Waktu itu, aku sedang berjalan pulang dari sekolah bersama beberapa temanku. Kami membicarakan banyak hal, mulai dari tugas Fisika besok sampai gosip terbaru yang beredar di sekolah akhir-akhir ini.
"Gue baru tau si Nadine bisa liat yang kaya begituan."
"Ih, dia mah boong."
"Serius lo?"
"Iyalah! Liat aja cara dia cerita, beda-beda mulu ke tiap orang."
"Ih, tapi soal jeritan cewek di kelas IPS 3 Sabtu kemarin mah beneran katanya. Soalnya orangnya langsung panas-dingin gitu pas malemnya."
"Naon? Muriang?"
Kemudian kami tertawa.
Begitulah. Gosip yang beredar bermula ketika ada salah satu siswa kelas X IPS 3 di Sabtu sore tiba-tiba menjerit karena melapor melihat seseorang bersama Nadine.
Untungnya, mereka tidak tahu di belakang Nadine ada aku.
Ya. Kalau mereka tau akulah sumber keributan itu, mungkin sekarang aku sudah dikucilkan. Atau, sebaliknya, aku bisa saja jadi tenar. Mungkin akan ada banyak orang membicarakan tentangku di belakangku, tapi justru perbuatan mereka itu semakin mengangkat sensasi.
Tapi, aku memilih untuk diam.
Karena kadang kala, diam itu emas.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Death Day
Short StorySaat teman-temanku melihat ke arah korban kecelakaan, aku melihat seseorang di belakang kerumunan, memandang naas tubuhnya sendiri.