Hilangnya ingatan Dimar bukanlah suatu kebohongan. Dimar sendiri tidak pernah menyangka akan meninggal dalam keadaan semengenaskan itu. Dia bahkan tidak ingat kapa tujuannya mengendarai motor sekencang itu.
Dimar tidak mengenal siapapun, termasuk Agni saat itu.
***
Setelah Agni pergi sembari meninggalkan alamat rumahnya, Dimar menghabiskan waktu untuk mencari informasi tentang dirinya sendiri. Ia mengikuti jasadnya ke rumah sakit, melihat dua orang wanita menangisinya, menyaksikan tubuhnya disemayamkan. Ia bahkan tidak tau harus pulang kemana sejak hari itu.
Hingga akhirnya, Agni muncul lagi.
Begitu masuk ke kamar Agni, Dimar tidak begitu merasa bahwa ingatannya mulai kembali. Tapi ketika mereka bersentuhan untuk pertama kali, ketika lutut mereka saling menempel, Dimar menyadari sesuatu.
Sebuah puzzle mulai tersusun kembali.
Sampai pada hari dimana ia bertemu keluarga Agni.
Hari itu, hari setelah Dimar mencari tau keadaan ibunya, dan ketika kembali ke rumah Agni, perempuan itu sedang tidak ada. Dimar sedang asik memainkan yoyo yang ia temukan di atas meja, sampai tiba-tiba yoyo tersebut berhenti di udara.
Tentu saja itu ulah seseorang. Seorang anak kecil yang begitu muncul, langsung memasang senyum yang begitu jenaka. Disusul seorang laki-laki dan perempuan, yang sepertinya sepasang suami istri.
Saat itulah dimana Dimar merasa ingatannya kembali utuh. Saat Dimar mendengarkan seluruh keluh kesah orangtua dan adik Agni, bahwa mereka selalu berterimakasih pada keberadaan Dimar semasa hidup, bahwa mereka meminta maaf mewakili Agni karena perempuan itu telah menganggap teman masa kecilnya adalah orang lain, dan seolah tidak mengingat sosok Dimar sama sekali.
Di situlah Dimar sadar, alasan kenapa dia belum bisa pergi dari dunia ini, adalah karena Agni.
Tapi Dimar masih menyembunyikannya. Dia tau saat itu Dimar masih punya waktu belasan hari sampai batas waktu yang telah ditentukan. Dimas, dengan egoisnya, berpura-pura seolah dia masih berada dalam keadaan amnesia, supaya ia tidak cepat-cepat pergi meninggalkan dunia dan berpisah dengan Agni.
Lima tahun sudah cukup lama bagi Dimar untuk tidak berbincang dengan perempuan yang selama ini ditunggunya. Ia bahkan harus melerakan Agni karena takdir berkata bahwa hidup Dimar tidak lebih dari dua puluh tiga tahun.
Hanya sebentar lagi saja, Dimar ingin bersama Agni.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
The Death Day
Short StorySaat teman-temanku melihat ke arah korban kecelakaan, aku melihat seseorang di belakang kerumunan, memandang naas tubuhnya sendiri.