BAB 3
"Sakit!"
Levi menjerit, berusaha mendorong tubuh Erwin. Tubuhnya berteriak antara kesakitan dan keinginan untuk dipenuhi gairahnya. Sebutir air mata menetes dari sudut matanya, sisa-sisa dari kesadarannya yang tertinggal.
Erwin mendesakkan dirinya sedalam mungkin, akhirnya berhasil menembus penghalang itu, mengabaikan jeritan kesakitan Levi.
Ketika akhirnya jeritan Levi mereda. Erwin mengangkat kepalanya, dan mengecup lembut bibir Levi yang terbuka dan terengah-engah.
"Setelah ini... Aku akan mengajarkanmu bagaimana cara memuaskanku," ucapan itu menggema di dalam ruangan, bagaikan janji dari sang kegelapan.
Dan Levi, sudah benar-benar kehilangan kesadarannya, tubuhnya menggeliat merasakan kenikmatan yang menggelenyar ketika rasa sakit itu akhirnya menghilang. Berganti dengan kenikmatan panas yang membagikan gelenyar menyiksa ke seluruh tubuhnya.
Erwin merasakan gerakan pinggul Levi, merasakan denyutannya yang menggenggam panas tubuhnya, yang tertanam jauh di dalam tubuh Levi. Mendesak dengan berani, menarik Erwin lebih dan lebih dekat lagi.
Erwin menggertakkan gigi, menahan diri, membiarkan Levi menggerakkan pinggulnya, mencari kenikmatannya sendiri dengan sesuka hati. Dan tidak butuh waktu lama ketika akhirnya lelaki itu mencapai pemenuhan kepuasannya.
"Oh... oh... astaga..." Levi memejamkan mata ketika kenikmatan itu meledak dan membanjiri tubuhnya dengan rasa panas yang tak tertahankan.
Dan walaupun Erwin bisa memperpanjang kenikmatannya sendiri, pemandangan akan orgasme Levi dan denyutan Levi yang meremas dirinya, jauh di dalam sana, membuatnya tidak bisa menahan diri lagi. Detik itu pula, Erwin meledakkan gairahnya, bergabung dengan Levi dalam gairah yang melemahkan.
.
Entah apa yang membuat Levi terbangun dari tidurnya yang lelap, rasa sakit yang aneh di badannya, ataukah cahaya terang yang mendadak muncul entah dari mana. Levi membuka matanya. Sekilas pandangannya terasa kabur, dan ia mencoba untuk memfokuskan dirinya.
Kamar itu, dengan nuansa putih yang menyejukkan...
Kilasan-kilasan ingatan berkelebat di benaknya, ia masih disekap disini, di dalam kamar di rumah Erwin yang jahat.
Dengan panik Levi terduduk dari ranjangnya, dan selimutnya melorot hampir jatuh menutupi pingganggnya, melorot? Levi menundukkan kepalanya, dan menyadari kalau ia telanjang bulat di balik selimutnya, apa yang...
"Selamat pagi."
Suara maskulin itu terdengar dekat sekali dan Levi menolehkan kepalanya kaget.
Pemandangan di hadapannya membuat jantungnya bergejolak. Erwin ada disana, di ranjangnya, mereka ada dalam selimut yang sama, dan menilik kepada selimut Erwin yang hampir saja melorot di pinggulnya, mereka sama-sama telanjang!
Levi masih terperangah menatap pemandangan didepannya. Erwin berbaring dengan angkuhnya, jelas-jelas telanjang bulat di balik selimutnya, dan menatapnya dengan tatapan berhasrat yang memiliki sorot tajam.
Dengan panik Levi menarik selimutnya agar menutupi seluruh badannya, tetapi gerakannya itu malah membuat selimut yang menutupi tubuh Erwin melorot dan hampir memperlihatkan kejantanannya. Dengan malu, Levi memalingkan kepalanya dan disambut dengan senyuman jahat Erwin .
Keberanian dan kemarahan Levi langsung muncul ketika menyadari rasa pedih di antara belahan pantatnya. Lelaki ini memperkosanya! Entah apa yang terjadi semalam, Levi tidak ingat sama sekali. Tapi yang pasti, ia sudah dinodai oleh iblis berhati kejam ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sleep With The Devil ( EruRi Ver.)
RandomLevi dengan sifat keras kepalanya dan Erwin dengan seluruh kekuasaannya. "Kau adalah kelemahanku." -Erwin Smith. SnK. EruRi Fanfiction. Remake dari novel kak Shanty Agatha, Sleep With The Devil. Maaf jika ada kesamaan sm cerita milik yg lain. uda...