8 - In Extra Class

37 17 1
                                    

[Lena P.O.V]

Hari ini, setelah menjalani kegiatan belajar-mengajar di kelas, aku langsung bergegas untuk pulang, namun ternyata urusanku di sekolah belum selesai, karena aku mendadak didatangi oleh cowok yang menyebalkan itu lagi, lagi, dan lagi.

“Hai, Lena!” sapanya padaku.

Aku tidak membalas sapaan itu, tetapi aku hanya tersenyum sinis setelah memandangnya. Iya, dia seorang badboy yang tadi, Ferdi.

Akhirnya aku membalas sapaan itu dengan dinginnya, “Hai juga, ngapain kau disini?”

“Aku ingin menginformasikan sesuatu. Katanya kau bakal ikut ekskul OSN, bukan?” duga Ferdi padaku.

Astaga. Darimana dia tahu kalau aku ingin ikut ekskul yang bermanfaat itu? Apakah dia seorang stalker? Aku sungguh risih pada cowok itu, pasti dia ingin ikut ekskul itu juga.

“Le-Lena? Woi!”

Seruan dan tepukan bahu cowok itu berhasil menyadarkanku dari lamunan dan pikiranku ini.

“Apa sih?” sahutku.

“Jawab aku dong! Kau ikut ekskul OSN kan?” tanyanya agak memaksaku untuk menjawab pertanyaan itu.

“Iya, kenapa?” jawabku singkat.

“Hari ini seleksi atau pembinaan OSN, Len. Kau mau ikut?”

“Astaga! Kenapa tidak ada yang memberitahuku soal ini? Ya Allah...,” kejut gadis itu.

“Maaf, Len, aku juga baru dikasih tahu tadi. Untung aku sudah bilang ke orang tuaku kalau aku pulang agak telat hari ini.”

“Ya sudah. Aku mau beritahu orang tuaku dulu. Bye!”

Aku langsung capcus saja, pergi dari hadapannya. Kesal sekali. Sebenarnya aku tidak mempermasalahkan kalau aku satu ekskul dengannya, tapi informasi mendadak itu langsung membangkitkan emosiku.

***

Ketika aku berada di ekskul OSN, aku masuk bidang Matematika. Mengapa? Karena aku tertarik dengan bidang yang satu ini. Bidang yang selalu terpaut dengan hitung-hitungan dan aku suka.

Dan ketika aku memasuki kelas Matematika, aku menyaksikan semua orang sudah berada di kelas dan siap untuk mendapatkan pelajaran yang tentu saja menambah wawasan mereka seputar matematika. Ah, malunya aku. Aku tidak tahu apa-apa, kalau hari ini ada pembinaan OSN.

Segera ku beranikan diri untuk mengetuk pintu kelas, dan aku akan masuk kelas setelah dipersilakan masuk oleh guru yang mengajar.

“Permisi, Bu,” ujarku sebelum memasuki kelas.

“Silakan.”

Aku pun masuk kelas dan menghampiri meja guru. Seketika itulah aku ingin melihat guru itu dengan saksama.

Kelihatannya aku pernah mengenal guru ini. Guru matematikaku pada saat aku memasuki kelas sementara, sebelum akhirnya aku masuk kelas X IPA 9. Oh Subhanallah! Itu Bu Las!

“Ma-ma-maaf, Bu Las. Saya terlambat, karena saya baru tahu informasi ini dari teman saya, jadi saya tidak tahu apa-apa soal ini,” kataku terbata-bata kepada Bu Las.

Untungnya, Bu Las hanya tersenyum. Beliau tidak marah padaku. Justru muka beliau semakin ramah suasananya. Lalu ia menjawab, “Tidak apa-apa, Nak. Silakan duduk. Terima kasih sudah hadir di kelas OSN Matematika.”

“Iya, Bu, sama-sama.”

Maka aku pun langsung duduk di tempat yang kosong. Dan ternyata, di sebelahku ada orang lain yang aku kenal sebelumnya.

Fer-naTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang