Getar ponsel menghentikan aktifitas pergerakan Haechan yang sibuk memanggang daging. Ia tersenyum saat nama Yukhei tertera di layar. Haechan senang tentu saja, hari ini Yukhei akan pulang dari Dubai setelah seminggu penuh melakukan perjalanan bisnis."Halo hyung?"
"Halo sayang. Bagaimana kabar mu?"
"Aku baik-baik saja."
"Lalu bagaimana dengan para jagoan?"
"Mereka cukup aktif. Aku berharap itu pertanda sehat!"
"Haha.. Syukurlah, aku juga berharap seperti itu."
Haechan meringis pelan saat perutnya mengalami kontraksi ringan. Memang beberapa hari ini perutnya semakin sering mengalami kontraksi dan rasa sakitnya terasa semakin intens.
"Kau yakin?"
Haechan terkekeh. "Tentu. Jadi pukul berapa hyung tiba di bandara Gimpo? Haruskah aku menjemput?"
Terdengar helaan napas pelan. "Maafkan aku sayang. Tapi aku harus menunda kepulangan ku ke Korea. Mungkin dua hari."
Haechan terdiam sejenak, ia melihat berbagai macam makanan yang ia masak dengan hati berbunga. Ia bersiap untuk menyambut Yukhei tapi ternyata kepulangan suaminya harus mundur dua hari lamanya.
"Aku sudah memasak makanan begitu banyak." Lirih Haechan sedih.
Yukhei menghela napas. "Maafkan hyung ya?"
"Ya. Aku tidak apa-apa. Aku bisa memakannya bersama Jaemin dan Renjun. Atau mengirim bekal untuk tousan dan ayah di kantor."
"Hei cantik! Aku tahu kau kecewa. Jadi biarkan aku mengobati kekecewaan mu dengan sesuatu. Apa yang ingin kau pesan?"
Haechan tersenyum. "Hyung kembali dengan selamat dan cinta."
Di seberang telepon Yukhei ikut tersenyum haru. "Aku mencintai mu!"
"Aku juga mencintai hyung."
"Baiklah, akan hyung tutup sekarang ya."
"Ya.."
Saat panggilan itu berakhir Haechan kembali meringis sakit. Perutnya terasa begitu nyeri dan tendangan dua jagoannya semakin keras.
"Sstt. Sayang, kalian marah ya baba mengundur kepulangannya. Kalian rindu hmm?" Ucapnya sambil mengusap perutnya yang besar.
Setiap malam, Haechan selalu merasakan nyeri yang semakin hebat. Ia pikir ia akan melahirkan dalam waktu dekat tapi, ia tak ingin membuat Yukhei khawatir. Laki-laki tampan itu sudah pusing dengan pekerjaan dan Haechan sebagai 'istri' harus mengurangi beban itu bukan malah menambahnya.
Jadi ia putuskan untuk menghubungi Jaemin dan Renjun untuk ikut makan siang. Baru saja ia melangkah meninggalkan dapur setelah menelepon Jaemin dan Renjun, perutnya seperti di remas begitu kuat, tendangan dua jagoannya benar-benar menyakitkan. Mereka menuntut untuk keluar dan melihat dunia.
"Arrgghh!"
Haechan jatuh terduduk di lantai, ia mencengkeram perutnya dan berusaha mengatur napas. Keringat dingin mulai membasahi wajahnya.
"Bibi Lau!!! Hiks! Bibi!!"
"Bibi Lau! Paman Tan!! Hiks!"
"Tian Li!!! Hiks! Hanna nunna hiks!!"
Haechan berusaha memanggil para pelayan di rumahnya bahkan supir pribadi keluarga kecil Wong. Namun panggilan itu tenggelam dalam isakan. Dengan gemetar ia berusaha menghubungi salah satu tetangganya. Mama Jaemin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trilogy Of Life - Story 2 - The Day Fall (YukHae)
FanfictionMusim gugur kali ini benar-benar membawa Yukhei ikut gugur kedalam rasa cinta padanya. Yukhei Wong x Lee Haechan. Some chapter private.