Kupilah-pilih baju yang ada dalam lemariku, sambil bernyanyi-nyanyi kecil. apakah nanti aku akan bercinta dengan Andre, seperti mimpiku semalam? kebetulan apa yang membuatku mimpi seperti itu, mungkin itu pertanda aku akan melepaskan keperjakaanku. woo hoo can't wait.
Aku sampai di bioskop jam tujuh malam kurang lima menit, untuk kencan ini aku datang lebih awal, berbanding terbalik dengan datang ke office yang selalu terlambat.
Lima menit kemudian dia muncul, dari kejauhan aku melihat dia mendekat, ya tuhan ini hunk seksi banget. komentarku dalam hati saat melihatnya yang hanya memakai t-shirt abu-abu dan jeans biasa namun terihat seperti artis Hollywood. mantra semacam taik dan sejenisnya tidak mempan sekarang. aku benar-benar terpana.
"Hai" sapanya. Aku hanya diam dan masih terpesona oleh kedatangannya. "Are you there" dia melambaikan tangannya, aku langsung tersadar dan mengangguk seperti orang bodoh.
"Ayuk bang" sahutku mengajaknya kedalam kamar, eh salah kedalam bioskop.
Karena film yang akan kami tonton baru mulai satu jam lagi, jadi kami pergi makan-malam dulu di tempat makan yang berada di sebelah teater.
"Eh.. lu udah liat trailer-nya belom?" dia bertanya mengenai film Marvel yang akan kita nonton, dimana aku tidak tertarik sama sekali. Untuk film aku lebih suka Disney, apalagi yang cerita-cerita cinta dan fairytale.
"Belom, gak perlu liat-liat, ntar juga nonton sampai habis"
Beberapa saat kemudian pesanan kami datang, aku memesan mpek-mpek dan pindang tulang. sedangkan Andre memesan mi Aceh.
"Lu laper?"
"Hooh, belum makan gue bang, tadi disuruh lemburan dulu ampe magrib"
"kalo lu sibuk kan gak usah pergi, jadi gak enak gue ama pak Andi"
"Cih.. gaya lo, beneran gak enak? gue balik ke office nih" tantangku.
"Apadeh, banyak gaya lo"
"Lo tuh yang sok gak enak"
Seperti inilah kencan pertamaku, yang kuharap akan seperti kencan-kencan romantis dalam film, makan malam dengan lilin di restoran remang-remang, terus ciuman dibawah cahaya rembulan. Alih-alih romantis dan seksi, kencan kami dipenuhi oleh makanan berkolestrol dan rempah-rempah yang berbau menyengat.
"Gue ada game, lu mau main gak?" dia kemudian bertanya.
"Game apa? The last of us 2? Resident Evil 8? atau jangan-jangan PES 2018?" aku menyebutkan beberapa game konsol.
"Apaan tuh?" dia keheranan. Ternyata dia tidak suka game. "Jadi gini, gue kasih lo pertanyaan mengenai diri lo sendiri, terus lo kasih gue pertanyaan balik tentang diri gue, tapi harus jujur menjawab" dia mengarahkan sendoknya kepadaku. "Kalo lo gak mau atau gak bisa jawab dikasih hukuman" lanjutnya.
"Hukumannya apa?" tanyaku.
"Sesuka hati yang menang"
"Siapa takut" jawabku, sepertinya ini akan menarik.
"oke dimulai dari gue. Jadi, tell me about yourself" dia tersenyum saat kami memakan es campur, makanan penutup.
"lu mau wawancara gue?" seketika ingatanku kembali saat sesi interview ku dengan pak Andi beberapa bulan yang lalu, dia menanyakan pertanyaan yang sama.
"ya tuhan, pernah punya pacar gak sih lo?" Aku menggeleng, dia tampak terkejut "Seriusan?" lanjutnya. Aku mengangguk.
"elo sih, gaulnya ama orang facility terus"
KAMU SEDANG MEMBACA
Engineer Homo
RomanceBeing gay it's never been easy, especially here in Facility. Zikra, Seorang discreet Arsitek di sebuah perusahaan multinasional yang dipenuhi oleh orang-orang straight nan konservatif. Otomatis dia harus berpura-pura untuk menutupi identitas aslinya...