BAB 9

5.8K 548 156
                                    

BAB 9

Dokter Jean mengendarai mobilnya dengan tenang menembus kemacetan jalan raya, mereka lalu tiba di belokan yang mengarah ke luar kota, menuju jalanan yang sepi. Levi yang selama ini diam karena menahan rasa tegang dalam perjalanan menoleh dan menatap Dokter Jean penuh rasa ingin tahu.

"Kita akan kemana, Dokter?"

Dokter Jean menoleh lalu tersenyum manis, "ke rumah di pinggiran kota, tempatnya seperti villa di pegunungan, kau akan aman di sana dan Tuan Smith tidak akan bisa menjangkaumu."

Levi menganggukkan kepalanya dan menatap lurus ke depan, pemandangan di luar adalah hutan dan jalanan yang berkelok-kelok, malam semakin gelap dan Levi mulai merasa mengantuk. Akhirnya ia menyandarkan kepalanya dengan nyaman di kursi dan mulai tertidur.

.

Erwin menatap marah pada perawat yang dibius untuk menggantikan Levi di ranjang. Dua pengawalnya yang tadi berjaga di depan kamar Levi berdiri ketakutan dengan wajah lebam bekas pukulan Erwin.

"Kenapa kalian bisa sebodoh itu, hah?" Suara Erwin terdengar tenang, tetapi intensitas kemarahannya membuat bulu kuduk dua anak buahnya berdiri.

Para pengawal itu saling bertatapan mencoba berkata-kata, tetapi tak bisa. Mereka memang bersalah. Mike sebagai atasan mereka telah menginstruksikan untuk memeriksa siapapun yang akan masuk dan keluar dari kamar perawatan Levi. Tetapi karena Dokter Jean tampaknya terbiasa keluar masuk ruangan ini dengan bebas, mereka jadi lengah dan membiarkannya. Siapa sangka kalau Dokter Jean adalah Jackal yang ditakuti itu?

Erwin masih menatap marah pada kedua pengawalnya, memikirkan hukuman apa yang cukup kejam untuk dilimpahkan atas kebodohan mereka. Levi melarikan diri, dan bukan hanya melarikan diri. Demi Tuhan! Dia sekarang ada di tangan Jackal.

Mike datang, menyerahkan setumpuk berkas lagi, mengalihkan perhatian Erwin.

"Sepertinya dugaan Anda benar, Tuan. Profil Dokter Jean sangat mirip dengan profil Jackal. Dia lulusan jenius dari jurusan kedokteran, kehidupannya sangat misterius, dan menurut desas-desus, ibunya meninggal karena bunuh diri. Dia terdaftar sebagai dokter pelamar di rumah sakit ini sejak dua bulan yang lalu, dan ketika kami melakukan pengecekan terhadap latar belakangnya, semuanya kosong, tidak ada satupun data tentangnya, seolah semuanya telah dihapus."

"Cari sampai dapat," Erwin menggertakkan giginya, "apapun itu. Alamat, nomor mobilnya, apapun untuk bisa mengarahkan kita kepadanya. Kita harus menemukan Levi, sebelum terlambat," Erwin memejamkan mata, sejenak merasakan sesak di dadanya.

Levi harus selamat, meskipun sekarang hal itu diragukan, karena Levi berada di tangan Jackal yang sangat kejam. Erwin akan menempuh segala cara untuk mendapatkan Levi kembali, dan dalam keadaan hidup.

.

"Levi, kita sudah sampai," Dokter Jean mengguncang bahu Levi lembut.

Levi membuka matanya dan menemukan mobil mereka diparkir di sebuah villa tua berwarna putih yang sangat indah dihujani cahaya lampu yang remang-remang.

Dokter Jean turun terlebih dahulu, lalu membuka pintu penumpang dan membantu Levi turun. Mereka berjalan bersisian memasuki teras rumah, ketika Dokter Jean membuka kunci pintu rumah itu, Levi mengernyit dan bertanya.

Sleep With The Devil ( EruRi Ver.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang