The Day Fall - Langkah Nostalgia

3.2K 486 68
                                    


Yukhei tersenyum hangat saat sinar mentari menerpa wajah tampannya. Senyumnya semakin lembut ketika tubuh hangat dalam dekapannya menggeliat pelan, merasa terganggu dengan sinar mentari.

"Hari telah pagi sayang ku." Bisiknya lembut.

Gerakan semakin terasa kuat. Perlahan mata cantik itu terbuka menampilkan manik coklat gelap yang berbinar.

"Hyung.. Selamat pagi."

Sapanya dengan senyum manis. Hati Yukhei menghangat. Berminggu-minggu ia menunggu akhirnya dia dapat ia dekap secara nyata. Tanpa rasa dingin dan takut kehilangan.

Yukhei mendekat dan memberinya satu kecupan manis, ciuman selamat pagi yang mendebarkan.

"Selamat pagi Haechanie.." Katanya sebelum mengeratkan dekapannya.

"Ayo bangun hyung, aku harus memasak sarapan."

Yukhei menggeleng dan memejamkan matanya lagi. Haechan terkekeh lalu mengecup dagu Yukhei.

"Kalau begitu hyung tidur saja, nanti aku akan membangunkan hyung saat sarapan siap."

Haechan beranjak dari ranjang, membenarkan selimut tebal yang menutupi tubuh polosnya. Yukhei benar-benar orang yang sulit di tebak, baru beberapa hari Haechan keluar dari rumah sakit ia telah dicumbu begitu panas oleh Yukhei.

"Siang nanti hyung harus mengantarkan aku ke universitas!"

"Hmm."

Haechan mendesah kesal dan segera masuk ke kamar mandi, membersihkan dirinya sebelum menyiapkan sarapan.

Duapuluh menit berkutat dengan mandi dan pakaian, Haechan segera menuju dapur tanpa peduli dengan Yukhei yang masih menyelami alam mimpi tanpa tahu tubuh atletisnya terekspos.

Haechan buru-buru keluar dengan wajah memerah, sial! Malam tadi Yukhei benar-benar menjadi dominan yang sesungguhnya. Hingga Haechan hanya mampu merintih dan mendesahkan nama Yukhei dengan suara serak penuh gairah.

Beberapa maid menyapa dan bertanya makanan apa yang ingin Haechan makan. Memang semenjak Haechan keluar dari rumah sakit Yukhei melarang Haechan memasak, kerjanya hanya berkata 'jangan' 'aku mencintai mu' 'sayangku' 'kau sudah meminum obat dan vitamin mu?', Haechan sampai bosan.

Ia menggaruk kepalanya yang bersurai jingga-kemerahan. "Aku akan masak sendiri untuk Yukhei hyung."

"A-ah! Baiklah Nyonya Wong."

Haechan meringis, sebenarnya secantik apa wajahnya hingga dipanggil nyonya. Padahal ibu Yukhei juga belum berkata 'iya' saat Yukhei melontarkan niatnya untuk menikahi Haechan.

"Silahkan nyonya Wong, saya akan membantu anda."

"Tidak! Biarkan aku sendiri."

"Tapi.."

Haechan menggeleng tegas hingga para pelayan berasumsi Haechan itu sama seperti Yukhei, baik tapi keras kepala dan tak ingin dibantah.

Akhirnya Haechan berkutat dengan adonan waffle green tea. Baru setengah adonan yang berhasil dimasak sebuah lengan kokoh melingkari pinggangnya.

"Aromanya seperti raspberry.." Bisik Yukhei.

Haechan tertawa pelan. "Ini green tea hyung."

Yukhei mengecup perpotongan leher Haechan yang dipenuhi kissmark dan berbisik berat.
"Kaulah yang beraroma raspberry."

Haechan merasa wajahnya memanas malu. Sialan! Mulut Yukhei terlalu manis untuk di acuhkan.

"Mesum!" Haechan bergumam pelan.

Trilogy Of Life - Story 2 - The Day Fall (YukHae)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang