Pernikahan Arnold dan Karen tinggal dua minggu lagi, undangan sudah di sebar, pernikahan antara ceo dan wakil direktur cukup mengegerkan media.
Tommy baru saja membaca undangan pernikahan yang tergeletak di mejanya, hatinya sedikit pilu, melamun dan membuka kenangannya lamanya bersama Karen.
Tepat di umurnya 20 tahun telah menyelesaikan bachelor dalam waktu singkat, dengan modal GPA cumlaude Tommy di terima kerja di perusahaan asuransi yang terkenal di London sebagai sales, awal dia memulai karirnya, dengan sepeda motor bututnya dia mengelilingi London, mencari nasabah baru, di kala panas dan hujan dia tempuh dengan tanpa mengenal lelah.
Tidak sampai setahun dia bekerja sebagai sales, karirnya terus menanjak, dia berhasil mendapatkan penghargaan sebagai sales yang terbaik secara 5 bulan berturut-turut. Bagi Tommy ini semuanya belum cukup, ambisinya menjadi manager belum dia capai.
Suatu pesta pernikahan teman kantornya, dia melihat gadis yang cantik sedang mengobrol diantara para gadis yang hadir di pernikahan teman kantornya, dia memberanikan dirinya mendekati gadis itu, Tommy berhasil.
Selesai acara pernikahan teman kantornya, Tommy mengantarkan gadis itu dengan motornya, di dalam perjalanan mereka berdua terjebak hujan badai, Tommy menghentikan motornya di depan bangunan kosong, keduanya berteduh di bangunan kosong yang tidak terkunci itu sampai hujan berhenti.
"Maaf ya membuatmu kebahasahan." Ucap Tommy meminta maaf.
"Tidak masalah, sebentar juga kering." Ucap gadis itu.
"Maaf, kalau boleh tau nama mu siapa? Aku boleh minta nomor telponmu?" Ucap Tommy malu-malu.
"Namaku Karen Karina, ini kartu namaku." Ucap Karen dia memberikan kartu namanya, Tommy menerimanya.
Hujan tidak kunjung juga, mini dress yang di gunakan mulai mengering, tapi dia sangat kedinginan, Tommy membuka jasnya menyelimuti badan Karen, tersenyum ke arah gadis itu, entah kenapa mata mesumnya melirik ke arah belahan Karen, gadis itu peka malah sengaja, menunduk hampir meperlihatkan seluruh dadanya yang besar, Tommy menelan ludahnya.
"Tommy?" Panggil Karen dengan suara sexy.
"Iya darling eh maksudku Karen." Tommy menggeleng-gelengkan kepalanya, membuang niat mesumnya.
Karen mendorong Tommy sampai terjuntai ke belakang, dia duduk di pangkal paha Tommy, membuka kancing kemeja Tommy, dia menciumi badan Tommy, merasakan sesuatu yang menonjol menyentuh bagian sensitifnya.
Ciuman Karen membuat Tommy tidak kuasa mengendalikan nafsunya, Tommy membuka mini dress Karen, kini gadis itu hanya menggunakan bra dan celana dalam, gadis itu menutupi dadanya yang besar dan mempalingkan wajahnya yang horny.
"Boleh aku sentuh sesuatu yang besar itu?" Ucap Tommy, mengusap bibir tipis Karen dengan jempolnya, bibir tipis itu kini memucat karena kedinginan.
"Boleh." Ucap Karen, mengemut jempol Tommy, membiarkan Tommy menyentuh dadanya, permainan panas di mulai.
Suara rintihan terdengar sampai keluar bangunan kosong, mengakhiri hujan dan rasa nikmat setelah bercinta, mereka berdua memakai pakaiannya masing, Tommy mengantarkan pulang Karen.
Besoknya Tommy menelpon Karen, dia tidak bisa melupakan kejadian kemarin, setelah jam kantor, mereka janjian di Hardrock Cafe London. Kencan pertamanya harus terlihat sempurna. Hampir 1 botol parfum di tuangkan ke bajunya, wanginya tercium kemana-kemana.
Pukul 07.00 pm Tommy sudah selesai dengan pekerjaanya, meninggalkan ruangan, dan berjalan menuju parkiran motor. Karen tiba lebih awal, dia sudah memesan red wine. Tommy tersenyum, tentu dia langsung menghampirinya, duduk berhadapan, mereka berdua basa-basi mengobrol, dan memesan makanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prison Love [On Going]
Storie d'amore[ Adult - Romance - Humor ] Ezra harus membayarkan utang ayahnya, bekerja sebagai pegawai tetap di bank dan model freelance tidak cukup melunasi utang ayahnya. Jennifer sebagai direktur majalah dewasa tertarik dengan Ezra mejadikan pria itu sebagai...