BAB 11
Erwin membaringkan Levi ke atas ranjang. Jemarinya menyusup ke balik celana Levi dan langsung menyentuh kejantanannya. Sentuhan itu membakar sekaligus menyejukkan dan Levi langsung mengangkat tubuhnya penuh gairah. Erwin menundukkan kepalanya, mengecup leher dan pundak Levi sambil menurunkan kemejanya, menikmati betapa Levi menyerah pada gairahnya.
"Ah, Sayangku, kau begitu indah," Erwin mengecup singkat puting Levi yang mulai tegang, lalu mulai melumatnya penuh gairah, membuat Levi hampir menjerit karena siksaan kenikmatan yang berbaur menjadi satu.
Lelaki itu menurunkan celana Levi dan mulai menyentuhnya, di mana-mana, meninggalkan gelenyar panas yang membakarnya. Jemari Erwin menyentuh lubang rektumnya dan Levi merasakan dorongan yang amat sangat untuk memohon agar Erwin mau memasukinya.
Dan Erwin sudah siap, lelaki itu terasa begitu keras dan panas di bawah sana. Levi mendesak-desakkan tubuhnya dengan frustrasi, permohonan tanpa kata.
"Tenang, Sayangku," Erwin mulai terengah, menahan pinggul Levi yang bergairah di bawahnya, "aku akan memuaskanmu sebentar lagi."
Erwin menyentuhkan dirinya, dan langsung menggertakkan giginya, melawan dorongan kuat untuk memasuki Levi dengan kasar. Levi sudah sangat siap menerimanya, tetapi Erwin bertekad memperlakukannya dengan lembut, memberikan tubuhnya untuk kenikmatan Levi.
Ketika kehangatan Erwin merasukinya, tenggelam dalam tubuhnya yang panas dan basah, Levi mengerang dan memejamkan mata. Oh astaga! Rasanya begitu tepat, kenikmatan ini, kedekatan ini yang telah ia sangkal selama ini. Rasanya luar biasa tepatnya!
Mereka bergerak dalam alunan gairah yang keras, berusaha memuaskan gejolaknya sendiri-sendiri. Sampai akhirnya tubuh Levi terasa melayang, mencapai puncak kenikmatannya didorong oleh rasa klimaks yang begitu dalam. Ketika mendengar erangan Levi, Erwin mengikutinya. Menyerah dalam orgasme bersamanya.
.
Ada yang berbeda dalam hubungan mereka. Levi menyadari pagi itu, mengingat senyum lembut Erwin saat Levi terbirit-birit kembali ke kamarnya ketika hari hampir menjelang pagi. Terutama perasaan Levi ke Erwin, ada yang berubah.
Ternyata selama ini ia juga frustrasi oleh gairah yang tertahan, sama seperti yang dirasakan Erwin. Dan ketika semalaman mereka saling memuaskan gairah masing-masing, pagi ini perasaannya luar biasa bahagia. Levi bahkan merasa ingin bersenandung.
Pagi ini, karena Erwin biasanya sudah berangkat bekerja pada jam-jam segini. Levi memutuskan untuk mengisi waktunya dengan menjelajah seluruh isi rumah. Ia memutuskan untuk menjelajahi area sayap kanan rumah yang besar itu. Tanpa ditemani siapapun, Levi menyusuri lorong-lorong, ruangan demi ruangan, sampai akhirnya tiba di ujung lorong, dengan dinding yang sepenuhnya terbuat dari kaca, memantulkan cahaya matahari ke seluruh lorong dan pemandangan yang luar biasa indahnya di balik kaca. Pemandangan kebun mawar berwarna merah tua yang merambat dan memenuhi taman kecil di sana.
Levi terpesona hingga hampir sesak napas. Ia berdiri cukup lama di depan taman itu, lalu kemudian mengerutkan keningnya ketika menyadari, bahwa sayap kanan rumah ini, meskipun tampak bersih dan terawat, tampaknya hampir tidak pernah digunakan.
Levi menoleh ke kiri, dan menemukan sebuah pintu besar berwarna keemasan. Dengan penuh rasa ingin tahu ia membuka handle pintu itu. Sepertinya susah dan macet, tetapi kemudian setelah Levi mencoba beberapa kali, pintu itu terbuka dengan mudah, dengan suara berderit karena engsel yang sudah lama tak diberi pelumas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sleep With The Devil ( EruRi Ver.)
RandomLevi dengan sifat keras kepalanya dan Erwin dengan seluruh kekuasaannya. "Kau adalah kelemahanku." -Erwin Smith. SnK. EruRi Fanfiction. Remake dari novel kak Shanty Agatha, Sleep With The Devil. Maaf jika ada kesamaan sm cerita milik yg lain. uda...