"Yaudah iya nih..serius!" Jawab gue sambil menatap Widya lekat lekat.
"Lo kenapa pindah ke penthouse? Kalau misalnya cuma gara gara masalah lo sama Ryan nggak perlu sampe pindah segala kan, lo emang nya nggak mikir gimana perasaan nyokap bokap lo?" Ucap Widya sedikit emosi.
"Siapa yang ngasih tau lo, kalau gue pergi dari rumah?" Tanya gue dengan tatapan tajam.
"Nggak penting siapa orangnya! Lo belum jawab pertanyaan gue Richo!" Ucap Widya menggetak.
"Wahhhh...pasti yang bilang Ryan." Gumam gue.
"Gue pindah ke penthouse karena gue punya alasan yang emang lo nggak perlu tau!" Jawab gue tegas.
"Haahhh..." ucap Widya dengan senyum sinis. "Alasan apa itu!" Tanya nya lagi kembali serius.
"Gue udah bilang, lo nggak perlu tau!" Ucap gue lebih tegas dengan menekankan setiap suku kata.
"Okayy....apapun alasan lo, Ryan tetep saudara lo! Dan gue harap hubungan kalian bisa membaik!" Ucap Widya dengan tatapan tajam.
"Itu nggak akan pernah terjadi Widya!" Jawab gue serius. Ketika gue udah berantem sama Ryan, maka hubungan kita akan semakin memburuk. Namun, ketika gue lagi akur sama Ryan, hubungan kita akan semakin membaik.
"Terserah lo! Sekarang gue minta lo buat keluar dari kamar gue!" Usir Widya ke gue.
Gue keluar dari kamar Widya dengan wajah kesal, gimana nggak kesel coba, dia barusan ngusir gue! Wahh...harga diri gue kali ini bener bener runtuh.
Gue pun akhirnya memutuskan untuk pergi ke cafe untuk menenangkan diri.
******
AuthorPOV
"Ishhhh...nyebelin emang! Ck... Haaahh....kenapa gue jadi merasa bersalah gini sih!! Arghhh.. gue harus gimana!" Dumel Widya sedari tadi setelah menyadari Richo telah pergi.
Sementara itu.....
Richo yang sedang menenangkan diri di cafe, dikagetkan dengan kehadiran sosok tak diundang.
"Woyy..Ric!" Panggil Elang sedikit teriak.
"Hmm..baru nongol lo?" Ucap Richo sambil menyisir rambutnya kebelakan dengan jari jarinya.
"Lo kan tau gue habis interview." Jawab Elang sambil meletakkan kopi yang baru ia pesan.
"Iya...terus gimana? Lancar nggak?" Tanya Richo sedikit basa basi.
"Lancar kok." Jawabnya sambil menunjukkan deretan giginya yang rapi.
"Oh..ya, itu Widya gimana? Gue belum bisa jenguk soalnya." Tanya Elang sambil menatap Richo yang sedang menyeruput coklat panas yang ia pesan.
"Dia baik baik aja kok." Jawab Richo singkat.
"Hahh..bagus deh kalo gitu. Oh ya...btw, lo udah tau belom, siapa yang ngelakuin hal itu ke Widya?" Tanya Elang ke Richo.
"Belom." Jawabnya singkat.
"Hana bilang sih, pelakunya Tania!" Ucap Elang membuat Richo mendelik kaget.
"Demi apa lo?" Ucap Richo kaget.
"Demi BH banci pengkolan! Gue beneran Ric!" Jawab Elang dengan suara keras membuat orang orang disekitarnya tertawa kecil.
"Ishh..bener bener tuh cewek!" Ucap Richo geram dengan kelakuan Tania. Ia pun lalu pergi meninggalkan Elang tanpa sepatah kata apapun.
"Woyy...nyet!! Mau kemana lo?" Teriak Elang saat melihat Richo bangkit dari kursinya dan berjalan keluar cafe.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY CHOICE [SUDAH TERBIT]✔
Teen Fiction16+ Apa yang akan kamu lakukan ketika berada pada dua pilihan? Memilih satu diantaranya? Itu sudah jelas. Tapi bagaimana jika pilihan menempatkanmu pada pilihan yang salah. Menyesal? Hanya itu yang bisa kamu lakukan, karena satu hal yang harus kamu...