LAG part 41 NEW

3.5K 194 8
                                    


"Sungguh aku merindukanmu wahai abang terindah"



"Lo ga harus kaya gini kalo ujung-ujungnya lo udh tau apa yg akan terjadi  sama lo nanti sam.."ujar dikta untuk ketiga kalinya untuk sang sahabat samuel yg kini sedang duduk dihadapannya seraya merokok.

Entah angin ataupun hujan darimana yg tiba tiba seorang samuel anggara dornan menyuruh dikta untuk segera datang kekantornya yg sungguh mereka tengah berbeda benua. Tapi dengan kekuasaan yg samuel miliki itu adalah hal mudah. Cukup mengedipkan mata selesai.

Bingung. Itu yg pertama kali muncul dipikiran dikta karna tiba tiba ada helikopter didepan perkarangan rumah keluarga pettyfer.
Untung saja perkarangan rumah pettyfer sungguh luas bahkan bila papa dikta mau ia bisa saja membuat wahana wisata semacam TMII..

"Gua nyuruh lo kesini buat nemenin gua. Bukan buat nyeramahin gua dik.."jawab samuel dengan gaya bossynya.

"Dan selaku gua yg disuruh kesini berniat nyeramahin lo. Kasian adek lo sam.."ujar dikta penuh kenyakinan yg membuat samuel menaruh rokok yg tinggal setengah itu pada asbak yg ada diatas meja.

"Gua gak ngerti sma diri gua sendiri dik. Gua bingung.."samuel mengusap berkali-kali wajahnya dengan gusar.

"Lo harus percaya sam, kalo adek lo gaakan lakuin itu ke lo. Lo yg bilang sendiri kalo lo itu sma andien udh kaya pinang dibelah dua. Inget sam! Dia sendiri dinegara orang.."dengan kesabaran penuh extra dikta lagi-lagi menyakinkan samuel.

"Gua percaya dik. Percaya! Tapi.."lagi lagi samuel menghisap rokoknya penuh dengan penekanan.

"Perusahaan lo bakal ancur kalo lo gini terus, Lo harus bisa nyelesain masalah lo sendiri jangan kaya bocah gini. Inget umur.!"dikta berdiri lalu merogok kantong celananya untuk mengambil handphone berniat video call andien.

"Bocah gini gimana maksud lo.!"sepertinya samuel tersulut emosi karna lagi lagi dikta membicarakan umur.

"Iya kalo lo bukan bocah. Jangan ngumpet dari masalah.."dikta masih fokus pada handphonenya.

"Ngumpet..?"

"Oh.. halo ndien..."sapa dikta penuh ramah pada andien calon istrinya kata dia sendiri ya pas udh tersambung dan terpampanglah wajah cantik andien dilayar 4dimensi ini.

Samuel langsung kelabakan gitu pas dikta tiba tiba ngomong ndien. Ah dikta sialan.. Reflek. Inget ya reflek! Samuel langsung ngumpet dikolong meja kebesarannya terus nutupin palanya pake jas yg dia pake.

"Oh.. halo kak. apa kabar..?"andien ngerapihin rambutnya karna tadinya andien mau tidur tapi tiba tiba ada panggilan video jadilah dia gajadi tidur padahal ini udh malem dan ditempat dikta berada pasti siang yg cerah.

"Masih aja manggil kakak. Berasa tua tau.."sungguh dikta tak bisa berkata-kata lagi saat andien merapihkan rambutnya yg memang agak berantakan itu ingin rasanya dikta disitu lalu merapihkan tiap helai rambut andien.

"Suka aja dik manggil kamu kakak.."

"Iyaudah terserah kamu aja.."sungguh? Tadi andien tersenyum padanya ohsungguh keajaiban dunia setelah bertahun-tahun mereka berhubungan dalam status sahabat andien tidak pernah memberikan senyum itu bahkan dalam emoticon pun andien tidak pernah memberikannya.

"Makasih ya kak. Ahiya kamu lagi dimana? Ko aku kaya asing ya liat ruangannya.."mata andien menelisik tiap jengkal ruangan itu lewat layar hapenya.

"Ini ruangan samuel. Aku lagi dikantornya. Kamu mau ngomong sma dia..?"sungguh ini dikta sengaja ngomong gini sambil ngelirik bawah meja.

Cupu.ucap dikta dengan suara sangat pelan.

Sedangkan seseorang dikolong meja itu tengah komat komit seperti mbah dukun. Ah tepatnya ia seperti anak lelaki yg tengah bersembunyi dari kejaran sang ayah karna bila ia tertangkap ia akan dipukuli.
Anak lelaki? Sungguh samuel telah dewasa bagaimana mungkin ia bisa bersembunyi seperti ini.
Dengan keberaniannya yg nol persen. Samuel keluar dari kolong meja itu dan kembali duduk lalu ia merogoh kantong celananya untuk mengambil pematik lalu ia nyalakan dengan rokok. Memalukan memang tapi ia bersikap biasa dan seakan-akan tidak terjadi apapun dengan lima menit yg lalu..

"Engga usah kak.."

Ucapan andien sungguh membuat lutut samuel seketika lemas dan beberapa kali ia mengerjapkan mata. Adiknya tidak mau bicara dengannya..?

Pegel berdiri. Dikta memilih tuk duduk disofa seraya melirik gelagat samuel yg aneh.

"Bener..? Entar kangen gak nih..?"goda dikta.

"Lebih kangen kakak sih.."goda balik andien yg mampu membuat jantung dikta berdetak lebih kencang dari biasanya.

Niatnya pengen bikin andien baper eh ini malah diktalah yg baper karna perbuatanya sendiri. Sungguh ia merasa tengah terkena serangan jantung mendadak. Bagaimana mungkin seorang andien tersenyum lalu tertawa secantik itu.....?

"Kakak masih disitu..?"tanya andien bingung saat tiba-tiba layar hapenya item.

"Iya ada ko. Ohya ndien udah dulu ya ntar kita sambung lagi.."ucapnya dengan terbata-bata.

Terputuslah sambungan video call antar keduanya.
Dikta langsung menaruh hapenya pada meja dengan sedikit tenaga lalu dengan nafas yg tersisa dikta membuangnya lalu menghirupnya terus menerus.

"Sejak kapan adek gua manggil lo kakak..?"tanya samuel. Sungguh ia penasaran sedaritadi geli

"Sejak lo gak anggep dia adek lo lagi"jawab dikta santai.

"Kapan gua bilang.! Kapan gua bilang andien bukan adek gua lagi hah.! Kapan.!"jawaban dikta spontan membuat samuel emosi ia berdiri dari duduknya lalu melempar rokoknya kesembarang arah, sungguh nafasnya tidak beraturan saat ini.

"Iya sejak lo ngebiarin dia hidup sendirian dinegara orang sam. Lo tuh harusnya mikir gimana keadaan adek lo disana. apa dia makan enak? Apa dia tidur nyenyak? Apa dia punya temen baik? Mikir kesitu sam. Lo tuh egois.!"dikta berdiri lalu dengan satu hentakan ia keluar dari ruangan samuel dengan membanting kencang pintu.

"Bukan gua yg ngebiarin dia sendiri tapi dia yg pengen sendiri tanpa adanya gua.."ucapnya lirih.

Samuel terduduk lalu menopang wajahnya dengan kedua tangan kekarnya. Ia menitikan airmata yg telah lama ia pendam setelah keputusan sang adik untuk pergi dari sisinya.
Ini menyakitkan lebih dari ditolak aira berpuluh-puluh kali.
Samuel menangis untuk sang adik. Sungguh kelemahannya hanya satu yaitu andien andien dan andien.
Bagaimana bisa adiknya hidup dengan layak sedangkan andien sama sekali tidak mau dibantu oleh keluarga dornan.

Bagaimana mungkin ia mencintai adiknya...?
Bagaimana mungkin perasaan ini tumbuh disaat mereka pun tumbuh dirahim yg sama..?
Adiknya telah dewasa dan semakin cantik dengan kedewasaannya.
Rasa mencintai yg samuel punya hanyalah rasa menjaga seorang abang untuk adiknya. Sungguh!




Lelah😢tapi tetep semangat buat kalian.

bocoran dikit. Dipart selanjutnya bakalan ada yg ketemu loh.. kira kira siapa ya..?

@its.lann instargam☺

LO ABANG GUE (Part 2) SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang