Samuel Anggara Dornan

5.1K 197 11
                                    

"Maaf pak. Apa tadi bapak memanggil kami...?"tanya salah satu karyawan sesaat setelah berhasil masuk keruangan yg terkenal dingin itu. Iya dimana lagi kalo bukan DORNAN Company.

"ya.." singkat padat dengan artikulasi yg sangat jelas membuat 4 karyawan dihadapannya merasa akan terjun dari tebing beratus ratus meter sekarang juga.

"Ada apa pak..?"tanya karyawan wanita diantara tiga karyawan pria yg kini dihadapan bosnya yg terkenal dingin tak tersentuh.

"Kalian masih bisa bertanya ada apa setelah apa yg kalian lakukan akan merusak imej saya sebagai SAMUEL ANGGARA DORNAN..!" Bentaknya seketika membuat wajah keempat karyawannya pucat pasih seakan tengah merasakan sakitnya sakaratul maut.

"Siapa yg menyuruh kalian sampai berani mencantumkan foto saya dimajalah murahan seperti itu..! Jawab sekarang atau hari ini juga kalian tinggalkan kantor saya.."ucap samuel lagi dengan nada lantangnya.

"Nyonya dakota, pak.."jawab karyawan wanita itu yg bernama stella.

"Benar pak. Nyonya dakota yg menyuruh kami mencantumkan foto bapak dengan nona andien.."jawab karyawan lagi yg bernama bram dengan sedikit nyali karna niatnya hanya ikutan ngomong.

"Mama saya..?"tanyanya bingung.

"Iya pak. Tapi bila memang bapak tidak menyukainya kami bisa menarik majalah itu pak.."jawab karyawan bernama marko.

"Keluar.."seru samuel dan sedetik kemudian ruangan serba hitam putih itu pun kembali hening dan sepi.

Apalagi yg dibuat mamanya sampai ia harus memijit keningnya untuk beberapa kali. Sungguh ia sangat lelah dengan apa yg telah mamanya lakukan dalam satu bulan ini.. apa yg mamanya lakukan percuma karna kini samuel memang tidak menginginkan bertemu atau sekedar mendengar nama adiknya. Entah setan apa yg merasuki samuel tapi memang dalam satu tahun ini tidak ada lagi andien didalam pikirinnya maupun batinnya. Tidak seperti dulu yg setiap saat samuel selalu memikirkan keadaan andien dan andien..
Kesalahan apa yg membuat samuel sangat tidak menginginkan adiknya?
Entahlah. Hanya waktu yg sanggup memjawabnya.

Samuel dengan santai mengotak atik handphone keluaran barunya lalu dengan dalil ia akan menelfon mamanya untuk menanyakan apalagi yg mamanya lakukan itu.
Panggilan tersambung dengan nada ketiga.

"Ada apa sayang..?"

"Ma. Apa mama tidak lelah selalu melakukan hal yg sama..?"tanya samuel tidak spesifik yg membuat mamanya agak bingung disebrang sana.

"Maksud kamu apasih sam? Mama tidak mengerti.."

"Come on ma. Aku bukan anak kecil lagi dan andien biarlah dia mandiri.."lagi lagi ia memijit pelipisnya ohtuhan beban hidupnya berat sekali walaupun hanya memikul kesalahan satu kalimat yg andien lontarkan dulu.

"Apa yg kamu katakan sam? Adikmu dibiarkan mandiri dinegara orang? Mama merasa kamu seperti berniat membuang adikmu sendiri.. ingat sam ia hanya melakukan kesalahan kecil dan kamu belum bisa melupakan dalam waktu 1 tahun lebih. Apa hatimu sudah berubah menjadi abu abu hah..!"

Lagi dan lagi ia yg menyebabkan emosi mamanya naik. Anak macam apa dia ini yatuhan.
Samuel menghela nafas lelah lalu membuangnya perlahan sebelum menjawab semua perkataan mamanya.

"Bukan begitu ma. Aku hanya belum bisa. Malam ini aku tidak pulang.."ucap lelahnya samuel sesaat setelah mematikan sambuangan telfonnya.

Apa ini terasa sangat  berlebihan? Apa samuel bisa masuk dalam kategori orang lebay karna belum bisa melupakan kesalahan orang yg sangat ia cintai itu. Entahlan samuel tidak mengerti dengan jalan fikiranmya. Yang saat ini ia tahu adalah dirinya baik baik saja walau kadang kala hati dan fikirannya tidak sejalan..

Dan malam ini adalah malam ke 25 samuel tidak pulang kerumah kebesaran Dornan. Tidak! Iya tidak memiliki apartemen seperti apa yg kalian pikirkan. Dan ia juga tidak pernah masuk hotel kalo itu yg kalian bayangkan. Samuel akan tertidur lelap diruangannya dengan beralaskan sofa yg menampung tubuhnya dan meja yg siap menyanggah kaki panjangnya.
Menurutnya ruangan ini adalah ruangan terindah yg pernah ia miliki setelah kamarnya yg ada diindonesia..

Mungkin kalian akan berpikir samuel membenci andien. Namun itu salah. Terpenting saat ini ia hanya tidak atau  belum saatnya tiba. .

Samuel beranjak dari bangku kebesarannya dan berlalu menuju sofa kenyamanannya. Ia membaringkan tubuh tingginya lalu mencoba memejamkan mata seraya menghirup nafas dalam lalu membuangnya kasar untuk beberapa kali sebelum ada panggilan datang memohon diangkat telfonnya.
Tanpa ba bi bu samuel mengangkat telfon itu lalu terdengarlah suara....?

"Halo.."

"Anyeonghaseyo oppa..."ucap sipenelfon dengan bahagianya.

"Plis geli gua ky.."jawabnya malas meladeni sahabatnya ini.

"mianhe oppa. Saranghae oppa. Kansahamnida oppa bahaha..."tawa sipenelpon yg terdengar bising oleh samuel.

"Gua matiin kalo gaada yg penting.."

"Selow kali bro. Gua cuma mau tau keadaan lo doang bro.."

"Gua baik."

"Gua liat foto lo sma andien dimajalah. Lo udah ga marah sama adek lo...?"

"Fotoshop ky gaperlu dibahas."

"Kapan kalian foto bareng..?

"Gua gapernah ngerasa ada sesi foto dalam jadwal gua. Jadi plis itu cuma akal akalan nyokap gua doang.."

"Serius..? Tapi kaya nyata loh ga kaya editan. Gua kasih 1 milyar dah buat yg edit tuh foto.."

"Duit darimana lo..?"samuel sebenernya males ngeladenin sahabatnya yg satu ini tapi kalo gaada ocehan dicky mungkin ia tidak akan bisa bertahan hidup.

"Minjem ke elo lah. Duit lo kan banyak nyampe lo bercucu bercicit bercecet bercocot ge gabakal abis tuh duit.."

"Siapa bilang..? Duit tuh titipan semata ky. Inget tuh"

"Gua ganti dah nama lo jadi ustadzah sami.. rumpi bngt"

"Cuma ngingetin ky."

"Gua mah gausah diingetin juga duit gua abis mulu. Lah elo duit dipendem mulu kali kali elo tuh refershing biar ga sensian tuh muka.. kerja mulu ampe tua lo"

Entah kenapa. Dicky menjadi seperti ini setelah ia tinggal dikorea selatan mengikuti pekerjaannya sebagai sekretaris salah satu televisi swasta disana.

"Lo kebanyakan nonton girlband ky jadi begini .."

"jangan salahin gua dong. Bawaan temen gua juga kalo udah ngomongin girlband favorit langsung pada berubah jadi cewe. Amit amit.."

"Kayanya bentar lagi.."

"Bentar lagi apa lo..?"

"Bentar lagi mata gua merem. Gua ngantuk bye"

Seketika samuel terpejam dengan telfon yg masih tersambung dari negara jauh. Dicky yg masih setia dengan omelannya akhirnya pun memilih mematikan sambungan itu karna percuma juga ia bicara sendiri. Setidaknya ia bisa mendengar suara sahabatnya itu setelah 2 minggu tidak ada kabar  sama sekali.
Dicky berharap masalah samuel dan andien segera berakhir tanpa ada yg tersakiti diantara keduanya.. amin

































********



Hayo apa kesalahan yg dibikin andien sampe buat samuel gabisa lupa?
Dan kenapa juga andien engga tahu kalo dia pernah bikin kesalahan itu.

Jawabannya ada dipart part selanjutnya. Stay with me and dont forget.
Trust me oke😊

LO ABANG GUE (Part 2) SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang