Zoe memakai masker, topi, dan kacamata hitam bersembunyi di balik popohanan dengan membawa kamera dslr-nya, mengabadikan setiap gerak-gerik Ezra selama beberapa hari, mencetak photo dan memajangnya di dinding kamarnya.
"Demi Dewa Neptunus, kenapa Ezra ganteng banget, andai saja kita jadian." Ucap Zoe menghelus photo yang sudah di cetaknya.
Gadis itu sangat tergila-tergila dengan pria berambut ikal hitam, terobsesi menjadikan pria itu sebagai kekasihnya. "Aku mencintaimu Ezra, aku harus mendapatkanmu." Zoe mencium photo Ezra sebelum tidur.
Di kantor jaringan komputer mengalami trobble, Ezra membuatnya tidak bisa melanjutkan pekerjaanya, melangkahkan kakinya menuju ke atas gedung, Arianne sudah menunggu kedatangan Ezra.
"Kamu kok disini? Tidak kerja?" Tanya Ezra melihat arlojinya.
"Tidak, entahlah hari ini aku tidak semangat bekerja, aku terus memikirkan kamu." Ucap Arianne.
"Kenapa kamu memikirkan aku?" Tanya Ezra, membaringkan tubuhnya menatap awan putih yang sedang bergerak bebas di langit.
"Aku juga tidak tau, haruskah aku mengakhiri kontraknya sekarang?" Arianne masih bingung dengan hati dan pikirannya.
"Ah? Sekarang? Kenapa? Orang tuamu? Terus kamu juga akan mengakhiri mitra kerja kamu dengan Jen?" Ucap Ezra tidak paham kenapa tiba-tiba Arianne berbicara seperti itu.
"Aku ingin melepaskan mu Ez, aku takut kalau melakukan sandiwara ini terlalu lama, salah satu dari kita akan terluka, tenang saja aku tidak akan mengakhiri mitra kerja dengan Jen."
"Ari jangan seperti ini." Ucap Ezra.
"Sorry Ez ini sudah keputusanku, aku tidak akan mengganggu kamu lagi, aku permisi dulu." Ucap Arianne meninggalkan kantor Ezra.
"ARIANNE." Panggil Ezra mengejar Arianne, yang sudah masuk ke dalam mobil.
Ezra memukul-mukul kaca jendela mobil Arianne. "ARI ARIANNE." Suara Ezra tidak terdengar dari dalam mobil, Arianne melajukan mobilnya.
Mengendarai mobil dengan kecepatan 120km/jam membuatnya hampir menabrak mobil di depannya, langsung mengincak rem. "HUUWWAAAHHH HIIKSSS." Teriak Arianne, air matanya keluar.
Arianne merasakan mual-mual, sering pusing, dan bulan tidak menghampirinya, membeli tast pack di apotik, digunakannya dan hasilnya garis 2 berwarna merah, dia positif hamil. "Tidak mungkin, aku tidak mungkin hamil, alat ini pasti rusak." Arianne melempar test pack ke lantai, mengungsi ke suatu negara menutupi aibnya.
Ezra terus menghubungi ponsel Arianne, tapi tidak ada satupun panggilannya di jawabnya, dia cemas dengan kondisi Arianne, mendatangi rumahnya, rumah gadis manja itu kosong, kemana perginya Arianne sekarang? Secepatnya Ezra mencari tau keberadaan Arianne.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prison Love [On Going]
Romance[ Adult - Romance - Humor ] Ezra harus membayarkan utang ayahnya, bekerja sebagai pegawai tetap di bank dan model freelance tidak cukup melunasi utang ayahnya. Jennifer sebagai direktur majalah dewasa tertarik dengan Ezra mejadikan pria itu sebagai...