WidyaPOV
" Untung tadi satpamnya baik, coba kalau enggak, wah gue nggak tau bakal jadi apa gue nantinya." ( Jadi orang lah thor).
"Wah nih sekolah gede banget...hmmm..kayaknya sekarang gue harus ke ruang kepsek deh buat konfirmasi." Sambil celingak celinguk mencari dimana jalan menuju ruang kepsek.
Brukkk
Karena gue dari tadi celingak celinguk sambil jalan, jadilah gue nabrak orang yang galaknya kaya setan abis beranak.
"Aduh kalau jalan tuh pake mata dong!!!" teriak cewek yang gak sengaja gue tabrak akibat dari kelalaian gue.
"Sorry ya gue nggak sengaja" kata gue sambil mendongakkan kepala gue, gue tatap muka tuh cewek yang songong nya gak ketulungan. Liat mukanya aja udah berasa mau cakar tuh muka.
"Apa lo liat liat, gue tau kalau gue itu cantik."sambil mengibaskan rambutnya kebelakang. Gue hanya bisa melihatnya sambil bergidik ngeri.
"Ishhh...B aja kali.." jawab gue sambil menatapnya sinis.
"Apa lo bilang!!!". Teriaknya tepat didepan muka gue, secara otomatis gue memundurkan kepala gue."
"Iya..gue bilang, kalo muka lo itu biasa aja" Kata gue sambil menekankan kata biasa aja.
"wah...songong nih anak, eh denger ya...lo gak tau gue siapa..haaahhh!!!" katanya sambil dorong gue, untung gue nggak jatoh.
Karena gue nggak terima atas perlakuan si mak lampir, jadilah gue adu mulut sam tuh cewek, bahkan dia juga udah jambak rambut gue sampe rontok...bayangin guys sampe rontok. Ya udah deh gue ikut ikutan jambak rambut dia..jadilah sekarang kita jambak jambakan. Beruntung ada salah satu guru yang lewat di hall dan menemukan gue sam si mak lampir berantem makannya langsung dilerai.
" aduh ini ada apa sih" Tanya seorang guru sambil mencoba melerai kita.
"Awww..." teriak tuh cewe, karena gue berhasil menarik rambutnya yang panjang sampai rontok
"Sudah sudah...ini sebenarnya ada apa haaa? Kenapa kalian berantem? Tania sudah berapa kali kamu membuat onar di sekolah?" bentak bu Ari sebagai guru BP yang melerai pertengkaran kita berdua.
"Kok salahin saya sih bu...salahin nih anak dong bu...suruh siapa jadi cewek kok songong." Karena ucapan Tania membuat bu Ari langsung natap gue dengan tatapan yang penuh amarah.
"Maaf bu...tapi ini bukan salah saya..ini salah dia bu!!" jawab gue yang nggak mau kalah sambil menundukkan kepala.
"Kamu Widya Chalista kan?" Tanya bu Ari sama gue yang masih menormalkan jantung gue akibat bentakan bu Ari tadi.
"Haaaa.. i-iya bu." Jawab gue dengan gugup
"Kamu itu dari tadi dicariin sama kepala sekolah!! Lebih baik sekarang kamu ke ruangan kepala sekolah, mengerti!"
"Ohh..iya bu mengerti, maaf buk tapi saya tidak tau dimana ruang kepala sekolah." Tanya gue dengan sopan
"Kamu tinggal lurus aja terus nanti ada pintu besar warna coklat, disitu ruangannya." Jelas bu Ari
"Baik bu, Terima kasih, saya permisi dulu." Sambil berlalu dan menjulurkan lidah gue ke arah si mak lampir, gue sempat lihat di menunjukkan kepalan tangannya kearah gue, tapi bu Ari langsung menarik tangan Tania dan membawanya keruang BP.
#DI RUANG KEPALA SEKOLAH
Gue sempat gugup buat masuk ke ruang kepala sekolah, sambil sesekali gue merapikan ramput pendek gue yang berantakan akibat pertengkaran tadi. Dengan keberanian yang masih tersisa dalam diri gue, gue langsung mengetuk ruang kepala sekolah.
TOK TOK TOK
"Masuk" jawab seseorang yang ada di dalam. Gue pun dengan perlahan langsung membuka pintu tersebut, dan menampakkan lelaki berumur sekitar 50th an yang duduk di kursi kebesarannya.
"Widya Chalista". Panggil kepsek, gue hanya bisa memanggukkan kepala, karena gue takut pak kepsek bakal marahin gue karena gue telat masuk akibat kelakuan si Tania.
"ehhh...iya pak, maaf saya telat masuk, tadi ada masalah sedikit." Jawab gue dengan ragu ragu
"Okey nggak masalah, saya maafkan. Sekarang lebih baik saya antarkan ke ruang kelas kamu." Jawabnya dengan penuh wibawa sebagai kepsek sekolah elite di Jakarta. Dan gue Cuma bisa menjawabnya dengan anggukan.
#RUANG KELAS XI IPA
Gue sempat grogi waktu masuk kelas, gimana nggak gugup coba waktu gue masuk aja seluruh siswa dikelas pada lihatin gue, awalnya sempet kepedean karna gue berfikir gue cantik dan imut makannya mereka pada lihatin gue, tapi entah kenapa lama lama gue aneh dan merasa risih dengan semua tatapan mereka.
AuthorPOV
"Eh sya sapa tuh?" Tanya seorang cewek berambut panjang dan berkulit putih
"Mana gue tau...kayaknya anak baru deh, soalnya gue juga baru lihat tuh muka". Jawabnya dengan ketus
"Sssstttt...diem lu pada berisik mulu, dari tadi!!!" Jawab seorang cewek berambut sebahu dan berkulit kuning langsat yang tak kalah jutek.
"Okey anak anak, mohon perhatiannya sebentar. Kalian semua mulai saat ini akan memiliki teman baru, dia pindahan dari luar kota, semoga kalian bisa menjadi teman yang baik ya..." jelas kepala sekolah kepada para muridnya tersebut.
" iya pak.." dan di jawab kompak oleh para siswa.
"Widya mendingan sekarang kamu perkenalkan diri kamu."
" Baik pak. Hai guys...kenalin nama gue Widya Chalista kalian bisa panggil gue Widya, gue pindahan dari Semarang, dan semoga kita bisa jadi teman yang baik." Jelas gue dengan semangat 45.
"Baik Widya, sekarang kamu boleh duduk." Widya hanya menjawabnya dengan anggukan dan menuju bangku yang kosong. " Kalau begitu saya permisi dulu ya, selamat belajar". Sambil berlalu meninggalkan ruang kelas.
Karena Widya telat untuk masuk kelas, jadi dia hanya mengikuti pelajaran sekitar 30 menit saja, setelah itu terdengar bel istirahat.
KRING...KRING...( sumpah asli gue ngasal bunyi bel nya)
WidyaPOV
Gue cuma bisa lihat temen temen gue yang berhamburan keluar kelas setelah mendengar bel istirahat, sedangkan gue...MAGER buat ikut ikutan keluar kelas. Jadilah gue cuma diem ditempat sambil memikirkan cewek yang berantem sama gue tadi pagi yang galaknya udah kaya setan habis beranak (emang udah pernah liat thor...hahaa).
"Aduh ngapain mikirin tuh mak lampir sih" gerutu gue dalam hati. Setelah itu gue baru sadar kalau gue sendirian dikelas. Gue pun akhirnya memutuskan untuk keluar kelas.
"Mendingan gue ke luar aja..dari pada dikelas sendirian, kelihatan banget kalau jomblo." Sambil berjalan meninggalkan ruang kelas.
Selama gue menyusuri koridor sekolah, banyak banget cowok yang lihatin gue mungkin karena gue cantik (ya udah pastilah).
KRUYUKKK...(Ini bunyi perut kalau lagi laper)
"Aelahhhh...laper lagi." Sambil memegangi perut gue. "Ini kantinnya dimana sih.." sambil celingak celinguk mencari keberadaan si kantin. Karena gue belum kenal sama lingkungan sekolah ini akhirnya gue memutuskan untuk bertanya kepada salah satu siswa yang ada disekitar koridor. Jujur...sebenarnya gue malu banget buat tanya, tapi kan ada pepatah mengatakan Malu bertanya sesat di jalan, lah dari pada nanti gue nyasar gara gara kegengsian buat tanya mendingan gue malu tapi nggak nyasar.
TO BE CONTINUED
--------------------------------------------------------(jangan lupa buat tinggalin jejak kalian dengan cara vote dan comment ya...😊😊😊😊biar makin semangat bikin ceritanya😄😄😄)
KAMU SEDANG MEMBACA
MY CHOICE [SUDAH TERBIT]✔
Teen Fiction16+ Apa yang akan kamu lakukan ketika berada pada dua pilihan? Memilih satu diantaranya? Itu sudah jelas. Tapi bagaimana jika pilihan menempatkanmu pada pilihan yang salah. Menyesal? Hanya itu yang bisa kamu lakukan, karena satu hal yang harus kamu...