus Maaf jangan di copy (Plagiat)~~ Alena, saat takdir cintanya harus berlabuh pada seseorang yang belum pernah ia kenal, Kairos menyakinkannya bahwa cinta dapat ber...