BAB 8
Erwin masuk ke kamar perawatan Levi tepat tengah malam. Saat itu Levi sudah tertidur pulas di atas ranjangnya. Dengan langkah pelan tak bersuara, Erwin berjalan menuju tepi tempat tidur dan berdiri di dekat ranjang tidur Levi, mengawasi Levi dengan mata tajamnya.
Begitu damai lelaki ini terpejam dalam lelapnya, seolah tak menyadari bahwa sekarang bahaya yang amat besar sedang mengintainya.
Erwin sedikit membungkuk, lalu menyentuh pelan pipi Levi. Lelaki itu mengerang pelan lalu mengubah posisi tidurnya, tetapi tidak terbangun.
Erwin mengambil resiko dengan menunduk dan mengecup bibir Levi, merasakan manisnya bibir itu. Sampai kemudian ia terlarut dalam gairahnya yang tertahan dan melumat bibir Levi.
Levi merasakan gelenyar panas di seluruh tubuhnya, dan ia menggeliat, ada gairah menjalar dari bibirnya yang terasa nikmat dilumat seseorang. Dengan lemah Levi mengerjap setengah tertidur dan membuka mata.
Seseorang itu, yang sedang membungkuk di atas tubuhnya dan melumat bibirnya, adalah Erwin Smith.
Erwin sedang melumat bibir Levi, kemudian ia berhenti lalu menatap mata Levi, menyadari bahwa Levi sudah terbangun. Dengan lembut Erwib menelusurkan tangannya di pipi Levi, lalu bibirnya mengikuti gerakan jemarinya.
Levi memejamkan matanya, ini pasti mimpi. Erwin Smith di dunia nyata tidak mungkin berbuat selembut ini, lelaki itu pasti akan langsung memaksanya, memperkosanya, dan memperlakukannya dengan kasar.
Ini pasti mimpi, karena sebelum tidur Levi berbaring dengan gelisah, mencoba menghapus memori bercintanya dengan Erwin yang seolah-olah selalu muncul dalam benaknya. Dan karena ini mimpi, tak ada salahnya untuk menikmati.
Levi setengah tersenyum, lalu menyentuh pipi Erwin dengan lembut. Dalam sekejap tubuh Erwin langsung kaku seperti terkejut merasakan sentuhan lembut jemari Levi di pipinya.
Levi langsung menarik tangannya panik, apakah Erwin dalam mimpinya ini akan berubah lagi menjadi Erwin dalam dunia nyata yang jahat?
Ternyata tidak, Erwin dalam dunia mimpi ini sangat lembut dan penuh kebaikan. Lelaki itu mengambil jemari Levi dan meletakkannya di pipinya.
"Sentuh aku dimanapun kau suka, jangan berhenti..." Bisik Erwin penuh gairah.
Levi tidak menyia-nyiakan kesempatan itu, ini benar-benar mimpi yang sangat menyenangkan. Di bawah tatapan tajam Erwin, Levi mengusapkan jemarinya di wajah Erwin, mengagumi setiap kesempurnaan yang terpatri disana.
Ketika jemarinya hampir menyentuh bibir Erwin, ia meraih tangannya, dan mengecupnya lembut, satu persatu jemarinya. Erwin menggulingkan tubuhnya ke samping Levi, ranjang rumah sakit yang lembut itu membuat tubuh mereka saling bersentuhan rapat. Tangan Erwin menggenggam jemari Levi, lalu menyentuhkan jemarinya ke kejantanannya yang sudah sangat siap.
"Sentuh aku, Sayang..." Bisiknya parau.
Wajah Levi memerah merasakan kekerasan yang panas di telapak tangannya, dengan lembut Erwin membuka ikat pinggangnya kemudian menurunkan celananya, "rasakanlah tubuhku yang amat sangat mendambamu."
Levi meremas kejantanan itu dan Erwin mengerang, perasaan bahwa Erwin benar-benar bergairah atas sentuhannya membuat Levi merasa senang. Oh ya ampun, ini adalah mimpi erotis terbaik yang pernah dialaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sleep With The Devil ( EruRi Ver.)
RandomLevi dengan sifat keras kepalanya dan Erwin dengan seluruh kekuasaannya. "Kau adalah kelemahanku." -Erwin Smith. SnK. EruRi Fanfiction. Remake dari novel kak Shanty Agatha, Sleep With The Devil. Maaf jika ada kesamaan sm cerita milik yg lain. uda...