Yukhei memarkirkan mobilnya asal saat ia tiba di Samseong Hospital. Beberapa perawat dan petugas menegurnya saat Yukhei menimbulkan kebisingan.Yukhei tidak peduli apapun saat ini. Tujuannya hanya satu, Haechan. Langkahnya kebas dan gemetar. Dia bukan Yukhei yang biasanya.
"Kaasan!! Tousan!!" Yukhei memanggil serak.
Taeil dan Yuta segera menoleh. Orang tua Haechan terlihat tak kalah kacau. Mata sembab dan suara serak.
"Bagaimana Haechan??"
Taeil tersenyum sendu. "Dokter sedang mengoperasinya.. Mereka rasa ini adalah operasi terakhir."
Yukhei tersentak kaget. "T-terakhir?? M-maksud tousan?"
"Yeah.. Terakhir.. Jika berhasil Haechan akan bertahan dan jika tidak.."
"Tousan.." Yukhei menggeleng seolah menahan Taeil untuk melanjutkan ucapannya.
Taeil ikut menggeleng pelan. "Jika tidak, kita harus merelakan Haechan bersama Tuhan."
Tangis Yuta semakin keras saat Taeil lagi-lagi mengingatkan tentang kemungkinan buruk dalam operasi. Dokter harus menyedot darah dan cairan yang memenuhi paru Haechan lalu menghentikan pendarahannya, sejak awal risiko operasi seperti itu memang besar di tambah dengan cidera yang belum sembuh total.
Lutut Yukhei terasa lemas. "B-berapa persen kemungkinan Haechan bertahan?"
"Duapuluh persen."
Napas Yukhei seperti ditahan di tenggorokan. Jantungnya berpacu tak nyaman. Kepalanya seolah dihantam puluhan batu besar.
"Hahh.. Hahh.." Napas Yukhei tersenggal berat.
Tubuh tegapnya merosot di lantai. Taeil hanya mampu menatap sedih melihat Yukhei menangis dalam diam. Hatinya terluka, hati Yuta terluka bagitu juga dengan Yukhei.
Taeil tahu sebesar apa cinta pemuda itu pada anaknya.
"Aku tidak terima." Yukhei mendesis tajam.
"Yukhei.. Tenang dan kaasan mohon beri doa pada Haechan." Ucap Yuta.
"Kenapa Tuhan begitu jahat pada ku??!!" Yukhei menatap tajam Yuta dan Taeil.
"Kenapa??!!"
"Kenapa Tuhan jahat sekali pada ku?! Hiks!!"
Yuta segera membawa pemuda tampan itu kepelukanya dan Taeil.
"Tenangkan diri mu. Tuhan tahu jalan yang terbaik untuk hambanya Yukhei." Bisik Taeil.Yukhei menggeleng. "Dia merenggut kebahagiaan keluarga ku hiks! Dia menghancurkan keutuhan keluarga ku hiks! Dia mengambil ayah dan ibu ku yang baik hati hiks dan menukarnya dengan laki-laki brengsek dan perempuan menjijikkan hiks!! Dan sekarang??!! Dia berniat mengambil Haechan ku! Hiks! Aku tidak terima!! Aku tidak terima!!!"
"Kaasan.. Hiks! Tousan.. Hiks! Selamatkan Haechan ku!! Hiks! Aku sangat mencintainya!!"
Yuta dan Taeil mengerti bagaimana perasaan Yukhei. Broken home dan kehilangan kasih sayang orang tua lalu di tengah rasa sepinya ia bertemu Haechan tapi saat ia berada pada puncak bahagia dan kepercayaan Tuhan memberinya cobaan.
Hatinya yang beku, mencair dan menjadi lemah. Dan semakin lemah.
Sungguh Tuhan punya rencana lain untuk setiap umat-Nya.
Yukhei masih dalam pelukan kedua orang tua Haechan. Napasnya mulai teratur dan tangisannya tak lagi terdengar.
Yukhei bergerak keluar dari pelukanya. Dengan wajah sembab dan pucat ia menatap Taeil dan Yuta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trilogy Of Life - Story 2 - The Day Fall (YukHae)
FanfictionMusim gugur kali ini benar-benar membawa Yukhei ikut gugur kedalam rasa cinta padanya. Yukhei Wong x Lee Haechan. Some chapter private.