Chapter 6

3.2K 318 3
                                    

*SasukexNaruto*
.
.
.
"Hn?"

"Heh? Kau baru bangun?" tanya Naruto saat melihat Sasuke mengambil air didapur.
"Hn" jawab Sasuke singkat dan tidak jelas. Tapi...
"Apa semua orang orang di Tokyo malas sepertimu, jam 8 baru bangun" ujar Naruto.
"Kau mengerti apa yang kau katakan tadi?" tanya Sasuke sambil mendekat.
"Uum...Memamgnya kenapa, hmmm enak" Naruto melirik Sasuke, lalu..

"Mau? Ini ikan goreng dengan saus tomat.." Sasuke terlihat ragu memakan suapan dari Naruto, tapi akhirnya Sasuke membuka mulutnya.
"Eh...enak!" ujar Sasuke.
"Hehehe benarkan, Ayo kita makan" ujar Naruto sambil membawa piring.
"Dimana orang tuamu?" tanya Sasuke saat mereka berdua sudah duduk dimeja makan.
"Mencari ramuan untuk obat" jawab Naruto.
"Ramuan?" Naruto menganggukkan kepalanya.
"Humm...didesa ini hanya ada tabib dan tidak ada dokter seperti di Tokyo. Bisa dibilang desa ini masih kuno" jelas Naruto.
"Setelah ini kau mau kemana? Hari ini hari sekolah libur, kan?" tanya Sasuke.
"Umm...Bagaimana kalau kita kebukit, bukit yang ada didalam hutan" ujar Naruto dengan semangat.
"Hn"
.
.
.
*SasukexNaruto*
.
.
"Uwaaaaaa....sejuk sekaliii~" ujar Naruto sambil melentakan kedua tangannya. Sasuke yang melihat itu tiba tiba tersenyum tipis.
"Hay kau lihat itu!" Sasuke berjalan mendekat hanya untuk mendapati gunung yang terlihat sangat jelas dari tempat mereka.
"Sebenarnya desa ini dibawah gunung, desa ini dikeliling gunung gunung itu. Jadi sangat jarang orang orang dari kota besar sepertimu datang kesini" ucap Naruto.
"Kau...Tidak pernah berpikir untuk meninggalkan desa ini...walau untuk satu hari?" tanya Sasuke. Naruto yang awalnya tersenyum terlihat mulai mengubah raut wajahnya dan berjalan duduk dibatang pohon. Sedangkan Sasuke berdiri didepannya.
"Tidak pernah satu kali pun aku berpikir seperti itu" ucap Naruto tampa melihat Sasuke dan hanya memandang gunung.
"Kenapa? Apa kau akan terus tinggal disini, selama sisa hidupmu?" tanya Sasuke lagi.
"Aku lahir disini dan aku harus mati disini juga. Kakek...Nenek...dan semua orang yang ada dihidupku, semua mati disini aku ingin terus bersama mereka. Jadi aku tidak bisa meninggalkan mereka" jelas Naruto.
'Jadi itu alasannya' batin Sasuke.

"Ne Sasuke, boleh aku mendengarkan suara biolamu lagi? Aku suka nada yang kau hasilkan saat memainkannya" ujar Naruto dengan semangat.
"Hn, tentu"
Sasuke mulai membuka kotak untuk menyimpan biolanya dan mulai memainkannya. Nada lembut yang diciptakan Sasuke membuat Naruto tersenyum sambil menutup matanya.
'Nada ini tercipta karena aku melihat senyumnya. Tapi kenapa? Kenapa karena senyumnya? Apakah aku—'
.
.
.
*SasukexNaruto*
.
.
Tap

Tap

Tap_

"Sasuke sensie...Apa kau kehabisan kapur? Aku bisa mengambilkannya untukmu digudang" ujar Shion.
"Hn tidak perlu, Bagaimana kalau aku mainkan biolaku untuk kalian?"  ujar Sasuke.
"IDE BAGUS SENSIE!" teriak semua siswa siswi yang sangat sedikit itu.
Sasuke pun mengangguk dan pergi keluar mengambil biolanya. Sasuke sama sekali tidak mengetaui ada yang melihat dirinya mengajar.
"Sudah ku duga..." ujar orang itu lalu pergi secepatnya.
.
.
.
Sasuke masuk kedalam kamarnya dan dia melihat biolanya yang sudah tergeletak dilantai dengan dan senar biolanya yang sudah putus.
Dengan perlahan Sasuke mengambil biolanya.
"Siapa...yang melakukan ini?" ujarnya.

"Aku yang melakukannya..."

TBC

Cinta Sejati [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang