Chapter 9

2.2K 222 2
                                    

Hqppy reading!

Bel tanda bunyi pulang sekolah kini sedang berbunyi membuat semua siswa berhamburan untuk keluar dari kesal menuju ke tempatnya masing-masing, begitu juga dengan Yoona yang kini beranjak dari duduknya dan melangkah keluar kelas.
Baru sampai di depan pintu kelas seseorang memanggilnya.

"Yoona!" panggil Sehun dengan berlari menujunya.

Yoona memutar tubuhnya ke arah Sehun. "Ada apa?"

"Aku ingin mengajakmu pulang bersama, itu jika kau mau," kata Sehun membuat Yoona terkejut.

Aneh seperti bukan Sehun yang selama ini dia kenal sosok yang dingin dan hari ini dia menampilkan sifat yang sangat hangat.

Yoona menggigit bibir bawahnya, entahlah ia bingung harus menjawab apa?

"Yoona pulang bersamaku," ujar Chanyeol yang baru datang dari belakang.

Park Chanyeol langsung menarik tangan Yoona dengan menatap sinis Sehun.

Setelah sampai di parkiran mobil. Yoona menepis tangan Chanyeol dan melihat pergelangan tangannya yang terluka akibat cengkraman Chanyeol yang terlalu kuat.

"Kau membuat tanganku terluka," keluh Yoona dengan meringis kesakitan.

Lagi-lagi Chanyeol menarik tangan Yoona menuju mobilnya.

"Apa kau tidak bisa bersikap lembut sedikit Park Chanyeol!" bentak Yoona dengan menatap tajam Chanyeol.

Chanyeol hanya menampilkan wajah datar, tangannya mengambil sesuatu di dalam laci mobilnya. Kali ini Chanyeol menarik tangan Yoona untuk mengobatinya.

"Maaf, aku tidak bermaksud menyakitimu," ujar Chanyeol dengan mengobati luka Yoona.

Setelah selesai mengobati tangan Yoona, Chanyeol mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang.
Sekilas Chanyeol dapat melihat wajah Yoona yang kesal di kaca depanya.

"Apa kau masih marah soal tadi pagi?" tanya Chanyeol membuka obrolan.

Yoona masih saja memandang ke depan dengan wajah kesalnya.

"Apa kau marah karena kau tidak bisa pulang bersama Sehun? Jika itu memang benar alasannya baik lah aku akan mengantarkanmu kembali agar kau bisa pulang bersama Sehun," lanjut Chanyeol dan ingin memutar kembali mobilnya, namun Yoona mencegahnya.

"Kenapa kau berpikir seperti itu? Aku kesal karena sikapmu seperti anak kecil, kau tau?" jawab Yoona yang masih menatap ke depan.

Chanyeol menghentikan mobilnya dan menatap ke arah Yoona.
Lalu memegang tangan Yoona dengan lembut.

"Kau tau? Terkadang seseorang dewasa bisa seperti anak kecil itu karena satu hal cemburu," kata Chanyeol membuat Yoona menatap ke arahnya.

Entahlah seperti ada listrik yang mengenainya, jantungnya berdetak lebih kencang.
Ia tidak pernah merasakan seperti ini ke siapapun bahkan ke Sehun.
Ya walaupun, ia sering berdetak kencang dan gugup ketika bersama Sehun, tapi kali ini beda dengan biasanya.

"Aku mulai menyukaimu aku merasa kesal tadi," lanjut Chanyeol.

"Apa kau tidak sedang bercanda Chanyeol?" tanya Yoona untuk memastikan sekali lagi.

"Apa aku terlihat sedang bercanda?"

Yoona menggeleng pelan.

Chanyeol kembali menatap ke depan dan menghidupkan mobilnya kembali.

"Sudah lah, aku tahu cintaku akan bertepuk sebelah tangan, aku tahu kau dari dulu menyukai Sehun," kata Chanyeol dengan pasrah dan tersenyum.

"Oh ya, aku juga tidak akan melarangmu untuk jalan dengan siapapun karena status kita cuma kekasih, tapi hati kita jauh untuk mengatakan bahwa kita sepasang kekasih," lanjut Chanyeol dengan fokus mengendarai mobilnya.

Setelah itu hening tidak obrolan lagi di antara mereka.
Sampai akhirnya berhenti di sebuah rumah yang sangat besar dan mewah.
Chanyeol memasukan mobilnya ke halaman rumah itu.

Yoona merasa bingung kenapa Chanyeol membawanya ke sini, bukan mengantarkan pulang atau ini rumahnya.

Chanyeol mendengus melihat Yoona yang masih melamun.
"Apa kau tidak mengetahui caranya membuka sabuk pengaman, Do Yoo Na?"

Yoona buru-buru membuyarkan lamunannya dan melepas sabuk pengamannya.

"Kenapa kau membawaku ke sini? Apa ini rumahmu, Chanyeol?" tanya Yoona dengan memandang kagum rumah mewah di depannya.

Chanyeol membalikan arahnya dan kembali melangkah ke arah Yoona dan menariknya untuk masuk.
Baru Sampai di depan pintu Chanyeol dan Yoona sudah disambut oleh beberapa pelayan rumah itu.

"Silahkan, Tuan sudah menunggu di dalam," ujar kepala pelayan dengan membungkuk begitu dengan yang lain.

"Jika kau orang kaya, lalu kenapa kau harus menekuni pekerjaanmu itu?" tanya Yoona, namun Chanyeol mengacuhkannya dan menariknya menuju ruang tamu.

Mata Yoona terbelalak kagum melihat isi rumah ini.
Banyak barang-barang mahal di ruangan ini.

"Eonnie," panggil seorang anak kecil dari dalam dan memeluk Yoona.

Yoona terkejut saat melihat Yura adiknya bisa di sini.
Ia juga melihat kakaknya berdiri di depannya.

"Kalian..," ucap Yoona terpotong oleh Yura.

"Ini rumah kita yang baru." Yura berkata dengan semangat.

Yoona berdiri dan melangkah ke arah Do Kyungsoo. "Rumah kita? Bagimana bisa?" tanya Yoona dengan bingung.

Kyungsoo mengangguk dengan senyum, lalu mengajak duduk Yoona.
"Duduk dulu."

"Katakan Oppa."

"Jadi ini bonus dari bos oppa yang memberikan rumah karena kerja Oppa yang memuaskan," ujar Do dengan senyum.

"Benarkah? Kalau eomma ada pasti dia bisa ikut bahagia bersama kita," kata Yoona dengan tersenyum kecil.

Pria itu memeluk adiknya dan mencium ujung rambutnya. "Eomma, pasti bahagia di sana."

"Park Chanyeol terimakasih kau telah membantu memberi kejutan untuk Yoona," ujar Do Kyungsoo setelah melepaskan pelukannya.

Chanyeol yang masih berdiri mengangguk dan tersenyum. "Sama-sama. Kalau begitu aku pamit pulang." Chanyeol mengangguk dengan senyum dan membalikan badannya, namun sebuah tangan menggamnya membuatnya menghentikan langkahnya dan membalikan badannya menuju gadis yang berdiri di belakangnya.

"Terimakasih untuk hari ini," ujar Yoona dengan tersenyum manis.

Chanyeol sekali lagi tersenyum dan mengangguk.

Setelah Chanyeol pulang Yoona melangkahkan kakinya menuju kamarnya yang berada di lantai dua.
Kamarya jauh lebih besar dari kamarnya yang dulu mungkin kamarnya ini satu petak rumahnya yang dulu.

Ia melangkah menuju balkon kamarnya dan duduk di kursi yang di teras balkon.

Pikirannya saat ini tertuju ke ucapan Chanyeol tadi. Apakah benar Chanyeol menyukainya? Entahlah perasaanya senang saat mendengar ucapan Chanyeol tadi.

Ia mengambil ponselnya yang di tasnya dan mencari kontak seseorang yang saat ini di pikirannya dan menekan tombol untuk menghubunginya.

Detak jantungnya berdetak lebih kencang saat teleponnya tersambung.

"Hallo."

Suara lelaki di sebrang sana membuatnya menegang, entahlah ia bingung harus menjawab apa.

"Hallo."

"Em, kau sudah sampai di rumah?"

"Iya aku sudah sampai, kenapa?"

"Ah, tidak aku hanya memastikannya, kalau begitu aku tutup dulu."

Setelah Yoona mematikan sambungannya, ia melempar ponselnya ke ranjang dan menutup wajahnya dengan bantal.
Entahlah ia merasa malu saat menghubungi Chanyeol terlebih dahulu.

***
Pliss vote and Coment.
See you next time

Boyfriend Park Chanyeol✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang