The Zombie 15

7.1K 905 53
                                    

"Ayah!"

DOR!

Valerie spontan berlari turun begitu teriakan Ayahnya terdengar. Tubuhnya kaku sesaat ketika melihat darah mengalir bebas dari bahu Ayahnya yang kini merintih kesakitan.

"Ayah..."

"Jangan mendekat Valerie!" Seru Ayahnya membuat kedua kaki Valerie berhenti.

"Menjauhlah dari Ayah David. Pergilah.." Ucap Ayahnya dengan suara yang mulai melemah.

Air mata David jatuh seketika. Tangannya yang semula memegang Ayahnya perlahan disingkirkan oleh sang Ayah sendiri. "Pergilah sebelum Ayah berubah menjadi monster!"

David menggeleng kuat sembari menangis "Aku tak akan meninggalkanmu!"

Valerie dengan cepat berlari menuju Ayahnya. Dengan tangan yang bergetar ia berusaha menutup luka bekas gigitan zombie di bahu Ayahnya. "Kumohon jangan terjadi." Lirihnya dengan derai air mata.

"Itu sia-sia saja, Val." Ucap Ayah mencoba menghentikan Valerie.

"Jangan...jangan terjadi..." Valerie tak mempedulikannya dan terus mencoba menutup lukanya.

Keadaan yang tegang berubah menjadi sendu. Dua anak itu terus menangis dan tak mau meninggalkan Ayahnya. Melihat kejadian memilukan ini membuat Afsheen tak kuasa menahan air matanya. Ia memilih masuk ke dalam pesawat dan menangis di sana.

"Valerie dengarkan Ayah!" Kali ini Ayah membentak membuat Valerie berhenti dan menatap mata marah Ayahnya yang juga mulai berkaca-kaca. "Jangan buat Ayah menjadi monster yang akan membahayakanmu dan juga semuanya!"

"Ayah..." Air mata Valerie jatuh lebih banyak.

"Kau dan semuanya sudah berjuang sangat keras agar bisa sampai ke titik ini. Jangan buat Ayah menjadi monster yang akan menghancurkan kalian!"

Valerie dan David terdiam.

"Ayah mencintaimu dan juga kakakmu. Jadi, tolong pergilah sebelum semuanya terlambat." Pinta Ayahnya dengan nada yang melembut.

"Tapi Ayah sudah berjanji tak akan meninggalkanku!" Valerie berteriak

Ayahnya sempat terdiam. Perlahan-lahan pembuluh darahnya muncul ke permukaan membuat semua orang di sana menatap cemas. "Kau memilih pergi atau Ayah mati ditembak?" Suara Ayahnya menberat. Sebentar lagi ia akan berubah, tapi ia mencoba menahannya untuk sesaat.

Valerie terdiam.

"Julian, bawa masuk Valerie sekarang!" Seru Ayahnya.

"Tidak! Jangan bawa aku!" Valerie memberontak dari dekapan Julian. "Sudah kubilang jangan bawa aku!" Valerie terus memberontak seperti orang gila membuat Pastor Jack turun tangan membantu Valerie masuk.

"AYAH!!" Teriakan terakhir Valerie sebelum ia benar-benar masuk ke dalam pesawat.

David masih terdiam di sisi Ayahnya--menunduk--dengan air mata yang mengalir dengan derasnya.

"Ayah benci kata-kata terakhir. Tapi, Ayah rasa ayah harus mengatakan kata-kata terakhir." Ayahnya memaksa tertawa.

"Bersikaplah dewasa dan berpikirlah bijak, David. Jadilah lelaki yang bertanggung jawab dan lindungilah adikmu. Jangan tinggalkan Valerie."

Journey To The AirportTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang